large_AMF08262.jpg

medium_AMF08262.jpg

small_AMF08262.jpg

thumbnail_AMF08262.jpg

AMF08262.jpg

Punya nilai klasik yang kental,&nbsp;anyaman bambu sebagai properti hingga kini tak kehilangan pamornya di tengah-tengah masyarakat. Anyaman memiliki filosofi tersendiri yaitu mempererat tali persaudaraan yang selama ini melekat sebagai salah satu kebudayaan Indonesia.Khususnya anyaman bambu memiliki banyak model yang&nbsp;dimodifikasi dalam berbagai bentuk, berupa keranjang, bakul nasi, kipas, topi, jok kursi, pagar bambu, kursi anyam, karpet, bambu, tas, tudung saji, atau piring anyam.Anyaman bambu sebagai properti bilik banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Fungsi dan kegunaan bilik umum nya dipakai untuk dinding rumah, gajebo, dan sejenisnya. Namun sering juga dipakai untuk pagar pembatas proyek pembangunan, hingga alas cor bangunan.<h2 style="text-align:justify;">Kelebihan Kegunaan Anyaman Bilik&nbsp;</h2><img src="/uploads/AMF_08253_109fc0a948.jpg" alt="AMF08253.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08253_109fc0a948.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08253_109fc0a948.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08253_109fc0a948.jpg 750w," sizes="100vw">Banyak yang mempertanyakan apa sih kelebihan atau keuntungan dinding yang menggunakan anyaman bilik bambu?Seperti kita ketahui bahwa ada dua jenis bilik bambu yang biasa digunakan sebagai penutup dinding bangunan. Masing-masing bilik tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda pula, sesuai dengan jenis bahan yang digunakan. Berikut perbedaannya;1. Bilik daging (bagian daging bambu) terbuat dari bagian daging bambu, biasanya tanpa corak atau polos yang terbuat dari bambu hitam atau bambu apus.2. Bilik hinis (kulit luar bambu/sembilu) terbuat dari kulit terluar dari bambu yang dianyam demikian rupa, bisa polos maupun corak/motif.<ul><li style="text-align:justify;">Bilik polos terbuat dari satu jenis bambu tanpa adanya motif atau corak, biasanya dari bahan hinis bambu apus.</li><li style="text-align:justify;">Bilik motif atau corak terbuat dari dua jenis atau lebih hinis bambu,biasanya bagian corak menggunakan bahan dari bambu hitam dan warna dasar dari bambu apus.</li></ul><h2 style="text-align:justify;">Perjalanan Bisnis Anyaman Bilik Ibu Susi</h2><img src="/uploads/AMF_08249_6a631bc28d.jpg" alt="AMF08249.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08249_6a631bc28d.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08249_6a631bc28d.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08249_6a631bc28d.jpg 750w,/uploads/large_AMF_08249_6a631bc28d.jpg 1000w," sizes="100vw">Peluang usaha inilah yang dimanfaatkan oleh Ibu Susi untuk menjadi pengrajin anyaman bilik. Ibu Susi sudah menjalankan usaha ini selama sekitar 25 tahun dari usaha turun temurun.Merupakan bisnis keluarga, Ibu Susi dibantu oleh sang suami dan anak dalam pengerjaan serta melakukan pemasaran barang ke luar kota melalui online dan kolega hingga ke daerah Jabodetabek. Selain suami dan anaknya, dahulu Ibu hanya memiliki pekerja sebanyak tiga orang. Namun sekarang, karyawan Ibu sudah mencapai 15 orang yang memiliki tugas untuk membuat motif, mengecat, dan mengamplas. Semua pekerja Ibu Susi merupakan para tetangganya sehingga Ibu dapat memberdayakan orang-orang di sekitarnya.Pesanan Ibu banyak digunakan untuk warung lesehan, bilik rumah tinggal, bilik rumah makan, dan pembuatan saung. Hasil anyaman bilik ini didistribusikan hingga ke daerah Bogor, Tangerang dan Jakarta. Bahkan Ibu juga pernah menerima pesanan untuk dikirim ke Qatar, Arab, dan juga Riyadh.Dalam satu minggu, Ibu dan pekerjanya bisa membuat 50 lembar bilik hingga 20 lembar bilik sehari saat banjir pesanan. Anyaman bilik Ibu biasa dijual mulai dari Rp60.000 hingga Rp175.000 tergantung dari ukuran dan jenis anyaman biliknya.Hasil keuntungan dari penjualan anyaman selama ini digunakan untuk sekolah anak, membantu perekonomian keluarga hingga membuka satu bengkel untuk pengolahan rotan.<h3 style="text-align:justify;">Harapan Bisnis Bilik Anyaman Bersama Amartha&nbsp;</h3>Meski sudah lama menjalankan usaha bilik anyaman, Ibu Susi mengaku sering kekurangan modal agar bisnisnya dapat terus berjalan di tengah gempuran produk-produk lain di pasaran. Hal inilah yang membuat Ibu Susi memutuskan untuk bergabung dengan Amartha. Modal dari Amartha sangat membantu perkembangan usaha anyaman bilik milik Ibu yang digunakan untuk membeli bahan baku seperti bambu batangan, kuas, cat minyak dan lain sebagainya.<blockquote>"Saya bersyukur sekali bisa mengenal Amartha, dulu sempat pinjam modal dari bank, dan koperasi desa namun masih tidak cukup untuk kebutuhan bisnis saya. Ditambah lagi sulitnya perizinan untuk mendapatkan modal. Tapi berkat Amartha, saya jadi bisa mendapatkan tambahan kekurangan modal tersebut”</blockquote>Selain itu, Ibu juga memiliki mimpi yang lebih besar untuk usahanya.<blockquote>"Saya berharap dapat membuka cabang di Tangerang karena banyak permintaan dari area Jabodetabek. Untuk saat ini saya dan bapak sedang mengumpulkan modalnya. Semoga keinginan saya cepat terkabul."</blockquote><h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ini saatnya kita bersama-sama dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Susi sebagai anyaman bilik, tapi juga pengusaha mikro lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Lestarikan Budaya Indonesia dengan Bisnis Anyaman Bilik

large_AMF08178.jpg

medium_AMF08178.jpg

small_AMF08178.jpg

thumbnail_AMF08178.jpg

AMF08178.jpg

Siapa yang tak suka dengan strawberry, buah kecil berwarna merah dengan rasa manis yang menyegarkan? Strawberry adalah salah satu buah yang&nbsp;terkenal dengan kandungan vitamin C yang begitu baik, serta kandungan folat atau vitamin B9 dan potasium. Ditambah lagi, buah strawberry juga kaya akan antioksidan dan senyawa tanaman yang membuat buah ini menjadi favorit banyak orang.Buah yang kaya akan vitamin ini juga banyak dijadikan olahan makanan dan minuman untuk disajikan sehari-hari. Karena banyaknya manfaat guna yang diberikan oleh buah strawberry, membuat buah ini banyak memiliki peminat. Peluang usaha inilah yang digunakan oleh Ibu Cuminah, mitra usaha Amartha untuk mulai melakukan budidaya strawberry.Ibu Cuminah dan suami mengakui jika sektor UMKM ini mampu mendatangkan keuntungan yang cukup tinggi, sehingga berkebun strawberry menjadi peluang dan prospek menjanjikan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.Sekedar informasi, strawberry dapat tumbuh pada kurang lebih 1.000-1500 meter dari permukaan laut.&nbsp;Budidaya tanaman strawberry ini sendiri dipengaruhi beberapa faktor serupa&nbsp; cuaca, tanah dan indikator lain.&nbsp;Strawberry tidak akan tumbuh dengan sempurna jika curah hujan datang setiap hari. Sebaliknya, tanaman ini dapat tumbuh dengan maksimal curah hujan sebanyak 600-700 mm per tahun di tempat di area mereka ditanam.Meskipun buah ini termasuk ke dalam kategori tanaman subtropis yang dapat tumbuh baik di sebagian besar wilayah Indonesia, nyatanya strawberry lebih mudah beradaptasi di dataran tinggi dengan suhu sekitar 17-20 derajat Celcius. Ditambah dengan asupan sinar matahari selama 8-10 jam setiap harinya untuk membantu strawberry&nbsp;tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, tak semua area di Indonesia baik untuk pertumbuhan tanaman strawberry.&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Perjalanan Usaha Budidaya Strawberry</h2><img src="/uploads/AMF_08157_e8580fd966.jpg" alt="AMF08157.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08157_e8580fd966.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08157_e8580fd966.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08157_e8580fd966.jpg 750w,/uploads/large_AMF_08157_e8580fd966.jpg 1000w," sizes="100vw">Salah satu area yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya strawberry ini adalah daerah Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat, yang merupakan tempat tinggal Ibu Cuminah.Ibu Cuminah dan suami memang belum terlalu lama menjalankan budidaya strawberry ini. Terhitung baru menginjak empat tahun mereka melakukannya. Sebelumnya, Ibu Cuminah dan suami berfokus untuk usaha tani tanaman lain seperti, jagung, cabai hijau, kacang merah, bawang dan masih banyak lainnya. Ibu telah menjalankan usaha tani ini selama 20 tahun yang juga merupakan usaha turun temurun. Barulah sekitar empat tahun belakangan Ibu Cuminah mulai mengembangkan usahanya ke budidaya strawberry. Selama empat tahun itu pula, Ibu sudah bergabung di Amartha dan mendapatkan permodalan.Alasan Ibu sebagai&nbsp;petani memilih usaha budidaya strawberry, adalah karena strawberry hanya membutuhkan dua bulan untuk siklus berbuah dari pembibitan. Buah ini juga mudah ditanam dan bisa panen dalam dua hari sekali. Selain hasil panennya yang terbilang cepat, buah ini juga banyak diminati oleh wisatawan.Sebut saja dalam sekali panen, Ibu Cuminah bisa mendapatkan 3 tray buah strawberry. Dalam 1 tray berisi 12 kilo buah strawberry dengan omset sekitar 700-800 ribu.Ibu mengatakan jika hasil dari budidaya strawberry yang belum lama ia lakukan ini, memang belum mencapai angka fantastis namun semakin meningkat seiring waktu.<blockquote>“Alhamdulillah mbak, walau belum seberapa. Hasil dari budidaya strawberry ini Ibu sudah bisa membeli motor dan juga membelikan kendaraan untuk anak ke sekolah. Ibu yakin kalau usaha stroberi ini bisa jadi besar dan akan terus ada banyak peminat”</blockquote>Sebagai petani, Ibu Cuminah bekerjasama dengan distributor untuk pengiriman strawberry yang dijual ke kota-kota besar, seperti area bandung, Jakarta, Sukabumi dan daerah wisatawan lainnya.&nbsp;Hasil strawberry tersebut juga dikirim ke supermarket hingga pasar induk yang ada di kota-kota besar di Indonesia.<h3 style="text-align:justify;">Harapan Usaha Budidaya Strawberry Bersama Amartha&nbsp;</h3><img src="/uploads/AMF_08182_1_905deacefb.jpg" alt="AMF08182 (1).jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08182_1_905deacefb.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08182_1_905deacefb.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08182_1_905deacefb.jpg 750w," sizes="100vw">Ibu mengaku jika usaha budidaya strawberry ini dapat berkembang setiap waktu karena juga ada andil dari Amartha.<blockquote>“Saya bersyukur sekali karena bisa mendapat modal sebesar 10 juta dari Amartha. Ibu jadi bisa gunakan untuk menambah lahan baru untuk (tanam) strawberry, buat beli bibit, pupuk, dan juga vitamin tanaman.”</blockquote>Tak berhenti hanya empat tahun ini. Ibu Cuminah memiliki keinginan untuk membeli lahan lagi yang lebih besar agar strawberry yang dihasilkan jadi lebih banyak. Lahan tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk budidaya sayur atau buah-buahan lainnya. Ibu percaya semakin banyak lahan yang bisa ia kelola maka ia juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.<blockquote>“Saya berharap bisa punya lahan yang lebih besar. Supaya panennya lebih banyak dan bisa buka lapangan pekerjaan untuk orang lain juga. Biar bagi-bagi rezeki juga.”</blockquote><h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Jangan sampai usaha dari Ibu Cuminah berhenti karena tidak mendapatkan akses pendanaan. Ini saatnya kita bersama-sama dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Cuminah, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a> &nbsp;

Manisnya Keuntungan Usaha Tani dari Budidaya Strawberry

large_AMF08104.jpg

medium_AMF08104.jpg

small_AMF08104.jpg

thumbnail_AMF08104.jpg

AMF08104.jpg

Siapa disini yang wajib sedia kerupuk sebagai pelengkap makanan utama? Tenang, bukan kamu saja yang punya kebiasaan ini. Faktanya camilan renyah ini memang sangat akrab bagi hampir setiap orang Indonesia untuk dinikmati karena kehadiran kerupuk dapat membangkitkan selera makan.Ada banyak sekali jenis kerupuk di Indonesia yang bisa kamu pilih. Salah satu yang menjadi favorit adalah kerupuk mie sangrai. Kerupuk mie kuning atau sering disebut kerupuk ojay atau juga kerupuk mie sangrai sudah menjadi kuliner khas Cimaung, kabupaten Bandung sejak lama.Pembuatan aneka jenis kerupuk ojay atau kerupuk mie sangrai tidak memerlukan keterampilan khusus, yaitu cukup menggunakan alat yang sederhana dan bahan yang tidak sulit didapat. Bahkan industri rumah tangga produksi kerupuk mie ojay ini juga dapat kamu temui di berbagai kota di Jawa Barat, salah satunya di daerah Cimaung, Bandung.Biasanya produksi pembuatan kerupuk mie sangrai terbagi dua yakni pembuatan kerupuk mentah dan kerupuk matangnya yang sama-sama menghasilkan potensi keuntungan. Potensi inilah yang dilihat oleh salah satu mitra Amartha, Ibu Tarliah untuk membuka produksi kerupuk matang mie sangrai.<h2 style="text-align:justify;">Perjalanan Usaha Produksi Kerupuk Mie Sangrai Ibu Tarliah</h2><img src="/uploads/AMF_08098_7eb7b3490b.jpg" alt="AMF08098.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08098_7eb7b3490b.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08098_7eb7b3490b.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08098_7eb7b3490b.jpg 750w,/uploads/large_AMF_08098_7eb7b3490b.jpg 1000w," sizes="100vw">Seperti yang sudah disebutkan, jenis kerupuk yang dijual ibu Tarliah adalah kerupuk mie sangrai yang sudah matang. Keunikan dari kerupuk ini adalah matangnya bukan digoreng, tetapi disangrai menggunakan pasir yang dipanaskan di wajan berukuran besar.&nbsp;Kerupuk pasir umumnya aman dikonsumsi karena bahan pembuatannya aman dan menggunakan garam khusus. Cara pembuatan inilah yang membuat kerupuk pasir renyah dan gurih.Kerupuk mie dapat dijadikan santapan harian sebagai pendamping menu utama, atau bisa juga sebagai cemilan sore yang disajikan dengan cocolan sambal. Namun, mendekati bulan Ramadhan, kerupuk ini akan mengalami peningkatan permintaan.Ibu Tariah sudah menjalani usaha kerupuk mie sangrai ini selama lima tahun. Sebelumnya, Ibu Tarliah bekerja di pabrik konveksi namun akhirnya memilih menjalankan usaha ini karena orang tua dari Ibu Tarliah sudah tidak bisa melakukan bisnis ini lagi.Dahulu Ibu hanya bekerja sendiri bersama bapak (suami), yang awalnya cuma produksi 20 kg dari kerupuk mentah dalam seminggu, sekarang Ibu bisa mencapai 80 kg kerupuk mentah/seminggu yang dibantu oleh lima orang karyawannya.Selama menjalankan usaha kerupuk mie sangrai ini, Ibu merasa sangat bangga karena sudah membuka lapangan kerja sebanyak lima orang yang bekerja di rumah produksinya, serta puluhan ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk membantu dalam pengemasan di rumahnya masing-masing.Produksi setiap hari, hasil kerupuk mie sangrai yang telah selesai digoreng langsung dikemas dan dibawa ke pasar, disebar ke toko-toko dan juga dijajakan keliling menggunakan mobil juga motor oleh karyawan ibu. Cocok dijadikan oleh-oleh, kerupuk mie sangrai ini bahkan sudah didistribusikan ke Pangalengan, Sukabumi, Bandung, Jakarta dan lain sebagainya.<h3 style="text-align:justify;">Harapan Usaha Produksi Mie Sangrai Bersama Amartha&nbsp;</h3><img src="/uploads/AMF_08123_e3f7646713.jpg" alt="AMF08123.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08123_e3f7646713.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08123_e3f7646713.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08123_e3f7646713.jpg 750w,/uploads/large_AMF_08123_e3f7646713.jpg 1000w," sizes="100vw">Kini sudah lima tahun terhitung sejak Ibu Tarliah bergabung di Amartha. Selama itu pula Ibu sudah menjalani usaha kerupuk mie sangrai ini dengan dukungan modal sebesar Rp6 juta rupiah dari pendana Amartha.<blockquote>“Alhamdulillah modal sebesar 6 juta dari (pendana) Amartha, bisa Ibu gunakan untuk membeli bumbu, membeli kerupuk mentah, kayu bakar dan juga alat memasak untuk membantu bisnis ini berkembang.”</blockquote>Berkat pendanaan tersebut produksi Ibu menjadi semakin besar dan membuat pendapatan ibu juga meningkat mencapai Rp3 juta dalam seminggu. Dari keuntungan yang dikumpulkan, Ibu kini bisa menyewa pabrik rumahan sebagai tempat untuk memasak dan menjemur kerupuk agar tidak perlu lagi bekerja di rumah Ibu yang sempit. Sebagai tambahan Ibu juga telah membeli mobil yang berguna untuk mengantarkan hasil kerupuk, setelah sebelumnya hanya menyewa.Namun, harapan ibu tak berhenti sampai disini. Ibu memiliki mimpi yang lebih besar, yakni ingin menyewa tempat lagi yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar bisa menampung ibu-ibu pekerja yang membantu membungkus kerupuk di satu tempat saja karena selama ini ibu-ibu pekerja mengerjakannya dari rumah masing-masing.Ibu juga berharap usaha ini dapat terus menjadi lebih besar agar dapat menyekolahkan ketiga anaknya hingga setinggi-tingginya.Simak video selengkapnya disini:

<h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ini saatnya kita bersama-sama dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Tarliah, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Peluang Usaha Kerupuk Mie Sangrai yang Wujudkan Banyak Mimpi

large_AMF08030.jpg

medium_AMF08030.jpg

small_AMF08030.jpg

thumbnail_AMF08030.jpg

AMF08030.jpg

Memiliki banyak manfaat serta punya nilai jual yang tinggi, membuat Ibu Wiwi memutuskan untuk menjadi petani lobak putih di kota asalnya, Pangalengan, Jawa Barat.Awalnya Ibu Wiwi membuka usaha warung kopi di rumahnya. Sedangkan suami dari Ibu Wiwi adalah seorang buruh pedagang telur di pasar. Setelah itu, sang suami mengikuti tetangganya yang membuka usaha jual-beli budidaya lobak putih.&nbsp;Pada akhirnya Ibu dan bapak memutuskan untuk menjalankan usaha budidaya lobak putih sendiri karena dinilai memiliki jumlah keuntungan yang tinggi. Mimpi Ibu Wiwi yang ingin mengembangkan usahanya membuat tekadnya bergabung di Amartha semakin besar. Saat ini Ibu sudah bergabung selama mitra Amartha selama tujuh tahun.Mulai di beberapa tahun terakhir, Ibu Wiwi memperbesar lahan kebunnya untuk ditanami cabe rawit, cabe keriting dan juga kopi dengan pertimbangan keuntungan, lamanya waktu panen, serta permintaan pasar yang cukup tinggi.<h2 style="text-align:justify;">Perjalanan Usaha Budidaya Lobak Putih</h2><img src="/uploads/AMF_07972_32c864189d.jpg" alt="AMF07972.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_07972_32c864189d.jpg 234w,/uploads/small_AMF_07972_32c864189d.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_07972_32c864189d.jpg 750w,/uploads/large_AMF_07972_32c864189d.jpg 1000w," sizes="100vw">Tujuh tahun yang lalu, Ibu Wiwi mengawali pinjaman modal dari Amartha hanya sebesar Rp1,5 juta rupiah lalu hingga kini Ibu sudah mendapatkan modal sebesar Rp12 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.&nbsp;<blockquote>“Alhamdulillah, modal dari pendana baik Amartha, Ibu dan bapak gunakan untuk menyewa lahan dan memperbanyak jenis tanaman seperti cabe dan kopi. Modal terakhir, kita sewa lahan di belakang rumah untuk budidaya lobak putih biar makin besar dan banyak panennya.”</blockquote>Tak hanya sewa lahan, Ibu Wiwi juga menuturkan modal dari pendana baik Amartha digunakan untuk pengadaan peralatan (cangkul, selang air, sarung tangan dsb), pembelian pupuk, vitamin, serta bibit yang berkualitas baik. Hal ini dikarenakan sebelumnya Ibu dan bapak sempat kesulitan karena bibit yang didapat jelek sehingga hasil panen tidak sesuai, disamping cuaca saat ini yang sering hujan dan menyebabkan bibit membusuk.Penambahan lahan membuat Ibu Wiwi serta merta juga membuka lapangan pekerjaan di desanya. Saat ini Ibu memiliki karyawan dengan total sembilan orang, dimana sebanyak lima orang membantu mengangkut lobak putih yang siap panen, serta empat orang lainnya membantu di kebun.Dalam sekali panen, kebun Ibu bisa menghasilkan 700 kg lobak putih segar yang langsung didistribusikan ke beberapa pabrik di Tangerang, Sukabumi, dan beberapa daerah lainnya. Lobak putih segar ini biasanya dapat langsung dijual ke supermarket atau juga diolah kembali di pabrik untuk dibuat menjadi bahan baku pembuatan kimchi dan didistribusikan kembali ke toko-toko melalui proses yang panjang.Selain lobak putih segar, ada banyak juga lobak putih yang rusak dan ditumpuk secara terpisah karena tidak lolos&nbsp;quality control untuk dijual kepada produsen. Namun lobak-lobak ini tidak langsung dibuang begitu saja. Lobak putih grade B ini diolah lagi oleh Ibu dan karyawannya, dibersihkan, dipotong-potong dan direndam untuk dijadikan asinan maupun acar.<blockquote>"Betul mba, lobak yang kualitasnya tidak mulus ini tidak langsung dibuang. Tapi kita olah jadi asinan. Prosesnya engga lama kok hanya 2-3 harian saja. Habis itu dibantu dijual kembali untuk dijadikan oleh-oleh, bahkan bisa dikirim antar pulau hingga ke Pontianak. Saya berusaha agar tidak ada hasil panen yang dibuang begitu saja"</blockquote><h2 style="text-align:justify;">Harapan Dari Usaha Budidaya Lobak Ibu Wiwi</h2><img src="/uploads/AMF_07979_d779909edf.jpg" alt="AMF07979.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_07979_d779909edf.jpg 234w,/uploads/small_AMF_07979_d779909edf.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_07979_d779909edf.jpg 750w,/uploads/large_AMF_07979_d779909edf.jpg 1000w," sizes="100vw">Selama menjalankan usaha UMKM budidaya lobak putih ini, hasil keuntungannya digunakan untuk menyekolahkan anak, membeli kendaraan motor, dan juga sewa lahan yang semakin besar. Namun tak cukup sampai disini, Ibu dan bapak juga memiliki keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi, membeli tanah sendiri dan juga rumah. Selain itu Ibu juga berharap agar usahanya semakin maju agar bisa berdayakan orang-orang di sekitarnya.<blockquote>“Ibu berharap supaya usaha ini semakin maju sampai bisa membeli lahan sendiri. Jadi Ibu bisa buka lapangan kerja untuk orang banyak untuk mengurangi pengangguran di kampung ini.”</blockquote>Ibu juga menyampaikan terima kasih kepada pendana baik Amartha atas modal yang disalurkan kepada para pengusaha mikro, salah satunya usaha tani seperti Ibu Wiwi dan pengusaha lainnya.<blockquote>“Ibu juga mau berterima kasih dengan Amartha dan para pemodal, karena sangat membantu sekali Ibu dan bapak untuk sewa lahan semakin besar. Bahkan saya dan bapak jadi salah satu yang mengelola kebun luas di area sini.”</blockquote>Tonton cerita lengkap mengenai semangat usaha budidaya Ibu Wiwi di youtube Amartha: &nbsp;

<h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ayo dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Wiwi, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Hidupi Keluarga Hingga Buka Lapangan Kerja dari Usaha Budidaya Lobak Putih

large_AMF03088.jpg

medium_AMF03088.jpg

small_AMF03088.jpg

thumbnail_AMF03088.jpg

AMF03088.jpg

Ibu Sri Nurhayati adalah salah satu mitra Amartha asal Solo, Jawa Tengah yang sudah menggeluti bisnis jahit rumahan selama 20 tahun lamanya.Dulu Ibu memiliki punya banyak karyawan penjahit hingga 10 orang, namun setelah sempat merasakan naik turunnya bisnis ini ditambah lagi dengan situasi pandemi, membuat bisnis Ibu semakin sulit untuk maju kembali.Ibu sudah menyukai aktivitas menjahit karena Ibu memiliki ketrampilan ini sejak muda dan menilai menjahit adalah pekerjaan yang cocok untuk dikerjakan ibu rumah tangga dari rumah. Hingga kini di tengah kesibukan Ibu sebagai ketua majelis Amartha, Ibu masih bisa menerima pesanan jahitan sambil mengurus anak.<h3>Perjalanan Usaha Jahit Ibu Sri Nurhayati</h3><img src="/uploads/AMF_03097_65a204c5ad.jpg" alt="AMF03097.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 1000w," sizes="100vw">Ibu Sri sudah bergabung menjadi mitra di Amartha selama tiga tahun. Selama itu juga Ibu memiliki cukup banyak perubahan di hidupnya. Ibu jadi memiliki kepercayaan diri kembali untuk melakukan usaha jahit ini setelah sempat mengalami kecelakaan dan terkena dampak pandemi.Pendanaan yang Ibu dapatkan dari pendana baik Amartha, ia gunakan untuk membeli dua buah mesin jahit dan mesin obras, lalu alat-alat pendukung lainnya seperti gunting, benang, jarum dan banyak lainnya.Saat ini Ibu bekerjasama dengan beberapa butik yang tersebar di area Jawa untuk mengisi produk jahitan di toko tersebut. Biasanya, pesanan datang secara berkala seminggu atau dua minggu sekali. Selain produk kebaya, Ibu juga menerima order berupa tas kain, baju daster, kemeja dan lain sebagainya.<blockquote>“Iya, untuk saat ini saya kerjasama dengan beberapa butik. Dalam sehari saya bisa menjahit 10-20 jahitan kebaya anak simpel. Tergantung dari jenis pakaian, dan juga tingkat kerumitan jahitan.”</blockquote><h3>Harapan Dari Usaha Jahit Rumahan Ibu Sri</h3>Dahulu penghasilan yang Ibu dapatkan dalam satu minggu bisa mencapai Rp5 juta rupiah. Memang jumlah yang mungkin terbilang cukup besar, namun hasil tabungan Ibu sudah banyak berkurang untuk pengobatan dirinya. Ibu pernah mengalami kecelakaan hingga tempurung kakinya pecah, uang keuntungan pun sempat habis untuk perawatan. Namun Ibu perlahan mulai bangkit lagi, dan beruntungnya usaha menjahit Ibu masih tetap bisa dilakukan.Kini walaupun Ibu melakukan bisnis ini sendirian, Ibu tak pernah mengeluh.&nbsp;<blockquote>“Selain usaha jahit ini, saya berharap bisa membuka bisnis lain seperti membuka toko oleh-oleh di jalan besar. Isinya jualannya bisa makanan dan juga hasil jahitan saya. Sekaligus membuka lapangan pekerjaan untuk para tetangga.”</blockquote><h3>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ayo dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Sri Nurhayati, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a> &nbsp;

Bangun Kembali Harapan Dari Hasil Bisnis Jahit Rumahan

large_AAA02891.jpg

medium_AAA02891.jpg

small_AAA02891.jpg

thumbnail_AAA02891.jpg

AAA02891.jpg

Ibu Sarniwa adalah satu mitra Amartha dari beberapa ibu rumah tangga lainnya yang membuka bisnis kerajinan anyaman rotan di Makassar, Sulawesi Tengah.Saat ditemui di rumahnya, Ibu Sarniwa antusias menceritakan pengalamannya selama membuka bisnis kerajinan rotan ini. Dia mengatakan bahwa sudah hampir 10 tahun lamanya membuka bisnis ini untuk membantu meringankan perekonomian keluarga. Saat ini, suami bekerja sebagai tukang ojek yang sesekali membantu Ibu untuk mengantarkan pesanan dari hasil kerajinan rotan yang Ibu kerjakan.&nbsp;<h3 style="text-align:justify;">Perjalanan Usaha Produksi Anyaman Rotan</h3>Awalnya Ibu Sarniwa belajar menganyam dari mertuanya yang juga sudah lebih dahulu membuka bisnis ini. Setelah itu mulai ikut usaha orang lain di kampungnya. Setelah mendapatkan kepercayaan diri dan ilmu yang cukup, Ibu memberanikan diri untuk membuka usaha ini sendiri yang kemudian semakin berkembang. Saat ini, Ibu memiliki dua orang karyawan yang membantu pekerjaannya.Tak disangka kerajinan rotan menjadi sebuah usaha baru yang memberikan banyak rezeki baginya, sehingga Ibu mampu membiayai kehidupan sehari-hari untuk keluarga dan penuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya hingga mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.<img src="/uploads/AAA_02909_5bab022d65.jpg" alt="AAA02909.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AAA_02909_5bab022d65.jpg 245w,/uploads/small_AAA_02909_5bab022d65.jpg 500w,/uploads/medium_AAA_02909_5bab022d65.jpg 750w,/uploads/large_AAA_02909_5bab022d65.jpg 1000w," sizes="100vw">Rotan-rotan yang dijual Ibu Sarniwa adalah jenis usaha UMKM yang diproduksi sendiri. Ibu serta merta menunjukan beberapa contoh anyaman yang terbuat dari rotan yang dibuatnya untuk dijual, diantaranya adalah tatakan piring, keranjang dan beberapa anyaman lainnya. Ibu mengatakan jika anyaman rotan ini sangat kuat dan bisa dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama.Kerajinan rotan buatan Ibu dibandrol dengan harga yang cukup murah, yakni mulai Rp5 ribu - Rp30 ribu untuk satu produk tergantung dari jenis dan ukuran anyaman rotan tersebut. Ibu dapat menjamin pelanggan akan mendapat dengan kualitas yang baik hingga bisa bertahan lama dalam pemakaiannya.Dalam sehari Ibu dan karyawannya bisa membuat anyaman sebanyak 20-50 buah,&nbsp; bahkan jika pesanan sedang membludak, Ibu bisa memproduksi anyaman hingga 400 pcs dalam seminggu. Dari bisnis anyaman rotan Ibu bisa mendapatkan omset mencapai Rp150.000 per hari.&nbsp;Saat ini, produk anyaman rotan Ibu rutin disetorkan di beberapa toko oleh-oleh atau dibuat melalui pesanan saat ada hari besar tiba. Hasil anyaman rotan Ibu penuh dengan variasi warna dan dengan berbagai macam jenis ini membuatnya terlihat menarik untuk dibeli.<blockquote>“Ibu dan teman-teman melakukan proses pembuatan anyaman rotan ini dari nol. Dari memotong triplek dan mengecat. Untuk prosesnya kadang menghabiskan waktu setengah hari atau lebih tergantung dari bentuk dan rumitnya.”</blockquote><h3 style="text-align:justify;">Harapan Usaha Anyaman Rotan Ibu Sarniwa</h3>Ibu sendiri telah bergabung di Amartha sudah lima tahun lamanya. Permodalan yang Ibu dapatkan dari pendana baik Amartha Ibu gunakan untuk membeli bahan baku membuat anyaman. Tak terkecuali, alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kerajinan anyaman rotan meliputi alat antara lain maje, pusut, meteran, potongan kuku, penjepit, sikat, palu, dan baskom.Ke depannya, Ibu memiliki harapan besar untuk membuka toko retail agar lebih memudahkan pelanggan untuk berbelanja.<blockquote>“Ibu sudah cocok sekali membuka usaha anyaman rotan ini, karena usaha ini bukan usaha musiman. Jadi masih banyak yang cari walau tidak ada hari khusus. Makanya Ibu punya mimpi untuk membuka toko terutama di pinggir jalan atau di pasar yang ramai dilewati pembeli.”</blockquote>Meski saat ini Ibu belum bisa membuka toko offline, Ibu tetap semangat dan bahkan menyemangati perempuan tangguh lainnya di luar sana untuk tetap berusaha untuk bisa sukses.Simak video bersama Ibu Sarniwa mengenai bisnis rotan miliknya, selengkapnya di bawah ini

<h3>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ini saatnya kita dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Sarniwa, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Menilik Produksi UMKM Kerajinan Anyaman Rotan Milik Ibu Sarniwa

large_AAA02830.jpg

medium_AAA02830.jpg

small_AAA02830.jpg

thumbnail_AAA02830.jpg

manisan buah segar

Manisan buah memang banyak diminati banyak orang. Camilan ini menjadi favorit di berbagai daerah karena terkenal dengan rasa yang lezat, menyegarkan dan memiliki berbagai variasi rasa dan tekstur yang menarik. Dapat dinikmati di berbagai kesempatan, manisan buah segar ini dapat disantap langsung atau digunakan sebagai tambahan dalam hidangan penutup.Seperti namanya, manisan buah dibuat dari buah-buahan segar yang diolah dengan gula yang direndam atau dikeringkan menjadi manisan. Selain memuaskan selera, manisan buah juga dapat memberikan manfaat kesehatan dari nutrisi buah-buahan yang terkandung di dalamnya.Manisan buah sendiri memiliki berbagai jenis, namun manisan buah segar yang basah serta manisan buah kering yang paling banyak ditemukan. Ini perbedaan keduanya:<ul><li style="text-align:justify;">Manisan Buah Segar&nbsp;</li></ul>Manisan buah segar cenderung mudah untuk dibuat dan umum ditemukan. Buah-buahan segar seperti apel, mangga, salak, pepaya, nanas, dan stroberi direndam dalam sirup gula atau larutan manis lainnya untuk menciptakan manisan yang lezat dan kenyal. Manisan buah segar ini dapat disantap langsung atau digunakan sebagai tambahan dalam hidangan penutup bersama dengan santapan es krim, atau yoghurt.<ul><li style="text-align:justify;">Manisan Buah Kering</li></ul>Manisan buah kering adalah hasil dari pengeringan buah-buahan segar. Buah-buahan seperti kurma, kismis, cranberry, dan persik dapat dikeringkan menjadi manisan kering. Manisan buah kering ini merupakan camilan yang praktis dan memiliki daya simpan yang lebih lama dengan kadar air yang lebih rendah, dan kadar gula yang lebih tinggi. Manisan kering ini biasanya dibuat dari buah yang memiliki tekstur lunak.<h2 style="text-align:justify;">Perjalanan Usaha Manisan Buah Segar Ibu Muniroh</h2>Peluang usaha manisan buah segar ini sudah dilakukan oleh Ibu Muniroh Efendi sebagai mitra usaha Amartha asal Makassar, Sulawesi Tengah selama 9 tahun.Usaha ini bukan bisnis pertama yang Ibu jalankan. Sebelum menjual manisan buah segar, Ibu juga pernah berdagang bakso, cilok, menjual aksesoris, pulsa, berbisnis pakaian hingga bisnis rumah makan ayam geprek. Di masa kejayaannya, usaha ayam geprek Ibu terbilang sukses hingga memiliki karyawan sebanyak 7 orang dan mampu untuk membeli kendaraan berupa motor untuk mengantar pesanan. Namun seiring berjalannya waktu, usaha ayam geprek Ibu memiliki banyak pesaing dan Ibu memutuskan untuk membuka usaha lain, termasuk berbisnis manisan buah segar.Ibu Muniroh telah&nbsp; bergabung di Amartha selama 3 tahun dan mendapat akses permodalan sebesar Rp9 juta yang digunakan untuk membeli bahan baku membuat manisan buah (gula, mangga, pepaya, salak nanas) dan juga alat seperti toples, pisau, blender, gelas, plastik, meja display dan lain sebagainya.Ibu Muniroh mulai berjualan jam 9 pagi hingga jam 10 malam. Namun saat bulan Ramadhan, Ibu berjualan mulai jam 1 siang hingga jam 1 malam. Manisan buah segar Ibu dijual mulai dari Rp5 rb atau tergantung dari permintaan pembeli. Dalam sehari, Ibu bisa mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp 600-700 ribu rupiah atau sekitar 2 karung buah yang digunakan.<img src="/uploads/AAA_02849_c6bc0e5cad.jpg" alt="AAA02849.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AAA_02849_c6bc0e5cad.jpg 245w,/uploads/small_AAA_02849_c6bc0e5cad.jpg 500w,/uploads/medium_AAA_02849_c6bc0e5cad.jpg 750w,/uploads/large_AAA_02849_c6bc0e5cad.jpg 1000w," sizes="100vw">Saat ini Ibu mencoba untuk membuka peluang reseller agar usaha Ibu bisa lebih cepat dikenal sekaligus membantu orang-orang untuk belajar membuka usaha sendiri. Dari hasil keuntungan berjualan manisan selama 9 tahun ini, Ibu telah memiliki 2 buah motor dan juga mampu menyekolahkan anak hingga selesai.Tak hanya enak dimakan langsung, manisan buah segar buatan Ibu Muniroh juga nikmat untuk dijadikan oleh-oleh dengan catatan ketahanan hingga 3 hari perjalanan.<blockquote>“Alhamdulillah, manisan buah segar ini sudah sampai dibawa ke Padang, Kalimantan hingga Bali dengan aman. Orang-orang suka karena katanya sambalnya otentik. Pedas, dan asinnya juga pas”</blockquote><h2 style="text-align:justify;">Harapan Usaha Manisan Buah Segar Bersama Amartha</h2>Melalui usaha manisan buah ini, Ibu Muniroh memiliki banyak mimpi yang belum terwujud. Melalui permodalan, kita bisa bantu untuk membuat mimpi Ibu menjadi nyata.<blockquote>“Ibu berharap bisa terus bersama Amartha yang selalu mendukung permodalan agar usaha Ibu bisa terus berjalan. Ibu juga memiliki harapan untuk membuka manisan ini di tempat lain supaya lebih banyak yang kenal dengan manisan buatan ibu.”</blockquote><h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Jangan biarkan usaha manisan buah segar Ibu Muniroh berhenti dan juga pengusaha UMKM wanita lainnya di seluruh Indonesia. Mari kita dukung bisnis mereka agar bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai dengan 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Menikmati Segarnya Manisan Buah Ibu Muniroh dengan Sambal Khas Rasa Otentik

large_AMF03145.jpg

medium_AMF03145.jpg

small_AMF03145.jpg

thumbnail_AMF03145.jpg

usaha souvenir

Solo, Jawa Tengah, adalah kota yang kaya akan budaya dan sejarah yang selalu menyimpan cerita dan hal unik yang tak pernah habis untuk dinikmati.Sebagai salah satu kota yang sarat akan budaya dan industri kreatif, tak mengherankan jika ada banyak pelaku UMKM yang lahir dan berkembang di kota ini. Salah satu contohnya adalah Ibu Dewi Mayangsari yang telah membuka usaha jahit souvenir selama 8 tahun lamanya, yakni sejak tahun 2016.Awal usaha ini dibangun karena banyaknya kain perca sisa produksi dari garmen dan industri kain rumahan dari hasil kenalannya. Dengan kondisi seadanya dan baru merintis, Ibu dan suami memilih usaha ini dikarenakan mereka mempunyai pengalaman dalam membuat tas dan dompet.&nbsp;Keahliannya dalam menjahit dan mengolah bahan menjadi souvenir tas atau dompet yang cantik membuat Ibu Dewi Mayangsari selalu kebanjiran orderan. Sejak saat itu, hasil karya souvenir Ibu Dewi Mayangsari laris di pasaran, karena souvenir Ibu memiliki ciri khas bentuk dan paduan bahan yang lebih kreatif untuk setiap produk yang dibuatnya. Saat ini ia mengaku telah memiliki pelanggan rutin untuk mengisi 10 toko yang tersebar di sekitar area Solo, dan Yogyakarta. Bahkan tak jarang juga Ibu mendapat pesanan perseorangan hingga pesanan souvenir untuk dikirim ke pulau Dewata, Bali.<img src="/uploads/AMF_03130_4317a30cd8.jpg" alt="AMF03130.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03130_4317a30cd8.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03130_4317a30cd8.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03130_4317a30cd8.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03130_4317a30cd8.jpg 1000w," sizes="100vw"><blockquote>“Ibu memang sejak dulu suka menjahit dan mengolah bahan/kain unik untuk dibuat menjadi tas atau dompet seperti ini. Awalnya saya belajar sendiri, lalu mulai mengajak teman-teman yang ingin belajar menjahit dan sekarang juga bekerja bersama saya”.</blockquote>Meski usaha Ibu Dewi terus berkembang sejak 8 tahun silam, namun usaha Ibu sempat terhenti akibat musibah pandemi yang menimpa beberapa tahun lalu. Banyak toko yang mulai tutup dan berdampak pada pesanan souvenir yang terus menurun. Akhirnya Ibu dan suami mulai beralih dengan berjualan masker yang saat itu sangat dibutuhkan.&nbsp;Perlahan-lahan nafas jualan tas dan dompet souvenir Ibu Dewi mulai muncul lagi dan terus berkembang hingga saat ini.<h2 style="text-align:justify;">Perkembangan Usaha Souvenir Bersama Amartha &nbsp;<img src="/uploads/AMF_03137_48b9eca236.jpg" alt="AMF03137.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03137_48b9eca236.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03137_48b9eca236.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03137_48b9eca236.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03137_48b9eca236.jpg 1000w," sizes="100vw"></h2>Saat ini, Ibu Dewi telah memiliki empat karyawan yang bekerja menjahit bersamanya yang bisa memproduksi 100 – 500 produk dalam satu minggu.&nbsp;Hasil dari kerajinan tangan dari Ibu Dewi Mayangsari dan teman-temannya dijual seharga Rp8.000 - Rp30.000 ke toko-toko supplier untuk dijual kembali secara rutin.&nbsp;Dari hasil keuntungan ini, Ibu bisa mendapatkan penghasilan bersih hingga Rp3 juta per minggunya yang digunakan untuk mengontrak rumah dengan area yang cukup besar agar dapat menampung semua hasil jahitannya. Tidak hanya ekonomi saya membaik, tapi anak saya juga sudah sekolah dengan tenang.Selama tiga tahun bergabung dengan Amartha, Ibu merasa bersyukur karena modal dari pendana baik Amartha dapat Ibu gunakan untuk menyetok bahan kain, benang dan juga pembelian alat menjahit yang amat diperlukan untuk melancarkan usaha ini.<blockquote>“Saya sangat berharap semakin banyak undangan&nbsp;acara UMKM seperti bazaar, agar hasil souvenir saya dan teman (penjahit) lain semakin banyak dikenal orang”.</blockquote><blockquote>“Saya juga berharap di kedepannya dapat membuka outlet sendiri untuk menjual hasil kreasi jahitan dari bahan-bahan sisa yang saya dan teman-teman buat. Semoga ini bisa tercapai juga dari dukungan pendana di Amartha”</blockquote><h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus memberdayakan mereka. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Raup Penghasilan Hingga Belasan Juta Per Bulan Berdayakan Pelaku UMKM Souvenir Lokal

large_AMF03070.jpg

medium_AMF03070.jpg

small_AMF03070.jpg

thumbnail_AMF03070.jpg

AMF03070.jpg

Bagi sebagian orang mungkin masih ada yang memandang sebelah mata pada jenis usaha jahit pakaian. Nyatanya, jenis usaha yang mayoritas berskala rumahan ini bisa menghasilkan keuntungan yang cukup besar dengan bermodalkan dana yang kecil.&nbsp;Jenis usaha ini masih sangat menguntungkan untuk dijalankan karena masih banyak orang yang membutuhkan jasa membuat baju dengan ukuran dan selera yang sesuai di tubuh mereka. Sebagian orang lebih menyukai pakaian&nbsp;customized yang dibuat oleh penjahit pilihan mereka dibandingkan dengan membeli pakaian yang sudah tersedia di pasaran, karena bisa disesuaikan dengan selera, model, bahan dan juga ukuran yang diinginkan.Permintaan jasa menjahit pakaian bukanlah usaha musiman, dan justru cukup tinggi permintaan menjelang hari-hari besar. Tak heran, bahkan permintaan menjahit di waktu-waktu tertentu dapat meningkat dua atau tiga kali lipat.<h3 style="text-align:justify;">Usaha Jahit Pakaian Demi Pengobatan Anak</h3>Hal ini juga yang terjadi pada usaha menjahit dan permak yang dijalankan oleh ibu Anastasia yang bertempat tinggal di Solo, Jawa Tengah. Ibu Anastasia bukanlah penjahit baru, ibu telah menjalankan usaha jahit pakaian ini sejak tahun 1991.Ibu Anastasia awalnya bersekolah di jurusan kejuruan menjahit, pada saat itu, pengajar ibu Anastasia melihat bakatnya yang luar biasa dalam menjahit. Sejak saat itu, ibu memutuskan untuk membuka usaha jahit pakaian yang kala itu masih cukup sulit menemukan usaha menjahit pakaian.Awalnya ibu hanya terima jahitan perorangan di rumah. Beberapa tahun berselang, ibu mendapatkan kesempatan untuk menjahitkan pakaian hingga bertemu dengan pelanggannya yang berasal dari Malaysia yang setiap tahun menggunakan jasa jahit ibu Anastasia untuk membuat pakaian keluarga dan juga saudaranya secara rutin.Namun sayang saat ibu Anastasia tengah kerepotan dalam mengurus pengobatan anak dan harus bolak-balik pergi ke rumah sakit, handphone ibu rusak dan semua nomor pelanggan ibu hilang. Termasuk pelanggan setianya yang berasal dari Malaysia.Meski begitu ibu tidak pernah mengeluh dan tetap bersemangat meski harus kehilangan salah satu pelanggan setianya. Ibu bertekad demi pengobatan anaknya hingga sembuh, ibu harus terus bekerja dan mencari peluang lainnya.<h3 style="text-align:justify;">Usaha Berkembang Saat Berkolaborasi Dengan Butik</h3><img src="/uploads/AMF_03076_af3d752b8d.jpg" alt="AMF03076.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 1000w," sizes="100vw">Saat ini, ibu rutin menjahit jenis kebaya untuk sebuah butik di Jakarta setiap bulannya. Selain itu ibu juga terima jahit perorangan. Kisaran biaya jasa menjahit pakaian memang tidak menentu tergantung tingkat kesulitan, namun dengan usahanya ini pendapatan ibu Anastasia mencapai 10 juta per bulan,&nbsp;lho!Sejak bergabung di Amartha, ibu jadi bisa menyetok bahan benang jahit, membeli mesin jahit dan juga mesin obras untuk melancarkan pekerjaannya.<blockquote>“Dulu ibu belum punya mesin sendiri, otomatis pinjam dari teman dengan model mesin lama.”</blockquote>Ibu Anastasia mengungkapkan jika salah satu tantangan terbesar dari usaha menjahit ini adalah kepuasan pelanggan.&nbsp;<blockquote>“Seringkali pelanggan meminta revisi ini itu. Meski cenderung berkali-kali, tapi saya tetap berusaha memperbaiki hasil jahitan hingga pelanggan merasa puas. Karena, kebahagiaan pelanggan adalah no 1.”</blockquote>Kini harapan ibu tidak muluk-muluk. Setelah selesai dengan pengobatan anaknya, ibu berharap dapat memiliki toko alat-alat jahit setelah selesai membiayai pendidikan anak bungsunya hingga lulus.<h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus memberdayakan mereka. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Bertahan Demi Pengobatan Anak, Hasil 32 Tahun Usaha Jahit Pakaian

large_AMF01455-2.jpg

medium_AMF01455-2.jpg

small_AMF01455-2.jpg

thumbnail_AMF01455-2.jpg

AMF01455-2.jpg

23 tahun dalam membangun usaha produksi alat masak, bukanlah waktu yang sebentar. Usaha pembuatan perkakas dapur ini sudah dilakukan oleh Ibu Siti Fatonah dan suaminya, Hariyadi, sejak tahun 90-an. Ibu Siti yang telah berkecimpung dengan alat masak selama lebih dari 20 tahun ini juga sudah mengalami pasang surut dihantam krisis termasuk saat pandemi Covid-19 melanda.Dalam kesehariannya bekerja, Ia dan suami dibantu dengan 3 orang tetangga dan anggota keluarga lain untuk memproduksi alat masak sederhana yang dipasarkan berkeliling oleh tenaga pemasar yang dimilikinya, atau juga dititipkan di pasar dan di toko-toko terdekat. Saat ini, alat-alat masak produksi ibu dan bapak sudah berkeliling area Jawa, hingga Surabaya.<img src="/uploads/AMF_01471_2_57ed2bb27c.jpg" alt="AMF01471-2.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_01471_2_57ed2bb27c.jpg 234w,/uploads/small_AMF_01471_2_57ed2bb27c.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_01471_2_57ed2bb27c.jpg 750w,/uploads/large_AMF_01471_2_57ed2bb27c.jpg 1000w," sizes="100vw">Dalam sehari, Ibu Siti dan suami bisa membuat 15-20 lusin perkakas masak dengan berbagai macam jenis yang dibanderol dengan harga mulai dari 150 ribu per lusi tergantung dari ukuran dan jenisnya. Beberapa peralatan masak yang ibu produksi diantaranya, seperti pisau, sutil, centong, saringan, panci dan lain sebagainya. Perkakas dapur yang terbuat dari stainless steel ataupun aluminium ini memang paling laris di pasaran, sehingga paling sering dan banyak untuk diproduksi.Dalam mendapatkan bahan baku untuk produksi alat masak ini Ibu Siti harus memesannya dari di daerah Pekojan. Untuk bahan stainless harganya Rp 135 ribu per lembar, sedangkan untuk aluminium Rp240 ribu per lembarnya, sehingga seringkali Ibu Siti membutuhkan modal lebih untuk menyetok bahan baku.Dukungan modal inilah yang membuat Ibu Siti memutuskan untuk bergabung di Amartha. Ibu mulai mengenal Amartha dari salah satu tetangganya yang juga seorang mitra usaha Amartha. Pendanaan yang didapat dari pemodal Amartha, Ibu gunakan untuk modal membeli alat dan bahan dalam pembuatan alat masak. Segala usaha yang Ibu Siti dan suami lakukan membuahkan hasil, karenanya dari usaha produksi alat masak ini, Ibu Siti bisa menyekolahkan anak-anaknya. Saat ini ada yang sudah bekerja di area Jakarta, Bogor dan juga Bali, dan dua orang yang paling muda masih berada di sekolah tinggi farmasi, serta SMKN 7 Semarang.<blockquote>“Sebelumnya, saya dan bapak cukup sulit mendapatkan modal untuk membeli alat getok untuk mempermudah pekerjaan. Tapi Amartha bisa berikan modal sehingga alat yang kami gunakan bisa lebih baik.”</blockquote><blockquote>“Saya juga bersyukur walau bisnis sempat jatuh bangun saat pandemi, tapi lihat anak-anak saya bisa lulus dari perguruan tinggi dan mereka bisa berprestasi itu luar biasa rasa bangganya saya dan bapak.”</blockquote><h2 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h2>Jangan biarkan usaha yang sudah dilakukan selama 23 tahun ini berhenti berproduksi. Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus berdampak positif untuk Indonesia. Amartha mengajak kamu untuk turut serta dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami.&nbsp;Dapatkan juga keuntungan imbal hasil hingga 15%&nbsp;flat per tahun setiap modalin mitra usaha pilihanmu mulai dari 100 ribu rupiah!Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

23 Tahun Produksi Alat Masak Wujudkan Pendidikan Terbaik Untuk Anak-anaknya

large_AMF01397-2.jpg

medium_AMF01397-2.jpg

small_AMF01397-2.jpg

thumbnail_AMF01397-2.jpg

AMF01397-2.jpg

Usaha konveksi adalah satu bidang usaha yang masih cukup tinggi di Indonesia. Tipe usaha ini adalah menawarkan produksi pakaian secara massal, atau dalam artian lain partai besar sesuai permintaan. Alasan yang mendasarinya adalah karena pakaian sebagai kebutuhan pokok manusia yang sering mengalami perubahan tren dan fungsi dari hari ke hari.&nbsp;Tidak hanya digunakan untuk melindungi tubuh, bahkan pakaian juga dapat digunakan sebagai atribut identitas. Misalnya, untuk seragam sekolah, seragam kantor bahkan media promosi berkampanye. Beberapa hal inilah yang menjadikan usaha pakaian atau konveksi tidak pernah mati.Salah satu pemilik usaha konveksi ini adalah ibu Siti Romawati. Sudah selama 30 tahun, ibu menjalankan usaha konveksi ini dari turun temurun. Beragam jasa dari produksi pabrik rumahan ibu Siti, termasuk diantaranya adalah usaha baju seragam, baju anak, seragam instansi, emboss handuk, membuat pola baju, jasa jahit aja.Saat ini ibu sudah memiliki lima orang pekerja yang juga tetangganya, dengan alasan ingin membantu membukakan lapangan pekerjaan. Tak berjuang sendiri, sang suami juga turut membantu mengembangkan rumah produksi konveksi ini sebagai penanggung jawab pembuatan bordir dan pemrograman.Rumah produksi ini terus beroperasi bahkan di hari sabtu-minggu dengan sistem shift karyawan. Sempat membludaknya pesanan, terkadang harus diselesaikan dengan cara begadang. Sayangnya usaha ibu dan bapak tak selalu mulus. Ibu mengungkapkan pernah dibohongi oleh salah satu pemesan dengan orderan besar hingga 400 kaos sebuah instansi hingga akhirnya tidak terbayarkan lunas. Pada akhirnya kaos tersebut menjadi percuma dengan kerugian jutaan yang harus ibu tanggung.Selain jatuh bangunnya usaha konveksi ini termasuk saat kekurangan modal, ibu juga menyayangkan generasi saat ini yang kurang tertarik dengan keterampilan menjahit.Oleh karena itu, ibu seringkali bekerjasama dengan beberapa sekolah kejuruan atau instansi jika ada pelajar yang mau mencoba belajar menjahit. Harapan ibu juga bisa membuka kursus menjahit untuk anak-anak muda agar bisa melanjutkan usaha konveksi yang masih akan terus hidup sesuai dengan permintaan pasar."Ibu berharap pendanaan dari Amartha tak hanya digunakan untuk menjadi modal untuk usaha konveksi ibu, tapi juga bisa untuk membuka kursus bagi anak-anak muda yang mau belajar."<h2>Dukung Impian Ibu Siti Dengan Mendanai di Amartha</h2>Mari kita dukung impian ibu Siti dan juga bisnis pengusaha UMKM lainnya agar bisa terus berdampak positif untuk Indonesia. Amartha mengajak kamu untuk turut ber-HARMONI dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda berharmoni bersama Amartha dengan kunjungi&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/amartha/lenders-corner/berharmoni-bersama-amartha-dukung-umkm-merdeka-OOH/">s.id/HARMONI</a> atau&nbsp;<a href="https://amartha.com/">amartha.com</a> untuk mainkan peran Anda bersama kami.&nbsp;Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah!Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Sempat Dibohongi, Ibu Siti Pantang Menyerah Menjahit Rejeki Dari Usaha Konveksi

large_AMF01124-2.jpg

medium_AMF01124-2.jpg

small_AMF01124-2.jpg

thumbnail_AMF01124-2.jpg

AMF01124-2.jpg

Tak diragukan lagi, jika camilan keripik yang gurih dan renyah menjadi favorit keluarga Indonesia dengan banyaknya pilihan dari berbagai daerah dengan harga yang terjangkau.Industri F&amp;B ini bagi pelaku UMKM Indonesia tentu menjadi industri bisnis yang cukup menggiurkan. Potensi usaha ini jugalah yang ibu Sukarmi jalankan selama 16 tahun.Beliau menceritakan usaha yang dulu dirintis dengan peralatan sederhana, hanya menggunakan kompor minyak dan wajan kecil. Per harinya saat itu dia hanya memproduksi sekitar 1 kg keripik hanya dengan dua jenis keripik saja.Sekarang bisnis keripik ibu Sukarmi sudah semakin berkembang dengan produksi mencapai 10 kg dengan 7 jenis keripik, diantaranya keripik pisang, keripik singkong, keripik ubi, keripik talas, peyek kacang hijau, peyek kacang tanah dan juga peyek udang rebon.Untuk pemasarannya sendiri, ibu dan bapak melalui supplier dan juga ke warung-warung di kota besar Semarang. Dalam sehari sekitar 400-500 bungkus keripik ludes dengan omzet sekitar Rp800.000 per hari.<blockquote>“Ibu mulai mengolah keripik dari malam hari, dilanjutkan untuk menggoreng di pagi hari setelah ibadah subuh, supaya pagi hari bisa langsung dikirim. Alhamdulillah modal dari Amartha bisa untuk dipakai beli bahan-bahan keripik dan juga alat untuk memasak.”</blockquote><h2>Harapan Usaha Keripik Bersama Amartha</h2>Saat pandemi, ibu Sukarmi sempat terima pesanan yang cukup besar karena orang-orang lebih memilih berbelanja online. Alhasil, pesanan keripik ibu cukup laris dibantu dipasarkan oleh keponakannya di Jakarta dan juga Bandung.Namun, saat ini ibu ingin lebih berfokus untuk memperluas usaha rumah usahanya hingga mimpinya untuk membuka toko offline terlaksana.Harapannya ibu saat ini adalah bisa memperluas usaha dengan cara menambah varian keripik lainnya.<h2>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h2>Meski dengan omzet hingga jutaan per hari, ibu Sukarmi masih ingin mengembangkan usahanya hingga kamu para pendana baik bisa menikmati gurihnya keripik ibu Sukarmi juga.Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus berdampak positif untuk Indonesia. Amartha mengajak kamu untuk turut ber-HARMONI dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.&nbsp;Sekarang giliran Anda berharmoni bersama Amartha dengan kunjungi&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/amartha/lenders-corner/berharmoni-bersama-amartha-dukung-umkm-merdeka-OOH/">s.id/HARMONI</a> atau&nbsp;<a href="https://amartha.com/">amartha.com</a> untuk mainkan peran Anda bersama kami.&nbsp;Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Renyahnya Usaha Keripik UMKM Dengan Omzet Hingga Jutaan Per Hari!

large_AMF01040.jpg

medium_AMF01040.jpg

small_AMF01040.jpg

thumbnail_AMF01040.jpg

AMF01040.jpg

Usaha mebel adalah salah satu jenis usaha yang cukup banyak dilakukan oleh masyarakat di pedesaan. Usaha mebel ini biasanya berfokus pada pembuatan dan penjualan berbagai jenis furniture atau perabotan, seperti kursi, meja, lemari, rak, dan lain sebagainya.Meskipun ini termasuk ke dalam bisnis yang memerlukan modal yang cukup besar, nyatanya usaha satu ini masih banyak dilirik para wirausahawan karena keuntungannya yang sepadan dengan pangsa pasar yang cukup luas. Sama halnya dengan ibu Mutmainah yang telah menggeluti bisnis furnitur ini sejak 2012 tahun bersama sang suami.Keuletan bapak dalam membuat barang-barang furniture, membuat usaha yang dibangun bersama ibu Mutmainah mengalami perkembangan yang pesat.Dari usaha ini ibu kini sudah memiliki tiga orang karyawan yang membantu mengembangkan usahanya hingga bisa membangun rumah yang saat ini menjadi tempat tinggalnya.<h2>Omzet Usaha Mebel Yang Menjanjikan</h2><img src="/uploads/AMF_01061_a11af241c2.jpg" alt="AMF01061.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_01061_a11af241c2.jpg 234w,/uploads/small_AMF_01061_a11af241c2.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_01061_a11af241c2.jpg 750w,/uploads/large_AMF_01061_a11af241c2.jpg 1000w," sizes="100vw">Selama lebih dari 10 tahun berbisnis, halang rintang dalam menjalankan usaha tentu tak dapat dihindarkan. Pada saat pandemi produksi mebel sempat berhenti, dan dilanjutkan berjualan dengan bahan seadanya. Tak ayal juga ibu dan bapak hanya membuat furnitur sederhana sesuai kebutuhan pembeli.Namun, kini nafas produksi sudah kembali menyala berkat bantuan modal dari Amartha. Modal ini ibu gunakan untuk membeli kayu sebagai material atau bahan baku yang digunakan untuk membuat mebel. Karena sebelumnya, hal ini seringkali menjadi kendala tersendiri apabila terjadi kekurangan bahan dalam produksi mebel.<blockquote>"Alhamdulillah sejak pandemi selesai dan anak-anak/ pelajar mulai kembali ke sekolah, usaha mebel ibu jadi ramai kembali. Dana dari Amartha sangat membantu ibu dalam pembelian bahan baku seperti kayu jati, kayu mahoni, lem, gergaji dan bahan lainnya. Karena biasanya pembeli membayar saat barang selesai, sehingga ibu sering kekurangan modal."&nbsp;</blockquote>Memang tak disangka, usaha mebel ini cukup menjanjikan dengan omzet jutaan setiap bulannya. Sebut saja, belum lama ini salah satu sekolah di desanya memesan untuk dibuatkan 100 unit kursi dan 50 unit meja untuk keperluan pembelajaran yang harus selesai dalam kurun waktu 1,5 bulan saja.Sebagai informasi, untuk penjualan 1 set meja belajar yang berisi 2 kursi dan 1 meja dihargai sekitar Rp800.000 sehingga omzet bisa mencapai puluhan juta!<h2>Harapan Ibu Untuk Usaha Mebel Bersama Amartha</h2>Ibu berharap Amartha dan para pendana bisa terus mendukung usaha UMKM seperti ini dan juga usaha ibu di pedesaan lainnya. Sama-sama berjuang bersama Amartha, ibu Mutmainah dan suami mengungkapkan keinginannya untuk terus belajar mengenai desain model mebel terkini.Ia ingin terus update terkait selera pasar terkini, sekaligus bisa memanfaatkan sosial media untuk mencari tahu apa yang sedang menjadi tren dan banyak diminati oleh pengguna.So, jangan biarkan semangat ibu Mutmainah pudar&nbsp; hanya karena kekurangan akses permodalan. Amartha mengajak kamu untuk turut ber-HARMONI dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.&nbsp;Sekarang giliran Anda berharmoni bersama Amartha dengan kunjungi&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/amartha/lenders-corner/berharmoni-bersama-amartha-dukung-umkm-merdeka-OOH/">s.id/HARMONI</a> atau&nbsp;<a href="https://amartha.com/">amartha.com</a> untuk mainkan peran Anda bersama kami.&nbsp;Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Harmoni Kisah Dalam Usaha Mebel Ibu Mutmainah

large_AMF01257-2.jpg

medium_AMF01257-2.jpg

small_AMF01257-2.jpg

thumbnail_AMF01257-2.jpg

AMF01257-2.jpg

Dimulai dari keinginan ibu Sri Lestari untuk menjaga anak bungsunya di rumah, ia rela melepas pekerjaannya sebagai Quality Control pada pabrik garmen yang bertempat di pelabuhan.&nbsp;Baru sekitar 5 tahun ibu Sri membuka jasa menjahit tas, namun ibu sudah mengemban banyak tugas untuk sekitarnya. Dimulai dari terpilihnya beliau sebagai ibu RT untuk kawasannya, hingga memberdayakan penjahit lainnya untuk membantunya dalam mengembangkan jasa menjahit tas.Awalnya ibu Sri merasa berat meninggalkan pekerjaan yang telah ia nikmati selama berpuluh tahun lamanya, terlebih lagi belum ada pengalaman dalam menjahit tas sebelumnya. Tapi, dengan tekad yang kuat, ibu Sri belajar otodidak bersama adik dan ibunya yang sudah menggeluti dunia menjahit ini terlebih dahulu.<h3>Kembangkan Jasa Jahit Modal Kecil Untuk Berdayakan Perempuan Sekitar</h3><img src="/uploads/AMF_01240_2_2dcf5af08a.jpg" alt="AMF01240-2.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_01240_2_2dcf5af08a.jpg 234w,/uploads/small_AMF_01240_2_2dcf5af08a.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_01240_2_2dcf5af08a.jpg 750w,/uploads/large_AMF_01240_2_2dcf5af08a.jpg 1000w," sizes="100vw">Saat ini jasa jahit tas maupun pakaian semakin sulit dicari karena skill yang dibutuhkan cukup sulit dipelajari ataupun jarang diminati. Padahal, jasa menjahit hanya perlu modal dana yang kecil, disertai waktu dan ketekunan sebagai modal yang besar.Awalnya itu Sri membuka jasa ini sendirian, seiring berjalannya waktu, ibu Sri menerima banyak pesanan dan memutuskan untuk mengajak beberapa sahabatnya untuk menjalani usaha ini.Tak sembarang memilih pekerja, ibu Sri memilih perempuan karena cenderung memiliki tingkat telaten dan kerapihan yang tinggi agar pelanggan yang memakai jasa jahit puas.<blockquote>“Alhamdulillah bermodalkan satu mesin jahit masing-masing di rumah, kita bisa membuka lapangan pekerjaan khususnya untuk para perempuan dalam menghidupi keluarganya”</blockquote>Tak disangka, bisnis jasa menjahit ini ternyata cukup menguntungkan. Satu kali menjahit tas berukuran sedang dihargai Rp 1.100 rupiah yang biasanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja!Bagi ibu yang sudah terbiasa menjahit, dalam satu hari bahkan bisa mengerjakan pembuatan tas hingga 100 pcs. Tentunya ini bukan jumlah yang sedikit, kan?Terkadang ibu Sri ingin menambah modal mesin jahit untuk perempuan lain yang ingin ikut serta dalam mengerjakan jasa jahitan ini. Meski baru di tahun pertama ibu Sri bergabung dengan Amartha, ibu Sri yakin bisa berdayakan lebih banyak ibu-ibu lainnya melalui permodalan dari Amartha dan mencapai kesejahteraan merata.<h2>Dukung Perempuan Tangguh di Seluruh Indonesia</h2>Ayo bersama dengan Amartha, kami ingin mengajak kamu untuk turut ber-HARMONI dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan&nbsp;download dan lakukan pendanaan di Amartha.&nbsp;Sekarang giliranmu untuk berharmoni bersama Amartha dengan kunjungi&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/amartha/lenders-corner/berharmoni-bersama-amartha-dukung-umkm-merdeka-OOH/">s.id/HARMONI</a> atau&nbsp;<a href="https://amartha.com/">amartha.com</a> untuk mainkan peranmu bersama kami.&nbsp;Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Bermodal 1 Mesin Jahit, Berdayakan 5 Perempuan Tangguh

large_AMF01332-2.jpg

medium_AMF01332-2.jpg

small_AMF01332-2.jpg

thumbnail_AMF01332-2.jpg

AMF01332-2.jpg

Sudah 15 tahun, ibu Eti Sumarni memilih untuk memulai usaha tahu goreng yang bertempat di rumahnya, Ngadirgo, Semarang.Ibu Eti dan suaminya mengaku memilih usaha tahu goreng ini, lantaran rumah ibu Eti yang dekat dengan pasar dan juga hobi memasak. Ibu berpikir jika menjual produk tahu yang digoreng itu bukanlah bisnis musiman, karena masyarakat Indonesia sudah cukup akrab dengan berbagai macam jenis “Gorengan”.Tak hanya satu jenis, berbagai macam tahu goreng, bisa kamu dapatkan dari rumah produksi ibu Eti, diantaranya adalah tahu pong, tahu kuning, dan juga tahu kencong. Untuk macam tahu ini sendiri memiliki kisaran harga yang beragam mulai dari Rp 2.000 satu plastik berisi 6 buah tahu, hingga ribuan jumlah tahu pesanan dalam sehari yang dikemas di dalam tong.<h3>Omzet Jutaan Sebulan Bantu Supply Rumah Dagang Lainnya</h3><img src="/uploads/AMF_01334_2_cbd0719f75.jpg" alt="AMF01334-2.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_01334_2_cbd0719f75.jpg 234w,/uploads/small_AMF_01334_2_cbd0719f75.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_01334_2_cbd0719f75.jpg 750w,/uploads/large_AMF_01334_2_cbd0719f75.jpg 1000w," sizes="100vw">Bersama dengan tiga orang karyawan yang juga para tetangga, mereka mulai menggoreng sejak tahu datang dari pabrik di jam 3 pagi hingga subuh datang. Setelahnya, ibu Eti bersiap membawa dagangan ke pasar untuk diberikan kepada reseller. Tak sampai disitu, ibu Eti dan karyawannya mulai memasak lagi di jam 12 siang hingga jam 3 sore untuk dijual lagi ke pasar.<blockquote>“Ibu tidak pernah libur untuk menggoreng tahu, karena ada pelanggan rumah dagang yang menjual bakso yang membutuhkan tahu pong dari ibu.”</blockquote><blockquote>“Memang capek, sehari harus dua kali menggoreng sejak jam 3 pagi, tapi ada banyak penjual yang menunggu stok tahu dari ibu. Sekali pesanan bisa mencapai ratusan tahu goreng, hingga empat tong besar”</blockquote>Alhamdulillah, dari satu reseller ibu bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 300 ribu dalam sehari. Untuk saat ini ibu punya beberapa reseller termasuk supply rumah dagang bakso yang wajib ibu Eti sediakan.<h3>Harapan Sekolahkan Anak Hingga Setinggi-tingginya</h3><img src="/uploads/AMF_01286_2_aa52848f46.jpg" alt="AMF01286-2.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_01286_2_aa52848f46.jpg 234w,/uploads/small_AMF_01286_2_aa52848f46.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_01286_2_aa52848f46.jpg 750w,/uploads/large_AMF_01286_2_aa52848f46.jpg 1000w," sizes="100vw">Saat ini suami ibu Eti merupakan supir bus luar kota yang cukup jarang pulang. Dalam kesehariannya, ibu hanya dibantu oleh para karyawannya, serta mengendarai sendiri gerobak motor untuk mengangkut tahu goreng ke tempat reseller.Tapi ibu Eti tidak pernah menyerah, beliau punya harapan ingin menyekolahkan ketiga anaknya hingga setinggi-tingginya.Ibu bersyukur karena mengenal Amartha disaat yang tepat, karena ibu sedang ingin memperluas usahanya untuk menjual berbagai macam gorengan lain demi mencapai harapannya.<h2>Dukung Perempuan Tangguh di Seluruh Indonesia</h2>Impian ibu Eti hanyalah satu dari sekian banyak perempuan hebat yang pantang menyerah untuk bisa mendapatkan kesejahteraan merata. Oleh sebab itu, Amartha mengajak kamu untuk turut ber-HARMONI dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan&nbsp;download dan lakukan pendanaan di Amartha.&nbsp;Sekarang giliran Anda berharmoni bersama Amartha dengan kunjungi&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/amartha/lenders-corner/berharmoni-bersama-amartha-dukung-umkm-merdeka-OOH/">s.id/HARMONI</a> atau&nbsp;<a href="https://amartha.com/">amartha.com</a> untuk mainkan peran Anda bersama kami.&nbsp;Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Gurihnya Bisnis Tahu Goreng, Raih Keuntungan Hingga Jutaan Perbulan

large_IMG_0324.jpg

medium_IMG_0324.jpg

small_IMG_0324.jpg

thumbnail_IMG_0324.jpg

IMG_0324.jpg

Bergonta ganti bisnis bagi para pengusaha UMKM memang bukanlah hal yang mengherankan. Meski harus melalui masa-masa sulit, namun kebutuhan sehari-hari membuat para pengusaha harus terus semangat untuk terus bangkit.Hal ini juga yang dirasakan oleh ibu Rini Yulianti. Di awal mula bergabung sebagai mitra Amartha, ibu rini masih membuka usaha warung bakso yang terbilang cukup ramai hingga bisa meraih omset Jutaan per bulan. Namun sayangnya ketika pandemi datang, warung pun menjadi sepi para pembeli. Belum lagi wabah PMK, yakni penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar yang sempat menggemparkan beberapa waktu lalu.Alhasil, usaha warung bakso yang menjadi sumber penghasilan utama keluarga ibu Yuni menjadi berkurang bahkan hampir tidak ada.&nbsp;<h2>Berganti Usaha Menjadi Live Shopper</h2>Saat ibu Yuni kebingungan untuk mendapatkan penghasilan, tim business partner Amartha menyarankan ibu untuk beralih usaha. Berkat bimbingan dari para tim&nbsp;business partner&nbsp;Amartha, ibu Yuni ingin mencoba berbisnis jualan&nbsp;online. Pada waktu itu, digitalisasi masih belum merata di area rumah ibu Yuni. Sehingga ibu Yuni memiliki keinginan untuk membuka usaha menjual pakaian dengan melalui media sosial yaitu&nbsp;live shopping.&nbsp;Dengan adanya dorongan dari tim Amartha, kini ibu Yuni sudah bisa mendapatkan penghasilan normal dan bahkan pendapatan lebih dari jualan bakso, dan juga bisa membuka usaha sampingan lain seperti jualan cilok dan tahu walik yang dijalankan oleh suaminya.Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/tentang-amartha/harmoni-tercipta-dari-amartha-menumbuhkan-jutaan-kebaikan/">Harmoni Tercipta dari Amartha, Menumbuhkan Jutaan Kebaikan</a><h2>Dukung Perempuan Tangguh di Seluruh Indonesia</h2>Ayo dukung perempuan hebat yang pantang menyerah seperti ibu Yuni untuk bisa mendapatkan kesejahteraan merata. Oleh sebab itu, Amartha mengajak kamu untuk turut berkontribusi dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.&nbsp;Selain berdampak positif, ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>*cerita dan foto di submit oleh tim Amartha, Putra Muhammad Alansyah - Probolinggo (Jawa Timur)

Cerita Bisnis Ibu Rini Mulai Dari Warung Bakso, Hingga Live Shopping

large_Chandra - Gorontalo - Chandra Amartha.JPG

medium_Chandra - Gorontalo - Chandra Amartha.JPG

small_Chandra - Gorontalo - Chandra Amartha.JPG

thumbnail_Chandra - Gorontalo - Chandra Amartha.JPG

Chandra - Gorontalo - Chandra Amartha.JPG

Julukan ‘perempuan tangguh’ sesungguhnya memang sangat pas untuk menggambarkan kondisi ibu Sri. Ibu Sri memilih pekerjaan fisik yang mungkin jarang dilakukan kebanyakan ibu-ibu pada umumnya, yakni membawa bentor untuk menghidupi keluarga kecilnya.&nbsp;Ibu Sri Ningsih Molou merupakan mitra Amartha point Limboto yang berada di Kab. Gorontalo. Ibu Sri yang biasa disapa itu berumur 40 tahun dan mempunyai 8 orang anak, sekaligus tulang punggung di keluarganya. Ibu Sri sendiri telah bergabung di Amartha dan menjadi ketua majelis di daerahnya. &nbsp;Ibu Sri mempunyai cerita yang sangat inspiratif untuk dibagikan kepada perempuan hebat di luar sana, di mana beliau pernah mendapat gelar satu-satunya perempuan di Gorontalo yang membawa atau menunggangi Bentor di tahun 2013. Atas usahanya selama ini, beliau dihadiahkan oleh Gubernur Gorontalo berupa satu unit Bentor untuk mencari nafkah sehari-hari, sehingga ibu Sri tidak perlu lagi menyewa Bentor yang digunakannya.<h2>Apa Itu Bentor?</h2>Bentor sendiri merupakan suatu jenis kendaraan angkutan umum pengganti becak yang merupakan ciri khas Kota Gorontalo. Kendaraan bentor merupakan modifikasi dari angkutan becak dan sepeda motor dengan menambah dua tempat duduk penumpang di bagian depan. Selain sebagai angkutan orang, kendaraan ini dapat digunakan sebagai angkutan barang oleh masyarakat sekitar.Ibu Sri sendiri memang sudah lihai membawa kendaraan. Bahkan sebelum membawa bentor ibu Sri juga pernah melakoni pekerjaan membawa becak dan melakukan pekerjaan lainnya, seperti mengumpulkan barang bekas.&nbsp;<h2>Dukung Perempuan Tangguh di Seluruh Indonesia</h2>Meski ada beberapa stigma di sekitar ibu Sri, tentang perempuan apakah sanggup membawa kendaraan besar dan berat yang berisi penumpang setiap harinya, ibu Sri tetap tidak menyerah dan membuktikan tekadnya yang besar. Apapun beliau lakukan untuk menghidupi keluarganya.<blockquote>“Apapun pekerjaannya selama itu halal dan bisa menghasilkan, pasti akan saya kerjakan”, kata ibu Sri.&nbsp;</blockquote>Keseharian nya saat ini, ibu Sri setiap hari bangun pagi jam 06.00 untuk menjemput anak sekolah yang sudah menjadi langganannya. Setelah itu, ibu Sri pergi ke pasar untuk mencari penumpang hingga larut malam. Tak melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu, si sela-sela siang hari, ibu Sri pulang ke rumah untuk menyiapkan makan siang untuk keluarganya.&nbsp;Adapun, pendanaan dari para pendana baik Amartha digunakan dengan bijak oleh ibu Sri untuk melakukan&nbsp;service&nbsp;rutin, memperbaiki dan memoles bentor yang ia gunakan sehari-hari.&nbsp;Ibu Sri berharap dari apa yang ia lakukan ini, memberikan contoh kepada semua perempuan, bahwa perempuan bisa melakukan apapun, termasuk pekerjaan yang mayoritas dikerjaan seorang pria selama memiliki tekad dan tidak gengsi untuk melakukannya.Kamu juga bisa berkontribusi dalam mendukung perempuan UMKM hebat lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha. Selain berdampak positif, ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>*cerita dan foto di submit oleh tim Amartha, Chandra - Gorontalo

Kisah Inspiratif Ibu Sri, Satu-satunya Perempuan di Gorontalo yang Menunggangi Bentor

large_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

medium_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

small_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

thumbnail_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pendorong ekonomi Indonesia. Jumlahnya yang terus meningkat setiap tahun dapat memperkuat ekonomi dari jurang resesi. Maka dari itu pemerintah kembali menggaungkan program berupa Dukung Buatan Lokal.



Selaras dengan program pemerintah, Amartha yang merupakan perusahaan peer to peer lending yang khusus menghubungkan pendana kepada pengusaha mikro di pedesaan turut memberdayakan para pengusaha mikro agar produk mereka dapat bersaing. Pasalnya, Amartha tak hanya memberikan pinjaman modal usaha saja melainkan juga pendampingan usaha.



Berikut ini produk usaha mitra Amartha yang berhasil bersaing dan menembus pasar nasional bahkan internasional: 



Batik Tulis oleh Titiek Partina



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/09/IMG_4187-copy.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/IMG_4187_copy_1024x682_6850cc692e.jpg" alt="" class="wp-image-8400"/></figure>



<a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/bergabung-dengan-amartha-titiek-partina-sukses-kembangkan-usaha-batik/">Titiek Partina</a> merupakan mitra usaha Amartha yang berasal dari Imogiri, Yogyakarta. Ketertarikannya pada membatik membuat ia terus berlatih hingga memutuskan untuk membuka usaha batik. Keterampilan yang terus dilatih itu ternyata membuahkan hasil. Produknya dilirik oleh teman-teman dari UNESCO dan kemudian menjalin kerjasama. Tak hanya itu saja, Titiek Partina juga berpartisipasi dalam pameran kerajinan terbesar di Indonesia, INACRAFT. 



Keripik Sukun oleh Pariyah



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2019/09/Pariah-amartha-scaled-e1580291588514.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Pariah_amartha_1024x683_758e7dc3f0.jpg" alt="pariah money+" class="wp-image-6044"/></figure>



Berawal dari banyaknya sukun di rumah, <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/ibu-pariyah/">Pariyah</a> mengolahnya menjadi camilan ringan. Tak disangka camilan tersebut disukai oleh banyak orang. Ia kemudian memutuskan untuk memulai usaha keripik sukun di depan rumahnya di Klaten. Setiap hari Pariyah mengolah 600 buah sukun atau setara dengan tujuh kuintal dan dibantu oleh 12 karyawan. Lebih dari itu, setiap bulan Pariyah juga mengirimkan 20 kilogram keripik sukun ke Jepang.&nbsp; 



APD oleh Riniarsonowati



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/09/DSC08463.png"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/DSC_08463_1024x576_c9e3f32b55.png" alt="" class="wp-image-8511"/></figure>



Semula Rini hanya membuka usaha industri sandal dan sepatu saja. Ia yang baru beberapa bulan bergabung dengan Amartha harus dihadapkan pada kondisi covid. Namun Rini melihat peluang untuk menambah jaringan usahanya ke produksi APD. Kini produknya sudah didistribusikan di wilayah Banten dan dapat menyelamatkan banyak orang dari pandemi Covid ini.&nbsp; 



Itulah produk-produk dari mitra usaha Amartha yang berhasil bersaing dengan UKM lainnya. Dengan berpartisipasi dalam memberdayakan perempuan pengusaha mikro bersama Amartha, Anda telah menciptakan banyak dampak sosial. Tunggu apalagi, <a href="http://www.amartha.com">danai mitra usaha sekarang!</a>

Produk Mitra Usaha Amartha Ini Berhasil Tembus Pasar Nasional Hingga Internasional

large_ibu-satiah-sukses-produksi-20-kilogram-jamur-tiram-tiap-hari.jpeg

medium_ibu-satiah-sukses-produksi-20-kilogram-jamur-tiram-tiap-hari.jpeg

small_ibu-satiah-sukses-produksi-20-kilogram-jamur-tiram-tiap-hari.jpeg

thumbnail_ibu-satiah-sukses-produksi-20-kilogram-jamur-tiram-tiap-hari.jpeg

ibu-satiah-sukses-produksi-20-kilogram-jamur-tiram-tiap-hari.jpeg

Setiap pagi setelah salat Subuh, Ibu Satiah diantar anak pertamanya ke Pasar Rakyat Tenjo untuk berjualan Jamur Tiram yang kemarin baru saja di Panen. Ibu Satiah merupakan salah satu mitra usaha sekaligus #PerempuanTangguh Amartha.



<h2>Satiah dan Jamur Tiram</h2>



Ibu Satiah memulai usaha Jamur Tiram sejak empat tahun lalu. Hal itu dilatarbelakangi oleh keadaan suaminya yang harus berhenti bekerja. 



Bersama anaknya, ia dikenalkan tentang budidaya Jamur Tiram melalui platform <a href="https://www.youtube.com/channel/UCLcoqQmklkda3O4G60oIPRQ" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Youtube</a>. Dari kisah sukses yang dilihatnya, ia pun bertekad ingin menjadi orang yang sukses juga di kemudian hari.



Untuk itu, Ibu Satiah atas izin suaminya mengajukan modal usaha ke Amartha bersama 15 ibu lainnya. Awal pengajuan, Ibu Satiah mendapat pinjaman sebesar tiga juta rupiah. 



Seluruh uang tersebut digunakan Ibu Satiah untuk membeli barang-barang seperti kayu bakar, dedek, plastik, dan serbuk gergaji. Modal tersebut pun menghasilkan 5000 baglog.



Karena tekadnya yang kuat, kini usaha Ibu Satiah semakin maju. “Dari punya satu tempat sekarang jadi punya empat tempat. Dulu cuma bisa produksi 5000 baglog, sekarang sudah bisa produksi 15.000 baglog.” ujarnya bangga.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/perempuan-memang-tangguh-dalam-berbinis/">Perempuan Memang Tangguh Dalam Berbisnis</a></pre>



Tantangan utama dari mengelola usaha Jamur Tiram bagi Ibu Satiah adalah bagaimana menjaga suhu agar tetap lembab. Meskipun demikian, tantangan tersebut berhasil Ibu Satiah tangani. Buktinya Ibu Satiah memproduksi rata-rata 20 kilogram Jamur Tiram per hari, bila sedang panen banyak ia bisa menghasilkan 30 kilogram Jamur Tiram.



Selama menggeluti usaha Jamur Tiram, Ibu Satiah mengelolanya bersama sang suami di bantu kedua anaknya yang masih sekolah. Suami bertugas melakukan penyiraman agar suhu jamur lembab, Ibu Satiah yang berdagang di pasar, sementara anak-anaknya memetik hasil panen setiap hari setelah pulang sekolah.&nbsp;



Meskipun sudah maju, cita-cita Ibu Satiah untuk memiliki tempat usaha tetap masih belum terwujud. “Kalau punya tempat sendiri lebih nyaman. Terus saya bisa tambah usaha baru lagi, usaha jamur krispi. Kalau dari pasar gak habis kan bisa diolah terus dijual lagi.” 







<h2>Amartha: Platform Pinjaman Modal Usaha</h2>



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-07-at-11.38.25-AM.jpeg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2021_01_07_at_11_38_25_AM_1024x683_8ad3f6c501.jpeg" alt="Amartha" class="wp-image-10177"/><figcaption>Kunjungi www.amartha.com</figcaption></figure>



Amartha merupakan perusahaan peer to peer (p2p) lending yang menghubungkan pendana di kota kepada peminjam khususnya perempuan di pedesaan. 



Bagi investor yang ingin mengalokasikan dana yang dimiliki ke Amartha hanya perlu mendaftarkan diri di <a href="http://amartha.com" target="_blank" rel="noreferrer noopener">amartha.com</a> lalu pilih mitra dan danai mitra usaha. Di Amartha, investor akan mendapatkan keuntungan sampai 15% flat per tahun tergantung credit score  yang dipilih. 



Amartha hadir sebagai alternatif investasi yang sudah memiliki izin usaha dari OJK sehingga pendanaan semakin aman. Mitigasi risiko investasi lainnya adalah program <a href="https://amartha.com/blog/amartha/lenders-corner/mengenal-tanggung-renteng-di-amartha/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">tanggung renteng</a> yang mengadaptasi sikap gotong royong di Indonesia. 



Setiap mitra usaha Amartha yang mengajukan pinjaman wajib membuat kelompok untuk pendampingan setiap minggunya. Bagi peminjam yang ingin mengajukan pinjaman, dapat menghubungi kantor cabang Amartha terdekat atau melalui layanan <a href="http://www.amartha.com" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Live Chat</a> Amartha.

Satiah, Mitra Amartha Yang Sukses Produksi 20 Kilogram Jamur Tiram Tiap Hari

medium_siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

small_siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

thumbnail_siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

Berawal dari menjalankan usaha jajanan dari rumah ke rumah, kini Siti Muslimah (52) berhasil menjual hingga daerah desa Karangnanas dan Gunung Tugel. Bahkan, dia sudah berhasil merenovasi rumah serta memberdayakan para perempuan di daerahnya. 

“Alhamdulilah, dari usaha ini saya sudah bisa membantu para tetangga mendapatkan pekerjaan. Saya ajak mereka untuk membantu pengemasan makaroni dan kerupuk,” kata Siti di Karangklesem, Purwokerto Selatan.

Awalnya, Siti menjalankan usaha jajanan pasar seperti tape goreng dan risol. Dia menjual jajanan tersebut ke warung dan kantin. Namun, dia mengalami kesulitan dalam menjual jajanan tersebut. Apalagi, dia tidak mampu mengendarai sepeda motor. "Dulu saya titip tape dan risol ke warung dan kantin. Tapi, saya akhirnya enggak sanggup karena enggak punya kendaraan. Jadi, saya mulai jalankan bisnis repacking dan jual macaroni dan kerupuk di rumah," ujar Siti.
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/cerita-sukses-idah-bangun-usaha-batako-di-cianjur/">Cerita Sukses Idah Bangun Usaha Batako di Cianjur</a></h4>
Sejak menjalankan usaha di rumah, dia mendapatkan banyak permintaan dari beberapa warung di daerah tersebut. Ternyata, banyak warung dan kantin yang menyukai makanan ringan hasil buatannya. “Ya, saya dapat orderan lumayan banyak. Makanya, saya minta bantuan ibu-ibu disini untuk ikut bantu,” ungkap Siti.

Kesuksesan dalam menjalankan bisnis ini tak terlepas dari peran Amartha dalam memberikan pelatihan pengelolaan keuangan dan bisnis. Sebelum bergabung dengan Amartha, Siti mengaku harus mengikuti pelatihan keuangan selama satu bulan. Setelah itu, dia mendapatkan pinjaman dari Amartha. “Ya, saya dapat pelatihan usaha. Saya juga masuk dalam kelompok yang terdiri dari 15 orang. Disitu saya juga bisa cerita tentang usaha. Saling bagi pengalaman lah,” ujarnya.

Sejak mendapatkan pembiayaan modal usaha dari Amartha, usahanya terus berkembang. Mulanya, dia mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 3 juta. Kini, dia mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 6,5 juta. Rencananya, dia akan menggunakan pembiayaan untuk memperbanyak produksi makaroni dan kerupuk. 
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/ibu-suyamti-jual-jamu-keliling-dengan-sepeda-motor/">Suyamti, Jual Jamu Keliling dengan Sepeda Motor</a></h4>
Dia pun tak mempunyai impian yang besar. Dia hanya ingin meningkatkan pendapatan keluarga serta membantu sang suami. Dia juga ingin mengurus sang anak agar mendapatkan pendidikan yang tinggi. “Saya cuman ingin menjadi ibu yang baik dan bisa membimbing anak-anaknya dengan baik dan beribadah agar bisa diterima oleh Allah,” ucapnya seraya tersenyum.

Siti merupakan salah satu perempuan tangguh Amartha yang terpilih dalam nominasi Perempuan Pencipta Perubahan 2019. Dia merupakan pelaku usaha mikro perempuan yang sukses dalam memberdayakan perempuan di desa Karangklesem.

Siti Muslimah Berhasil Renovasi Rumah dari Usaha Makanan Ringan

medium_ibu-marsidah-lebih-produktif-dengan-kacamata-gratis-dari-amartha.jpeg

small_ibu-marsidah-lebih-produktif-dengan-kacamata-gratis-dari-amartha.jpeg

thumbnail_ibu-marsidah-lebih-produktif-dengan-kacamata-gratis-dari-amartha.jpeg

ibu-marsidah-lebih-produktif-dengan-kacamata-gratis-dari-amartha.jpeg

Sudah beberapa tahun ini, ibu Marsidah mengeluh dengan matanya yang rabun. Apalagi, dia memiliki usaha salon dan kerajingan tangan. Pekerjaan ini mempunyai ketelitian yang besar dibandingkan dengan pekerjaan lain.

“Saya memiliki usaha salon dan kerajingan tangan. Karena itu, saya perlu kacamata. Tapi, saya belum bisa membeli kacamata karena masih ada keperluan untuk keluarga,” kata Ibu Marsidah.

Sehari-hari, ibu Marsidah melayani pelanggannya untuk memotong rambut. Untuk meningkatkan pendapatannya, dia juga memiliki usaha keranjingan tangan. Tak mudah memang, dia melakukan usaha tersebut dengan matanya yang rabun.

Ketika Amartha mengumumkan pemeriksaan kesehatan mata dan pemberian kacamata gratis di desanya, Purworejo. Marsidah pun tak pikir panjang. Dia segera datang ke Balai Desa tersebut. 

<img class="aligncenter size-full wp-image-3951" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Para_ibu_ibu_yang_mendapatkan_Tas_Belanja_Ramah_Lingkungan_pemeriksaaan_mata_dan_kacamata_gratis_f5e5b84dd6.jpeg" alt="" width="1280" height="853" />

Ratusan ibu-ibu telah pun sudah berkumpul di Balai Desa. Marsidah dengan girangnya duduk bersama teman-temannya. Tak lama kemudian, namanya dipanggil. Dia pun memeriksa kesehatan matanya. Setelah itu, sebuah kacamata diberikan kepadanya.

“Alhamdulilah, saya sudah ada kacamata. Sekarang saya sudah bisa lihat secara jelas dan jernih. Terima kasih, Amartha,” ujarnya seraya tersenyum.

<img class="aligncenter size-full wp-image-2707" src="https://access.amartha.com:443/uploads/IMG_2088_381d78b28a.jpg" alt="Ribuan Kacamata Gratis untuk Ibu-Ibu di Desa" width="2592" height="1728" />

Marsidah adalah salah satu dari 750 ibu-ibu yang mendapatkan kacamata gratis di Purworejo. Selain Purworejo, Amartha juga memberikan 750 kacamata gratis kepada ibu-ibu di Kebumen. Kacamata gratis ini merupakan kerja sama Amartha dengan Kitabisa. Dari hasil donasi sebesar Rp 78.478.233  di kitabisa.com, Amartha berhasil menyalurkan 1.500 kacamata gratis.

Ibu Marsidah, Lebih Produktif dengan Kacamata Gratis dari Amartha

medium_amartha-dukung-sdgs.jpeg

small_amartha-dukung-sdgs.jpeg

thumbnail_amartha-dukung-sdgs.jpeg

amartha-dukung-sdgs.jpeg

Amartha memiliki impian agar Indonesia bebas dari kemiskinan. Ini juga merupakan impian dan harapan masyarakat agar Indonesia bisa maju secara ekonomi dan terbebas dari kemiskinan.

Salah satu cara agar Indonesia bisa bebas dari kemiskinan yakni dimulai dari desa. Salah satu bapak pendiri Indonesia, Mohammad Hatta alias Bung Hatta pernah mengatakan bahwa Indonesia tidak akan maju kalau desa-desanya tidak diberdayakan. 

“Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta. Tetapi Indonesia baru akan bercahaya karena lilin-lilin di desa," kata Bung Hatta.

Sejak 2010, Amartha memang fokus dalam memberikan pelayanan teknologi keuangan kepada masyarakat di pedesaan. Perusahaan fintech peer to peer lending ini memberikan akses layanan keuangan seluas-luasnya kepada pelaku usaha mikro di pedesaan. Mereka adalah pelaku usaha mikro yang sulit mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan karena lokasi yang jauh dari jangkauan perbankan maupun tak mempunyai sejarah kredit yang mumpuni. Alhasil, usaha mereka sulit berkembang karena keterbatasan tersebut.

Padahal, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), terutama di pedesaan, telah terbukti berperan besar bagi perekonomian Indonesia. Menurut data penelitian Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dan Bank Indonesia, UMKM mempunyai tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional dan mempunyai kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 57%.
<blockquote>“Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta. Tetapi Indonesia baru akan bercahaya karena lilin-lilin di desa," kata Bung Hatta.</blockquote>
Pada 2014, dari 56,4 juta UMKM yang ada di seluruh Indonesia, baru 30% yang mampu mengakses pendanaan. Dari persentase tersebut, sebanyak 76,1% mendapatkan kredit dari bank dan 23,9% mengakses dari non-bank termasuk usaha simpan pinjam seperti koperasi. Dengan kata lain, sekitar 60%-70% dari seluruh sektor UMKM belum mempunyai akses pendanaan melalui perbankan.

Sebagai platform peer-to-peer, Amartha memungkinkan sumber pendanaan yang lebih terbuka dan demokratis, sehingga menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi mitra usaha di desa untuk mendapatkan pendanaan yang terjangkau. Amartha menghubungkan pendana dari perkotaan dengan peminjam dari pedesaan.

Amartha menyebut peminjam sebagai mitra usaha. Ini karena, para mitra usaha yang menerima pendanaan juga mendapatkan pelatihan literasi keuangan dari Amartha. Mitra usaha Amartha merupakan ibu-ibu berusia antara 21-60 tahun berasal dari kelas sosial ekonomi paling bawah (bottom of the pyramid) yang tinggal di desa dan memiliki kebutuhan akan pendanaan untuk memulai atau mengembangkan usaha rumahan mereka.

Nah, Amartha berperan aktif dalam membantu pencapaian target Sustainable Development Goals (SDG's) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang telah ditentukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan bumi.

Apa saja SDG's yang didukung oleh Amartha? Berikut visi dan misi Amartha yang sesuai dengan SDG's:

Goal #1. No poverty / Tanpa Kemiskinan

Penelitian di tahun 2017 menunjukan peningkatan pesat, 47 persen telah memiliki pendapatan lebih dari Rp 3 juta. Dengan kata lain, 9 dari 10 mitra Amartha masih hidup di bawah garis kemiskinan di tahun 2015, akan tetapi di 2017, 5 dari 10 mitra Amartha telah berhasil untuk naik untuk hidup di atas garis kemiskinan. Maka, jumlah mitra yang keluar dari garis batas kemiskinan adalah sebanyak 41% dalam waktu dua tahun dibandingkan dengan sebelum bermitra dengan Amartha. 

[caption id="attachment_1895" align="aligncenter" width="1312"]<img class="size-full wp-image-1895" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Bermodal_Gigih_dan_Semangat_3_Ibu_Desa_ini_Berhasil_Meraih_Kesuksesan_di_Usia_30an_keset_eaa69929d5.png" alt="" width="1312" height="814" /> Keset dari bahan baku kain sisa konveksi merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh beberapa mitra Amartha.[/caption]

Goal #5. Gender equality / Kesetaraan Gender

100% mitra Amartha adalah perempuan karena Amartha memahami bahwa pembangunan yang berkesinambungan harus memperhatikan kesetaraan gender. Hal penting yang dilakukan oleh Amartha adalah melakukan pelatihan literasi keuangan dan memberdayakan mereka secara ekonomi untuk mempersiapkan keluarga yang lebih sejahtera. Selama tahun 2017, sebanyak 70.977 perempuan telah dilatih dan didampingi untuk menjadi pengusaha mikro yang tangguh dan setara. Pada 2019, Amartha berhasil memberdayakan lebih dari 200.000 perempuan untuk menjadi pengusaha mikro yang tangguh secara ekonomi.

[caption id="attachment_1903" align="aligncenter" width="2000"]<img class="size-full wp-image-1903" src="https://access.amartha.com:443/uploads/1_B7g_J8mn_PF_Lw_FUP_Op_JJQ_2qg_2a507c6326.jpg" alt="" width="2000" height="1333" /> Salah satu petugas dari tim lapangan Amartha bersama para pengusaha mikro perempuan di desa.[/caption]

Goal #10. Reduced  inequality / Berkurangnya kesenjangan

Dengan tingkat inklusi keuangan yang masih rendah di Indonesia, Amartha fokus pada pelayanan di pelosok desa yang tidak terjangkau oleh layanan keuangan formal, dengan tujuan mengurangi kesenjangan ekonomi di daerah dan di segmen termiskin (bottom of the pyramid). 

Pada 2017, Amartha menjangkau 532 desa dengan pendanaan sebesar Rp 225 miliar di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur Rp 225 miliar dana untuk peningkatan ekonomi desa. Pada 2018, Amartha berhasil menjangkau 3500 desa dengan pendanaan sebesar Rp 700 miliar.

[caption id="attachment_1894" align="aligncenter" width="1314"]<img class="size-full wp-image-1894" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Bermodal_Gigih_dan_Semangat_3_Ibu_Desa_ini_Berhasil_Meraih_Kesuksesan_di_Usia_30an_apsiah_amartha_daf7bac5f2.png" alt="" width="1314" height="814" /> Mitra Amartha, Ibu Apsiah dari desa Ciseeng, Bogor sedang meninjau ratusan ikan hasil ternakannya.[/caption]

&nbsp;

Amartha Dukung SDG's

large_delapan-tahun-amartha-bangun-ekonomi-di-pedesaan.jpeg

medium_delapan-tahun-amartha-bangun-ekonomi-di-pedesaan.jpeg

small_delapan-tahun-amartha-bangun-ekonomi-di-pedesaan.jpeg

thumbnail_delapan-tahun-amartha-bangun-ekonomi-di-pedesaan.jpeg

delapan-tahun-amartha-bangun-ekonomi-di-pedesaan.jpeg

Sejak 2010, Amartha berkomitmen untuk membangun ekonomi di pedesaan. Dengan tantangan geografis serta ketersediaan infrastruktur yang terbatas, penduduk di pedesaan memang belum dapat menikmati layanan keuangan perbankan konvensional secara optimal. Padahal sektor UMKM, terutama di pedesaan, telah terbukti berperan besar bagi perekonomian Indonesia.

Sudah sepuluh tahun ibu <a href="https://amartha.com/blog/cerita-sukses-mitra-amartha/">Wahyuni</a> (35) mempunyai usaha kapstok (gantungan baju). Enam tahun lalu, dia membangun usaha ini di rumahnya, desa Kemang, Bogor. Dia mengaku sulit untuk mendapatkan modal. Pasalnya, dia belum memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman di bank. Kondisi ini membuatnya untuk meminjam lewat "bank keliling" atau rentenir. Padahal, bunga yang ditawarkan sangat tinggi.

Empat tahun kemudian, dia bertemu dengan petugas Amartha di dekat warung tempat tinggalnya. Kala itu, beberapa ibu sudah mulai bergabung. Namun, untuk dapat masuk dalam mitra usaha Amartha. Mereka mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. Selain itu, mereka juga harus bergabung dalam sebuah kelompok (15-25 orang) yang disebut majelis.

Awalnya, dia meminjam Rp 1 juta. Kini, dia bisa meminjam sekitar Rp 6 juta. Tiap tahun pinjamannya terus bertambah. Bahkan, dia dapat membangun pabrik kecilnya dan merenovasi rumah. Produknya pun telah dijual di Jakarta dan Bandung. "Dulu saya mulai benar-benar dari kecil. Saya anter barang-barang ini dengan kereta ke Jakarta. Bawa-bawa kapstok bersama suami saya. Sekarang, saya sudah bisa menyewa mobil untuk mengantar barang-barang ini," kata Wahyuni seraya tersenyum.

<a href="http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/fintech/17/07/25/otmgdi425-dari-usaha-kapstok-wahyuni-raup-rp-10-juta-per-pekan">Wahyuni</a> bukanlah satu-satunya mitra usaha Amartha yang berhasil. Sudah ada ribuan pengusaha perempuan yang telah berhasil dibina dan mendapatkan pinjaman dari Amartha. Sejak 2010, Amartha berkomitmen untuk membangun ekonomi di pedesaan. Dengan tantangan geografis serta ketersediaan infrastruktur yang terbatas, penduduk di pedesaan memang belum dapat menikmati layanan keuangan perbankan konvensional secara optimal. Padahal sektor UMKM, terutama di pedesaan, telah terbukti berperan besar bagi perekonomian Indonesia.

[caption id="attachment_2089" align="aligncenter" width="1425"]<img class="wp-image-2089 size-full" src="https://access.amartha.com:443/uploads/20180324_090829_e1525070527854_1eee727122.jpg" alt="Pengusaha kapstok, ibu Wahyuni (35) di desa Kemang, Bogor, Jawa Barat terbantu dengan modal Amartha. Kini, produknya telah tersebar di Jakarta dan Bandung. Dok: Amartha" width="1425" height="800" /> Pengusaha kapstok, ibu Wahyuni di desa Kemang, Bogor, Jawa Barat terbantu dengan modal Amartha. Kini, produknya telah tersebar di Jakarta dan Bandung. Dok: Amartha[/caption]

Pada 2010, Amartha berdiri sebagai Lembaga Keuangan Mikro dengan misi menghubungkan pelaku usaha di pedesaan yang kesulitan mendapat modal usaha. Kala itu, banyak pengusaha mikro sulit mendapatkan modal usaha karena memiliki keterbatasan jaminan, pendapatan fluktuatif, dan tidak adanya sejarah kredit. Desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat menjadi desa pertama yang dijangkau Amartha.

"Kami percaya dengan terus memudahkan akses permodalan untuk usaha mikro dan kecil akan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat piramida bawah, membangun ketahanan ekonomi, dan mewujudkan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Pendiri dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra di Jakarta, baru-baru ini.

Pada 2016, Amartha menjelma menjadi perusahaan financial technology (fintech) atau teknologi finansial (tekfin). Perusahaan ini bergerak di platform Peer-to-Peer lending atau dikenal layanan simpan pinjam secara online. Perusahaan yang didirikan Andi ini telah berkembang dan melayani lebih dari 500 desa di pulau Jawa yakni Jawa Barat (Bogor, Bandung, Sukabumi, Subang, Indramayu), Jawa Tengah (Klaten dan Banyumas), Yogyakarta (Wonosari, Wates, Banguntapan dan Ngaklik) dan Jawa Timur (Blitar, Mojokerto dan Kediri).

Kini, delapan tahun sudah Amartha berdiri dan telah memberdayakan lebih dari 100.000 mitra usaha yang tersebar di pulau Jawa. Dari tahun ke tahun, Amartha terus mengembangkan sayapnya ke pelosok-pelosok daerah terutama daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki akses perbankan secara optimal.

“Amartha hadir sebagai perantara untuk membantu pendana yang ingin melakukan pendanaan untuk kebaikan dengan mitra usaha perempuan di pelosok desa yang bertekad untuk meningkatkan taraf hidup keluarga mereka, jadi apa yang Amartha lakukan ini bukan “hanya” memberi akses keuangan. Lebih dari itu, Amartha membuka akses untuk membangun mimpi dan membuka lebar kesempatan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama,” ujar Andi.

Tahun 2017 menjadi momentum Amartha sebagai pionir P2P lending yang menyasar pengusaha perempuan di pedesaan. Beberapa penghargaan telah didapatkan diantaranya Sankalp Award, STAR UP Award dari Kadin Jakarta, Republika Syariah Award dan Marketeers. Tahun ini, Amartha kembali mendapatkan penghargaan internasional dari pemerintah Australia dalam ajang innovationXchange (IxC) Frontier Innovators.

Delapan Tahun Amartha Bangun Ekonomi di Pedesaan

medium_amartha-dan-oxford-microfinance-initiative-gelar-pelatihan-di-desa-ciseeng.jpeg

small_amartha-dan-oxford-microfinance-initiative-gelar-pelatihan-di-desa-ciseeng.jpeg

thumbnail_amartha-dan-oxford-microfinance-initiative-gelar-pelatihan-di-desa-ciseeng.jpeg

amartha-dan-oxford-microfinance-initiative-gelar-pelatihan-di-desa-ciseeng.jpeg

Perusahaan financial technology (fintech) yang bergerak di platform peer to peer (P2P) lending, Amartha berkerja sama dengan Oxford Microfinance Initiative (OMI) melakukan beberapa kegiatan seperti penelitian dan pelatihan terhadap mitra usaha Amartha pada 10-11 April 2018 di Amartha Point Ciseeng, desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran mitra usaha Amartha yang merupakan ibu-ibu pedesaan terhadap kebersihan lingkungan, serta memperkenalkan praktek usaha yang ramah lingkungan.

Dalam kegiatan ini, OMI mengemas pelatihan dengan modul-modul berisikan materi edukasi yang menarik kepada Business Partner. Kemudian, mereka bersama Business Partner memberikan pelatihan kepada mitra Amartha. "Untuk merancang pelatihan ini, OMI melakukan pendekatan empati berdasarkan pengalaman kehidupan ibu-ibu di desa sehingga bisa memahami masalah dari sudut pandang ibu-ibu," kata Vice President of Amartha, Aria Widynato di Jakarta, belum lama ini.

OMI merupakan organisasi mahasiswa asal Inggris yang memberikan konsultasi dan penelitian kepada institusi microfinance. Organisasi ini menghubungkan institusi microfinance dengan mahasiswa-mahasiswa dari University of Oxford untuk menciptakan dan mendukung proyek-proyek microfinance. Sebelumnya, mereka juga pernnah melakukan kegiatan ini di beberapa negara berkembang seperti Vietnam, Myanmar, Nepal, Ghana, dan Brasil.

"Amartha dan OMI bekerjasama untuk menciptakan dampak sosial dan ekonomi terhadap ibu-ibu mitra Amartha. Tim OMI terdiri dari enam orang mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai bidang studi (finance, philosophy, dan environmental policy) di University of Oxford yang berperan sebagai konsultan bagi Amartha. Mereka berasal dari berbagai negara yakni Cina, Singapura, Srilangka, Kanada, Inggris dan Indonesia," jelas Aria.

[caption id="attachment_2057" align="alignnone" width="940"]<img class="wp-image-2057 size-full" src="https://access.amartha.com:443/uploads/blog19_Apr_2_2865d915b0.jpg" alt="Tim Oxford Microfinance Initiative bersama ibu-ibu mitra usaha Amartha di Desa Ciseeng, Rabu (11/4) di Desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat. " width="940" height="592" /> Tim Oxford Microfinance Initiative bersama ibu-ibu mitra usaha Amartha di Desa Ciseeng, Rabu (11/4) di Desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat.[/caption]

Selama di desa tersebut, OMI bertemu dengan Business Manager dan Business Partner serta beberapa ibu yang tergabung dalam majelis (kelompok mitra usaha). Selain pelatihan, mereka juga berdiskusi mengenai masalah-masalah usaha yang dialami oleh ibu-ibu. Tak hanya itu, mereka juga memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Beberapa ibu mempunyai usaha-usaha seperti pembuatan sarung tangan &amp; masker, tahu, golok, keset dan warung.

"Mereka ke majelis dan berdiskusi dengan ibu-ibu dalam beberapa kelompok kecil untuk mengetahui kehidupan ibu-ibu di desa, latar belakang, keinginan dan harapan. Kami ke beberapa usaha ibu-ibu untuk melihat masalah, potensi, dan observasi kehidupan dan keadaan sekitar. Pada brainstorming ini, OMI juga meminta Business Partners untuk melakukan persona (menempatkan diri mereka sebagai ibu-ibu) sebagai cara menyenangkan dan efektif untuk mendapatkan ide sebagai bahan penyusunan modul training,” jelas Aria.

Setelah itu, tambah Aria, OMI bertemu dengan pendiri dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra dan tim Amartha. Dalam kesempatan itu, mereka menyampaikan beberapa temuan saat berkunjung ke desa Ciseeng. Andi menyambut baik tim tersebut.  “Mereka berkunjung ke kantor pusat Amartha untuk menyampaikan hasil temuan dan merencanakan bentuk penyampaian dari hasil dari program ini,” terang Aria.

[caption id="attachment_2059" align="alignnone" width="1280"]<img class="wp-image-2059 size-full" src="https://access.amartha.com:443/uploads/file12_27327aba0c.jpeg" alt="Oxford Microfinance Initiative bersama tim Amartha memberikan pelatihan kepada ibu-ibu mitra usaha." width="1280" height="960" /> Oxford Microfinance Initiative bersama tim Amartha memberikan pelatihan kepada ibu-ibu mitra usaha.[/caption]

Salah satu tim OMI, Kavi mengungkapkan kebahagiaanya bisa terlibat dalam kegiatan ini. Apalagi, mereka bisa bertemu dengan ibu-ibu pedesaan. Mereka menjadi mengetahui lebih dalam masalah-masalah ekonomi dan sosial di pedesaan terutama microfinance.

Seperti diketahui, Survei Nasional Literasi dan Inklusi keungan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  pada 2016, menemukan bahwa indeks inklusi keuangan Indonesia baru mencapai 67,82 persen. Ini menunjukan bahwa masih terdapat lebih dari 30 persen masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses keuangan, khususnya masyarakat prasejahtera yang sebagian besar tinggal di wilayah pelosok pedesaan.

Dengan hadirnya Amartha sebagai perusahaan fintech yang bergerak di P2P lending, mereka berhasil menghubungkan para wirausaha mikro perempuan di pedesaan yang membutuhkan modal dengan pendana di kota yang ingin membantu mendanai usaha mereka. Hingga kini, perusahaan yang berdiri sejak 2010 ini telah menyalurkan dana sekitar  Rp 340 miliar dan sebanyak 95.000 pengusaha mikro telah diberdayakan.

Amartha dan Oxford Microfinance Initiative Gelar Pelatihan di Desa Ciseeng

medium_menilai-karakteristik-peminjam-melalui-sistem-credit-scoring.jpeg

small_menilai-karakteristik-peminjam-melalui-sistem-credit-scoring.jpeg

thumbnail_menilai-karakteristik-peminjam-melalui-sistem-credit-scoring.jpeg

menilai-karakteristik-peminjam-melalui-sistem-credit-scoring.jpeg

Credit scoring atau skor kredit biasa digunakan oleh perbankan atau perusahaan lembaga keuangan untuk mengevaluasi usah mikro dan kecil dalam mendapatkan kredit. Dengan sistem ini, calon penerima dana dinilai layak atau tidak untuk mendapatkan pinjaman. Amartha menggunakan sistem ini untuk menilai kemampuan (ability) dan kemauan (willingness) membayar mitra usaha.

Berbeda dari skor kredit di perbankan yang menekankan pada riwayat pembayaran (credit history) dengan BI Checking, Amartha mengembangkan sendiri skor kredit dengan melakukan analisa risiko melalui pendekatan psikologis dan kepribadian.

“Kami mengukur bagaimana korelasi kemungkinan kredit macet dengan kepribadian seseorang seperti sikap, niat baik, dan kepercayaan diri penerima dana,” jelas Andi Taufan, CEO Amartha.

Hal ini dilakukan karena mitra usaha Amartha merupakan masyarakat pedesaan yang tidak mempunyai akses dalam perbankan (unbanked people). Melalui sistem ini, Amartha ingin memberikan kemudahan untuk akses pendanaan yang ringan (mulai dari Rp 3 Juta), tanpa adanya penjaminan (collateral).

“Saat ini, mayoritas analisa kelayakan peminjam dilakukan secara konvensional serta didasari atas kepemilikan jaminan. Selain itu, bank juga membutuhkan laporan keuangan yang memadai untuk melihat performa usaha. Skema ini kami nilai sulit untuk dipenuhi para pelaku usaha mikro yang bergerak di sektor informal seperti peternak ikan cupang, pedagang nasi uduk, dan beragam pengusaha lainnya yang menjalankan usaha di pasar tradisional,” imbuh Taufan.

Keunggulan dari sistem yang dikembangkan Amartha ini adalah sistem yang dinamis berbasis machine learning (statistic komputasi). Kecepatannya dalam proses loan origination atau pemprosesan aplikasi untuk menghasilkan simulasi jumlah plafon, rate, dan jangka waktu yang optimal untuk setiap calon peminjam. Amartha menggunakan sistem ini sebagai bentuk mitigasi risiko terbaik.

Amartha telah memiliki pengalaman dalam melayani segmen ultra mikro sejak 2010. Pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi perusahaan tekfin micro lending yang menghubungkan peminjam dengan pendana melalui marketplace. Hingga saat ini, Amartha telah melayani lebih dari 104.000 mitra usaha  dengan total dana disalurkan lebih dari Rp 406 Milyar dan pembayaran tepat waktu 99,84% (Mei 2018). Nilai pembayaran tepat waktu yang dimaksud sesuai dengan definisi OJK, yakni pembayaran lancar (tidak ada keterlambatan lebih dari 30 hari/ 1 bulan).

Melalui informasi yang disampaikan secara transparan pada platform amartha.com, Amartha ingin calon pendana mendapatkan informasi yang mereka butuhkan sebelum mengambil keputusan dalam melakukan pendanaan.

Menilai Karakteristik Peminjam Melalui Sistem Credit Scoring

Tag: mitra usaha amartha