icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Mitra / Cerita Mitra / Hidupi Keluarga Hingga Buka Lapangan Kerja dari Usaha Budidaya Lobak Putih
icon-lang
icon-lang

Hidupi Keluarga Hingga Buka Lapangan Kerja dari Usaha Budidaya Lobak Putih

By Tim Blog Amartha - 19 Feb 2024 - 3 min membaca

Memiliki banyak manfaat serta punya nilai jual yang tinggi, membuat Ibu Wiwi memutuskan untuk menjadi petani lobak putih di kota asalnya, Pangalengan, Jawa Barat.

Awalnya Ibu Wiwi membuka usaha warung kopi di rumahnya. Sedangkan suami dari Ibu Wiwi adalah seorang buruh pedagang telur di pasar. Setelah itu, sang suami mengikuti tetangganya yang membuka usaha jual-beli budidaya lobak putih. 

Pada akhirnya Ibu dan bapak memutuskan untuk menjalankan usaha budidaya lobak putih sendiri karena dinilai memiliki jumlah keuntungan yang tinggi. Mimpi Ibu Wiwi yang ingin mengembangkan usahanya membuat tekadnya bergabung di Amartha semakin besar. Saat ini Ibu sudah bergabung selama mitra Amartha selama tujuh tahun.

Mulai di beberapa tahun terakhir, Ibu Wiwi memperbesar lahan kebunnya untuk ditanami cabe rawit, cabe keriting dan juga kopi dengan pertimbangan keuntungan, lamanya waktu panen, serta permintaan pasar yang cukup tinggi.

Perjalanan Usaha Budidaya Lobak Putih

AMF07972.jpg

Tujuh tahun yang lalu, Ibu Wiwi mengawali pinjaman modal dari Amartha hanya sebesar Rp1,5 juta rupiah lalu hingga kini Ibu sudah mendapatkan modal sebesar Rp12 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya. 

“Alhamdulillah, modal dari pendana baik Amartha, Ibu dan bapak gunakan untuk menyewa lahan dan memperbanyak jenis tanaman seperti cabe dan kopi. Modal terakhir, kita sewa lahan di belakang rumah untuk budidaya lobak putih biar makin besar dan banyak panennya.”

Tak hanya sewa lahan, Ibu Wiwi juga menuturkan modal dari pendana baik Amartha digunakan untuk pengadaan peralatan (cangkul, selang air, sarung tangan dsb), pembelian pupuk, vitamin, serta bibit yang berkualitas baik. Hal ini dikarenakan sebelumnya Ibu dan bapak sempat kesulitan karena bibit yang didapat jelek sehingga hasil panen tidak sesuai, disamping cuaca saat ini yang sering hujan dan menyebabkan bibit membusuk.

Penambahan lahan membuat Ibu Wiwi serta merta juga membuka lapangan pekerjaan di desanya. Saat ini Ibu memiliki karyawan dengan total sembilan orang, dimana sebanyak lima orang membantu mengangkut lobak putih yang siap panen, serta empat orang lainnya membantu di kebun.

Dalam sekali panen, kebun Ibu bisa menghasilkan 700 kg lobak putih segar yang langsung didistribusikan ke beberapa pabrik di Tangerang, Sukabumi, dan beberapa daerah lainnya. Lobak putih segar ini biasanya dapat langsung dijual ke supermarket atau juga diolah kembali di pabrik untuk dibuat menjadi bahan baku pembuatan kimchi dan didistribusikan kembali ke toko-toko melalui proses yang panjang.

Selain lobak putih segar, ada banyak juga lobak putih yang rusak dan ditumpuk secara terpisah karena tidak lolos quality control untuk dijual kepada produsen. Namun lobak-lobak ini tidak langsung dibuang begitu saja. Lobak putih grade B ini diolah lagi oleh Ibu dan karyawannya, dibersihkan, dipotong-potong dan direndam untuk dijadikan asinan maupun acar.

"Betul mba, lobak yang kualitasnya tidak mulus ini tidak langsung dibuang. Tapi kita olah jadi asinan. Prosesnya engga lama kok hanya 2-3 harian saja. Habis itu dibantu dijual kembali untuk dijadikan oleh-oleh, bahkan bisa dikirim antar pulau hingga ke Pontianak. Saya berusaha agar tidak ada hasil panen yang dibuang begitu saja"

Harapan Dari Usaha Budidaya Lobak Ibu Wiwi

AMF07979.jpg

Selama menjalankan usaha UMKM budidaya lobak putih ini, hasil keuntungannya digunakan untuk menyekolahkan anak, membeli kendaraan motor, dan juga sewa lahan yang semakin besar. Namun tak cukup sampai disini, Ibu dan bapak juga memiliki keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi, membeli tanah sendiri dan juga rumah. Selain itu Ibu juga berharap agar usahanya semakin maju agar bisa berdayakan orang-orang di sekitarnya.

“Ibu berharap supaya usaha ini semakin maju sampai bisa membeli lahan sendiri. Jadi Ibu bisa buka lapangan kerja untuk orang banyak untuk mengurangi pengangguran di kampung ini.”

Ibu juga menyampaikan terima kasih kepada pendana baik Amartha atas modal yang disalurkan kepada para pengusaha mikro, salah satunya usaha tani seperti Ibu Wiwi dan pengusaha lainnya.

“Ibu juga mau berterima kasih dengan Amartha dan para pemodal, karena sangat membantu sekali Ibu dan bapak untuk sewa lahan semakin besar. Bahkan saya dan bapak jadi salah satu yang mengelola kebun luas di area sini.”

Tonton cerita lengkap mengenai semangat usaha budidaya Ibu Wiwi di youtube Amartha:
 

Dukung Perempuan Tangguh di Amartha

Ayo dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Wiwi, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.

Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15% flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.

Download aplikasi Amartha di Android

Download aplikasi Amartha di iOS

Artikel Terkait

Lestarikan Budaya Indonesia dengan Bisnis Anyaman Bilik

Cerita Mitra

Manisnya Keuntungan Usaha Tani dari Budidaya Strawberry

Cerita Mitra

Peluang Usaha Kerupuk Mie Sangrai yang Wujudkan Banyak Mimpi

Cerita Mitra

Hidupi Keluarga Hingga Buka Lapangan Kerja dari Usaha Budidaya Lobak Putih

Cerita Mitra

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://access.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png