large_AMF08178.jpg

medium_AMF08178.jpg

small_AMF08178.jpg

thumbnail_AMF08178.jpg

AMF08178.jpg

Siapa yang tak suka dengan strawberry, buah kecil berwarna merah dengan rasa manis yang menyegarkan? Strawberry adalah salah satu buah yang&nbsp;terkenal dengan kandungan vitamin C yang begitu baik, serta kandungan folat atau vitamin B9 dan potasium. Ditambah lagi, buah strawberry juga kaya akan antioksidan dan senyawa tanaman yang membuat buah ini menjadi favorit banyak orang.Buah yang kaya akan vitamin ini juga banyak dijadikan olahan makanan dan minuman untuk disajikan sehari-hari. Karena banyaknya manfaat guna yang diberikan oleh buah strawberry, membuat buah ini banyak memiliki peminat. Peluang usaha inilah yang digunakan oleh Ibu Cuminah, mitra usaha Amartha untuk mulai melakukan budidaya strawberry.Ibu Cuminah dan suami mengakui jika sektor UMKM ini mampu mendatangkan keuntungan yang cukup tinggi, sehingga berkebun strawberry menjadi peluang dan prospek menjanjikan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.Sekedar informasi, strawberry dapat tumbuh pada kurang lebih 1.000-1500 meter dari permukaan laut.&nbsp;Budidaya tanaman strawberry ini sendiri dipengaruhi beberapa faktor serupa&nbsp; cuaca, tanah dan indikator lain.&nbsp;Strawberry tidak akan tumbuh dengan sempurna jika curah hujan datang setiap hari. Sebaliknya, tanaman ini dapat tumbuh dengan maksimal curah hujan sebanyak 600-700 mm per tahun di tempat di area mereka ditanam.Meskipun buah ini termasuk ke dalam kategori tanaman subtropis yang dapat tumbuh baik di sebagian besar wilayah Indonesia, nyatanya strawberry lebih mudah beradaptasi di dataran tinggi dengan suhu sekitar 17-20 derajat Celcius. Ditambah dengan asupan sinar matahari selama 8-10 jam setiap harinya untuk membantu strawberry&nbsp;tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, tak semua area di Indonesia baik untuk pertumbuhan tanaman strawberry.&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Perjalanan Usaha Budidaya Strawberry</h2><img src="/uploads/AMF_08157_e8580fd966.jpg" alt="AMF08157.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08157_e8580fd966.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08157_e8580fd966.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08157_e8580fd966.jpg 750w,/uploads/large_AMF_08157_e8580fd966.jpg 1000w," sizes="100vw">Salah satu area yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya strawberry ini adalah daerah Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat, yang merupakan tempat tinggal Ibu Cuminah.Ibu Cuminah dan suami memang belum terlalu lama menjalankan budidaya strawberry ini. Terhitung baru menginjak empat tahun mereka melakukannya. Sebelumnya, Ibu Cuminah dan suami berfokus untuk usaha tani tanaman lain seperti, jagung, cabai hijau, kacang merah, bawang dan masih banyak lainnya. Ibu telah menjalankan usaha tani ini selama 20 tahun yang juga merupakan usaha turun temurun. Barulah sekitar empat tahun belakangan Ibu Cuminah mulai mengembangkan usahanya ke budidaya strawberry. Selama empat tahun itu pula, Ibu sudah bergabung di Amartha dan mendapatkan permodalan.Alasan Ibu sebagai&nbsp;petani memilih usaha budidaya strawberry, adalah karena strawberry hanya membutuhkan dua bulan untuk siklus berbuah dari pembibitan. Buah ini juga mudah ditanam dan bisa panen dalam dua hari sekali. Selain hasil panennya yang terbilang cepat, buah ini juga banyak diminati oleh wisatawan.Sebut saja dalam sekali panen, Ibu Cuminah bisa mendapatkan 3 tray buah strawberry. Dalam 1 tray berisi 12 kilo buah strawberry dengan omset sekitar 700-800 ribu.Ibu mengatakan jika hasil dari budidaya strawberry yang belum lama ia lakukan ini, memang belum mencapai angka fantastis namun semakin meningkat seiring waktu.<blockquote>“Alhamdulillah mbak, walau belum seberapa. Hasil dari budidaya strawberry ini Ibu sudah bisa membeli motor dan juga membelikan kendaraan untuk anak ke sekolah. Ibu yakin kalau usaha stroberi ini bisa jadi besar dan akan terus ada banyak peminat”</blockquote>Sebagai petani, Ibu Cuminah bekerjasama dengan distributor untuk pengiriman strawberry yang dijual ke kota-kota besar, seperti area bandung, Jakarta, Sukabumi dan daerah wisatawan lainnya.&nbsp;Hasil strawberry tersebut juga dikirim ke supermarket hingga pasar induk yang ada di kota-kota besar di Indonesia.<h3 style="text-align:justify;">Harapan Usaha Budidaya Strawberry Bersama Amartha&nbsp;</h3><img src="/uploads/AMF_08182_1_905deacefb.jpg" alt="AMF08182 (1).jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_08182_1_905deacefb.jpg 234w,/uploads/small_AMF_08182_1_905deacefb.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_08182_1_905deacefb.jpg 750w," sizes="100vw">Ibu mengaku jika usaha budidaya strawberry ini dapat berkembang setiap waktu karena juga ada andil dari Amartha.<blockquote>“Saya bersyukur sekali karena bisa mendapat modal sebesar 10 juta dari Amartha. Ibu jadi bisa gunakan untuk menambah lahan baru untuk (tanam) strawberry, buat beli bibit, pupuk, dan juga vitamin tanaman.”</blockquote>Tak berhenti hanya empat tahun ini. Ibu Cuminah memiliki keinginan untuk membeli lahan lagi yang lebih besar agar strawberry yang dihasilkan jadi lebih banyak. Lahan tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk budidaya sayur atau buah-buahan lainnya. Ibu percaya semakin banyak lahan yang bisa ia kelola maka ia juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.<blockquote>“Saya berharap bisa punya lahan yang lebih besar. Supaya panennya lebih banyak dan bisa buka lapangan pekerjaan untuk orang lain juga. Biar bagi-bagi rezeki juga.”</blockquote><h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Jangan sampai usaha dari Ibu Cuminah berhenti karena tidak mendapatkan akses pendanaan. Ini saatnya kita bersama-sama dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Cuminah, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a> &nbsp;

Manisnya Keuntungan Usaha Tani dari Budidaya Strawberry

large_AMF03088.jpg

medium_AMF03088.jpg

small_AMF03088.jpg

thumbnail_AMF03088.jpg

AMF03088.jpg

Ibu Sri Nurhayati adalah salah satu mitra Amartha asal Solo, Jawa Tengah yang sudah menggeluti bisnis jahit rumahan selama 20 tahun lamanya.Dulu Ibu memiliki punya banyak karyawan penjahit hingga 10 orang, namun setelah sempat merasakan naik turunnya bisnis ini ditambah lagi dengan situasi pandemi, membuat bisnis Ibu semakin sulit untuk maju kembali.Ibu sudah menyukai aktivitas menjahit karena Ibu memiliki ketrampilan ini sejak muda dan menilai menjahit adalah pekerjaan yang cocok untuk dikerjakan ibu rumah tangga dari rumah. Hingga kini di tengah kesibukan Ibu sebagai ketua majelis Amartha, Ibu masih bisa menerima pesanan jahitan sambil mengurus anak.<h3>Perjalanan Usaha Jahit Ibu Sri Nurhayati</h3><img src="/uploads/AMF_03097_65a204c5ad.jpg" alt="AMF03097.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03097_65a204c5ad.jpg 1000w," sizes="100vw">Ibu Sri sudah bergabung menjadi mitra di Amartha selama tiga tahun. Selama itu juga Ibu memiliki cukup banyak perubahan di hidupnya. Ibu jadi memiliki kepercayaan diri kembali untuk melakukan usaha jahit ini setelah sempat mengalami kecelakaan dan terkena dampak pandemi.Pendanaan yang Ibu dapatkan dari pendana baik Amartha, ia gunakan untuk membeli dua buah mesin jahit dan mesin obras, lalu alat-alat pendukung lainnya seperti gunting, benang, jarum dan banyak lainnya.Saat ini Ibu bekerjasama dengan beberapa butik yang tersebar di area Jawa untuk mengisi produk jahitan di toko tersebut. Biasanya, pesanan datang secara berkala seminggu atau dua minggu sekali. Selain produk kebaya, Ibu juga menerima order berupa tas kain, baju daster, kemeja dan lain sebagainya.<blockquote>“Iya, untuk saat ini saya kerjasama dengan beberapa butik. Dalam sehari saya bisa menjahit 10-20 jahitan kebaya anak simpel. Tergantung dari jenis pakaian, dan juga tingkat kerumitan jahitan.”</blockquote><h3>Harapan Dari Usaha Jahit Rumahan Ibu Sri</h3>Dahulu penghasilan yang Ibu dapatkan dalam satu minggu bisa mencapai Rp5 juta rupiah. Memang jumlah yang mungkin terbilang cukup besar, namun hasil tabungan Ibu sudah banyak berkurang untuk pengobatan dirinya. Ibu pernah mengalami kecelakaan hingga tempurung kakinya pecah, uang keuntungan pun sempat habis untuk perawatan. Namun Ibu perlahan mulai bangkit lagi, dan beruntungnya usaha menjahit Ibu masih tetap bisa dilakukan.Kini walaupun Ibu melakukan bisnis ini sendirian, Ibu tak pernah mengeluh.&nbsp;<blockquote>“Selain usaha jahit ini, saya berharap bisa membuka bisnis lain seperti membuka toko oleh-oleh di jalan besar. Isinya jualannya bisa makanan dan juga hasil jahitan saya. Sekaligus membuka lapangan pekerjaan untuk para tetangga.”</blockquote><h3>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ayo dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Sri Nurhayati, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a> &nbsp;

Bangun Kembali Harapan Dari Hasil Bisnis Jahit Rumahan

medium_ibu murni putu cangkir (1).png

small_ibu murni putu cangkir (1).png

thumbnail_ibu murni putu cangkir (1).png

ibu murni putu cangkir (1).png

Kota Makassar, Sulawesi Selatan, cukup terkenal dengan banyaknya pilihan kuliner. Jika berkunjung, kamu wajib untuk mencicipi makanan khasnya seperti mie titi, coto Makassar hingga sop konro yang terkenal nikmat. Namun, selain itu kamu juga wajib menikmati pilihan kue tradisional Sulawesi Selatan yang beragam. Salah satunya kue putu cangkir yang memiliki cita rasa enak, gurih, lembut dan empuk.Kue putu cangkir merupakan varian kue putu yang dicetak ke dalam cetakan yang bentuknya mirip cangkir terbalik. Pada dasarnya, kue tradisional Sulawesi Selatan ini dibuat dengan bahan baku yang sama dengan kue putu pada umumnya yang dibuat dari tepung beras ketan. Hanya saja putu khas Sulawesi Selatan ini menjadi berbeda karena gula merah dijadikan satu dengan adonan tepung beras, lalu di dalamnya diisi dengan parutan kelapa.Putu cangkir sendiri biasanya dibuat dengan dua varian rasa, yaitu manis dengan gula merah dan gula putih. Jika menggunakan gula merah, maka warna kue akan kecoklatan dan ketika menggunakan gula gula pasir akan berwarna putih. Selain enak dan bentuknya unik, proses pembuatan kue ini juga cukup unik, yakni dikukus dengan alat-alat yang didesain khusus.&nbsp;Putu cangkir ini makin nikmat jika disuguhkan dengan teh panas atau kopi. Bagi warga lokal, kue putu cangkir ini biasanya menjadi pengganjal perut di pagi hari sebelum memulai aktivitas.<h3 style="text-align:justify;">Perjalanan Usaha Kue Putu Cangkir Khas Makassar Ibu Murni</h3><img src="/uploads/AAA_03032_38e896d216.jpg" alt="AAA03032.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AAA_03032_38e896d216.jpg 245w,/uploads/small_AAA_03032_38e896d216.jpg 500w,/uploads/medium_AAA_03032_38e896d216.jpg 750w,/uploads/large_AAA_03032_38e896d216.jpg 1000w," sizes="100vw">&nbsp;Salah satu mitra Amartha yang melihat peluang usaha kue putu cangkir ini adalah Ibu Murni yang bertempat tinggal di Moncongloe, Makassar, Sulawesi Selatan. Ibu Murni sudah berjualan kue putu cangkir ini selama 10 tahun lebih dari usaha turun temurun.Ibu Murni telah gabung di Amartha selama tiga tahun. Selama itu, permodalan yang Ibu dapatkan dari Amartha dibelikan bahan baku untuk membuat kue, seperti bahan beras ketan, gula merah, gula putih serta bahan lainnya berupa daun pandan, air dan garam. Kemudian plastik atau daun pisang untuk wadah, parutan kelapa, dan gas LPG. Bahan-bahan ini bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp100.000 per harinya untuk sekitar 40 porsi.Selain kue putu cangkir, Ibu juga menjual kudapan lain berupa kue putu ambon, putu labu yang buka dari pukul 6 pagi - 9 malam. Tak hanya enak dimakan langsung, kue putu buatan Ibu Murni juga nikmat dijadikan oleh-oleh. Bahkan kue Ibu Murni telah sampai ke area Jakarta dan kota-kota lainnya dengan aman. Dalam sehari, Ibu bisa memperoleh penghasilan bersih hingga 200 ribu rupiah yang dibantu oleh tiga orang karyawannya.Dalam sehari, Ibu Murni dan tiga orang karyawannya dapat menjual sekitar 200-300 pcs kue atau setara 20 liter beras ketan digunakan. Enak tanpa menguras kantong, harga satuan kue putu Ibu Murni dijual dengan harga 1.000 rupiah saja.<h3 style="text-align:justify;">Harapan Usaha Putu Cangkir Ibu Murni</h3><img src="/uploads/AAA_02993_7b276fc1ea.jpg" alt="AAA02993.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AAA_02993_7b276fc1ea.jpg 245w,/uploads/small_AAA_02993_7b276fc1ea.jpg 500w,/uploads/medium_AAA_02993_7b276fc1ea.jpg 750w,/uploads/large_AAA_02993_7b276fc1ea.jpg 1000w," sizes="100vw">Mesti tampak mulus, namun usaha Ibu Murni memiliki tantangan. Diantaranya, tantangan terbesar pembuatan putu cangkir adalah pengukusannya yang harus pas. Jika tidak maka adonan bisa terburai. Oleh karena itu, tak sembarang orang yang bisa melakukan ini. Dari segi tempat jualan pun membutuhkan ruang yang besar untuk menampung semua bahan yang Ibu gunakan.<blockquote>“Ibu ada harapan untuk memperbanyak jenis dagangan lain, supaya usaha Ibu semakin berkembang. Ibu juga berharap bisa membuka kedai di tempat yang lebih luas agar orang-orang lebih nyaman untuk membeli dan makan”</blockquote><h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ini saatnya kita dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Murni, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Harapan Besar Terukir dari Legitnya Kue Putu Cangkir

large_AAA02775 (1).jpg

medium_AAA02775 (1).jpg

small_AAA02775 (1).jpg

thumbnail_AAA02775 (1).jpg

AAA02775 (1).jpg

Apa yang kamu lakukan jika kelaparan dan tidak memiliki makanan di tengah malam? Selama bertahun-tahun lamanya, Ibu Sumiyati senantiasa berjualan jual nasi kuning khas Makassar dan juga songkolo bagadang untuk memastikan para pengunjung di kawasan rumahnya yang selalu ramai tidak kelaparan.Usaha nasi kuning Makassar dan songkolo bagadang ini bukanlah bisnis pertamanya, sebelumnya, ia pernah membuka usaha toko kelontong. Namun usahanya ini tidak berjalan dengan baik, Ibu Sumiyati justru melihat jika banyak orang-orang yang lalu lalang di area rumahnya, Tamalate, Sulawesi Selatan, melakukan aktivitas bisnis.Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Ibu Sumiyati untuk membuka usaha nasi kuning dan makanan jadi yang berlangsung selama 24 jam setiap harinya.<h3>Perjalanan Bisnis Nasi Kuning Khas Makassar Ibu Sumiyati</h3>Selama menjalankan usaha, Ibu Sumiyati dibantu oleh anak dan adiknya untuk bergantian berjaga warung, terutama saat malam hari. Nasi kuning buatan Ibu Sumiyati memang terkenal enak dan&nbsp;fresh&nbsp;karena pembuatannya Dengan tekstur nasi yang pera sekaligus pulen sangat cocok jika dikombinasikan dengan aneka topping lauk pauk. Ada abon, telur, ayam, dendeng, dangkot bebek dan masih banyak lagi.&nbsp;Nasi kuning khas Makassar ini cocok untuk kamu yang kurang suka jenis makanan kering, karena nasi kuning di Makassar punya ciri khas yang jadi pembeda dengan yang versi Jawa yakni makannya pakai kuah sayur labu. Untuk satu porsi makanan dijual Rp10.000 - Rp20.000 tergantung keinginan pembeli. Dalam satu hari, Ibu bisa memperoleh pendapatan bersih sebanyak Rp 500.000 - Rp 700.000.Ibu Sumiyati sudah bergabung di Amartha selama 4 tahun dengan akses pendanaan yang digunakan untuk peremajaan alat-alat memasak, menyetok bahan makanan dan juga modal menambah jualan berbagai jenis kue saat puasa.Tak hanya itu, berkat pendanaan dari pendana baik Amartha, Ibu Sumiyati juga memiliki usaha tambah angin untuk motor karena area rumahnya sangat banyak dilalui kendaraan bahkan di malam hari. Ibu memiliki harapan untuk bisa menambah lebih banyak varian baru makanan siap saji dan juga ingin mulai menjual kue-kue ringan, untuk persiapan di bulan puasa nanti.<h3>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Ayo dukung bisnis pengusaha UMKM wanita tak hanya Ibu Sumiyati, tapi juga pengusaha lainnya di seluruh Indonesia agar mereka bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Tak Ada Jam Malam, Sumber Rezeki dari Warung Nasi Kuning Khas Makassar

large_AAA03101.jpg

medium_AAA03101.jpg

small_AAA03101.jpg

thumbnail_AAA03101.jpg

AAA03101.jpg

Roster saat ini menjadi salah satu material bangunan yang umum digunakan untuk perumahan. Roster dimanfaatkan sebagai pengganti dinding karena dinilai lebih mudah melakukan pemasangan dan juga perawatannya, tidak membutuhkan material pendukung dan tenaga kerja untuk pemasangan. Bahan bangunan roster juga tahan terhadap perubahan cuaca dan pelapukan, serta berpotensi untuk pemanfaatan material lokal.Roster biasanya dibuat dari beton, batako, GRC, atau batu alam lain. Di luar negeri, ia dikenal dengan istilah&nbsp;ventilation block, dengan fungsi yakni untuk melancarkan sirkulasi udara dalam ruangan dan juga untuk pencahayaan.Mungkin yang kamu ketahui saat ini jika segala yang berhubungan dengan bahan bangunan hanya pekerjaan laki-laki saja, nyatanya Amartha memiliki Ibu tangguh sebagai mitra kami yang menggeluti bisnis roster,&nbsp;bernama Ibu Fitriani.<h3 style="text-align:justify;">Perjalanan Bisnis Roster Ibu Fitriani</h3><img src="/uploads/AAA_03064_a4c8dfb8c3.jpg" alt="AAA03064.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AAA_03064_a4c8dfb8c3.jpg 245w,/uploads/small_AAA_03064_a4c8dfb8c3.jpg 500w,/uploads/medium_AAA_03064_a4c8dfb8c3.jpg 750w,/uploads/large_AAA_03064_a4c8dfb8c3.jpg 1000w," sizes="100vw">Usaha pembuatan roster yang telah dijalankan bersama suami dan iparnya ini telah dilakukan selama 3 tahun. Sebelum menjalankan bisnis cetak roster, Ibu tak memiliki usaha dan hanya ikut berjualan makanan bersama tetangganya, sedangkan sang suami hanya bekerja sebagai buruh bangunan.Selama bekerja sebagai buruh, sang suami mempelajari cara mencetak roster yang benar dan ikut ke dalam proyek-proyek bangunan lainnya. Pada akhirnya,&nbsp;skill&nbsp;bapak (suami Ibu Fitriani) dan iparnya yang telah menjadi buruh bangunan selama bertahun-tahun memperbesar keinginan mereka untuk membuka usaha sendiri agar memiliki waktu yang lebih fleksibel dalam mengurus anak-anaknya yang masih kecil.Permodalan pertama yang didapatkan dari Amartha digunakan untuk membeli cetakan roster, bahan pasir, semen, kawat dan mengontrak rumah lebih luas yang juga digunakan sebagai gudang cetak mereka.Sehari-harinya, Ibu Fitriani membantu mencetak roster dan melakukan pengeringan serta melakukan administrasi untuk setiap pesanan yang datang. Bersama bapak, ipar dan dua orang karyawannya, Ibu Fitriani bisa menghasilkan hingga 70 buah roster. Hasil roster beton buatan Ibu dijual dengan harga mulai dari Rp 15.000 - Rp 35.000 per satuannya, tergantung dari jenis dan ukuran.Untuk saat ini, bisnis roster yang Ibu jalankan memiliki peluang yang besar untuk semakin berkembang karena belum banyak yang memilih menjalankan bisnis ini. Tapi sayang, terkadang Ibu memiliki kendala dalam pengerjaannya.&nbsp;<blockquote>“Pernah saya dan bapak terima pesanan 500 pcs roster dalam waktu singkat untuk pembangunan rumah. Tapi karena alat cetaknya kami hanya punya jumlah terbatas, kami jadi perlu lembur.”</blockquote>Saat ditanya mengenai alasan memilih usaha roster ini dibandingkan berbisnis seperti ibu-ibu lain pada umumnya, Ibu mengatakan “Tidak apa-apa Ibu membantu bapak membantu bapak mencetak roster setiap hari. Selama fisik Ibu masih kuat dan bisa sambil merawat anak-anak di rumah.”Melihat kegigihan Ibu Fitriani, tidak heran jika Ibu patut dijuluki perempuan tangguh di kawasan rumahnya karena memilih berbisnis yang tidak biasa.<h3 style="text-align:justify;">Harapan Usaha Bisnis Roster</h3><img src="/uploads/AAA_03101_f5502b7658.jpg" alt="AAA03101.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AAA_03101_f5502b7658.jpg 245w,/uploads/small_AAA_03101_f5502b7658.jpg 500w,/uploads/medium_AAA_03101_f5502b7658.jpg 750w,/uploads/large_AAA_03101_f5502b7658.jpg 1000w," sizes="100vw">Dalam satu bulan, Ibu Fitriani bisa mencapai omset hingga belasan juta. Di mana dengan hasil ini mereka sudah dapat mencicil mobil pickup untuk membawa roster ke tempat pelanggan. Namun, hal ini tidak serta merta membuat mereka puas.<blockquote>"Ibu berharap bisa lebih banyak memiliki alat cetak yang mumpuni agar tidak kesulitan lagi jika ada pesanan mendadak dalam jumlah banyak. Pengerjaan juga makin efektif untuk menerima pengerjaan baru dengan cetakan lain".</blockquote><blockquote>“Ibu dan bapak juga memiliki keinginan untuk membeli alat cetak pipa yang besar, karena itu proyek yang menguntungkan. Tapi sayang harganya cukup mahal.”</blockquote>Ayo jangan biarkan harapan Ibu Fitriani bisa punya cetakan lebih besar dan banyak agar bisnis roster ini semakin besar!<h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Jangan biarkan usaha manisan buah segar Ibu Muniroh berhenti dan juga pengusaha UMKM wanita lainnya di seluruh Indonesia. Mari kita dukung bisnis mereka agar bisa terus meningkatkan kesejahteraan merata. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

3 Tahun Tekuni Usaha Roster Terapkan Mindset Perempuan Tangguh

large_AMF03070.jpg

medium_AMF03070.jpg

small_AMF03070.jpg

thumbnail_AMF03070.jpg

AMF03070.jpg

Bagi sebagian orang mungkin masih ada yang memandang sebelah mata pada jenis usaha jahit pakaian. Nyatanya, jenis usaha yang mayoritas berskala rumahan ini bisa menghasilkan keuntungan yang cukup besar dengan bermodalkan dana yang kecil.&nbsp;Jenis usaha ini masih sangat menguntungkan untuk dijalankan karena masih banyak orang yang membutuhkan jasa membuat baju dengan ukuran dan selera yang sesuai di tubuh mereka. Sebagian orang lebih menyukai pakaian&nbsp;customized yang dibuat oleh penjahit pilihan mereka dibandingkan dengan membeli pakaian yang sudah tersedia di pasaran, karena bisa disesuaikan dengan selera, model, bahan dan juga ukuran yang diinginkan.Permintaan jasa menjahit pakaian bukanlah usaha musiman, dan justru cukup tinggi permintaan menjelang hari-hari besar. Tak heran, bahkan permintaan menjahit di waktu-waktu tertentu dapat meningkat dua atau tiga kali lipat.<h3 style="text-align:justify;">Usaha Jahit Pakaian Demi Pengobatan Anak</h3>Hal ini juga yang terjadi pada usaha menjahit dan permak yang dijalankan oleh ibu Anastasia yang bertempat tinggal di Solo, Jawa Tengah. Ibu Anastasia bukanlah penjahit baru, ibu telah menjalankan usaha jahit pakaian ini sejak tahun 1991.Ibu Anastasia awalnya bersekolah di jurusan kejuruan menjahit, pada saat itu, pengajar ibu Anastasia melihat bakatnya yang luar biasa dalam menjahit. Sejak saat itu, ibu memutuskan untuk membuka usaha jahit pakaian yang kala itu masih cukup sulit menemukan usaha menjahit pakaian.Awalnya ibu hanya terima jahitan perorangan di rumah. Beberapa tahun berselang, ibu mendapatkan kesempatan untuk menjahitkan pakaian hingga bertemu dengan pelanggannya yang berasal dari Malaysia yang setiap tahun menggunakan jasa jahit ibu Anastasia untuk membuat pakaian keluarga dan juga saudaranya secara rutin.Namun sayang saat ibu Anastasia tengah kerepotan dalam mengurus pengobatan anak dan harus bolak-balik pergi ke rumah sakit, handphone ibu rusak dan semua nomor pelanggan ibu hilang. Termasuk pelanggan setianya yang berasal dari Malaysia.Meski begitu ibu tidak pernah mengeluh dan tetap bersemangat meski harus kehilangan salah satu pelanggan setianya. Ibu bertekad demi pengobatan anaknya hingga sembuh, ibu harus terus bekerja dan mencari peluang lainnya.<h3 style="text-align:justify;">Usaha Berkembang Saat Berkolaborasi Dengan Butik</h3><img src="/uploads/AMF_03076_af3d752b8d.jpg" alt="AMF03076.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03076_af3d752b8d.jpg 1000w," sizes="100vw">Saat ini, ibu rutin menjahit jenis kebaya untuk sebuah butik di Jakarta setiap bulannya. Selain itu ibu juga terima jahit perorangan. Kisaran biaya jasa menjahit pakaian memang tidak menentu tergantung tingkat kesulitan, namun dengan usahanya ini pendapatan ibu Anastasia mencapai 10 juta per bulan,&nbsp;lho!Sejak bergabung di Amartha, ibu jadi bisa menyetok bahan benang jahit, membeli mesin jahit dan juga mesin obras untuk melancarkan pekerjaannya.<blockquote>“Dulu ibu belum punya mesin sendiri, otomatis pinjam dari teman dengan model mesin lama.”</blockquote>Ibu Anastasia mengungkapkan jika salah satu tantangan terbesar dari usaha menjahit ini adalah kepuasan pelanggan.&nbsp;<blockquote>“Seringkali pelanggan meminta revisi ini itu. Meski cenderung berkali-kali, tapi saya tetap berusaha memperbaiki hasil jahitan hingga pelanggan merasa puas. Karena, kebahagiaan pelanggan adalah no 1.”</blockquote>Kini harapan ibu tidak muluk-muluk. Setelah selesai dengan pengobatan anaknya, ibu berharap dapat memiliki toko alat-alat jahit setelah selesai membiayai pendidikan anak bungsunya hingga lulus.<h3 style="text-align:justify;">Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus memberdayakan mereka. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Bertahan Demi Pengobatan Anak, Hasil 32 Tahun Usaha Jahit Pakaian

large_AMF03113.jpg

medium_AMF03113.jpg

small_AMF03113.jpg

thumbnail_AMF03113.jpg

AMF03113.jpg

Berawal dari keikutsertaannya dalam usaha bolu milik keluarga, ibu Devi Indriana beserta suaminya kemudian terjun untuk membuat usaha bolu rumahan sendiri. Kini, sembilan tahun sudah ibu Devi dan suami fokus pada usaha kue rumahan yang bertempat di Solo, Jawa Tengah.&nbsp;<blockquote>“Awalnya kita coba-coba membuat kue dengan resep sendiri, ternyata cukup banyak yang suka. Lama kelamaan kami memutuskan untuk membangun usaha sendiri dengan dorongan kebutuhan rumah tangga yang juga semakin banyak”</blockquote><img src="/uploads/AMF_03110_5dbeac79f6.jpg" alt="AMF03110.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03110_5dbeac79f6.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03110_5dbeac79f6.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03110_5dbeac79f6.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03110_5dbeac79f6.jpg 1000w," sizes="100vw">Ibu Devi bercerita awal-awal merintis usahanya, dia hanya memproduksi bolu kukus. Seiring berjalannya waktu, ia dan suami kemudian mengembangkan usaha kue rumahan dengan menambah varian donat, mandarin, bolu zebra, roti santan dan bolu gulung.Harga yang dipatok dari berbagai jenis kue rumahan ini pun terbilang relatif. Mulai dari harga satuan, loyang hingga satu keranjang jenis kue. Sedangkan untuk omzet yang didapat per harinya bisa mencapai 1 juta rupiah!<h2>Harapan Usaha Kue Rumahan Bersama Amartha</h2><img src="/uploads/AMF_03121_ba6ce037ee.jpg" alt="AMF03121.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_03121_ba6ce037ee.jpg 234w,/uploads/small_AMF_03121_ba6ce037ee.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_03121_ba6ce037ee.jpg 750w,/uploads/large_AMF_03121_ba6ce037ee.jpg 1000w," sizes="100vw">Kecuali hari minggu, rumah produksi ibu Devi terus bekerja dimulai dari tengah malam untuk mulai membuat adonan kue, dilanjutkan memanggangnya di pagi hari. Sebelum jam 9 pagi, semua kue pesanan wajib diantarkan kepada pemiliknya.Saat ini ibu Devi memiliki beberapa pelanggan tetap, yakni pemilik warung yang wajib mengisi warungnya dengan kue-kue lezat dari ibu Devi. Dalam pengerjaannya, ibu Devi dan suami dibantu oleh tiga orang karyawan yang juga tetangga dekatnya dalam mengembangkan bisnis ini.Selama bergabung di Amartha, modal yang didapatkan ibu Devi gunakan untuk menyetok bahan baku untuk membuat kue serta peremajaan alat-alat seperti alat panggang, loyang dan juga beberapa barang elektronik lainnya.Ibu berharap agar usaha kue rumahan ini dapat terus berkembang menjadi lebih besar hingga bisa membuka toko kue sendiri dan juga mempekerjakan lebih banyak orang-orang terdekatnya agar bisa sama-sama berdaya. Dia juga berharap, usaha yang sudah ditekuninya itu bisa terus berkembang dan semakin diminati di tengah ketatnya persaingan dengan pengusaha UMKM lainnya.Ibu Devi kemudian mengingatkan kepada siapa saja yang ingin memulai bisnis dan memiliki keahlian dalam bidang apapun, jangan pernah takut untuk memulainya.<h3>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus memberdayakan mereka. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Berawal Dari Menjadi Pekerja, Kini Sukses Buka Usaha Kue Rumahan Omzet Hingga Jutaan Rupiah

large_AMF02535-2.jpg

medium_AMF02535-2.jpg

small_AMF02535-2.jpg

thumbnail_AMF02535-2.jpg

AMF02535-2.jpg

Jamu adalah salah satu minuman tradisional yang pastinya sudah tidak asing lagi di masyarakat Indonesia. Ramuan tradisional ini diyakini masyarakat dapat meningkatkan imunitas, karena berasal dari rempah-rempah dan tanaman asli Indonesia yang sejak dahulu dipercaya untuk menjaga kesehatan tubuh.Bisnis jamu tradisional ini merupakan bisnis UMKM minuman terbuat dari rempah-rempah alami khas Indonesia yang berasal dari wilayah area Jawa Tengah. Bahan baku tersebut antara lain rimpang kencur, kunir, jahe, temulawak, juga ada asem, gula jawa, gula pasir, dll. Untuk jenis produksinya sendiri, jamu tradisional biasanya memiliki beberapa varian, diantaranya: Jamu beras kencur, kunir asem, jahe, temulawak, dan gula asem.Bisnis jamu tradisional ini sudah ada sejak lama kita temukan mungkin dari jaman kakek buyut. Salah satu pengusaha UMKM yang telah melakukan bisnis ini adalah mitra Amartha, ibu Hotimah.Ibu Hotimah telah menggeluti bisnis jamu ini sejak tahun 1986 dengan cara menjajakan melalui jualan keliling dengan berjalan kaki maupun dengan sepeda. Meskipun, saat ini ada banyak juga penjual jamu tradisional yang sudah menggunakan sepeda motor, namun ibu Hotimah lebih menyukai berjualan dengan berjalan kaki.Proses produksi ini dilakukan menggunakan alat tradisional, seperti lumpang dan alu dimana bisnis UMKM ini masih menggunakan tenaga manusia dalam proses produksinya. Pengerjaan jamu tradisional ini dimulai dari jam 3 pagi hingga jam 6 pagi sebelum ibu Hotimah berangkat untuk berjualan.<h2>Usaha Jamu Melalui Permodalan dari Amartha</h2><img src="/uploads/AMF_02547_2_da365c094f.jpg" alt="AMF02547-2.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_02547_2_da365c094f.jpg 234w,/uploads/small_AMF_02547_2_da365c094f.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_02547_2_da365c094f.jpg 750w,/uploads/large_AMF_02547_2_da365c094f.jpg 1000w," sizes="100vw">Dalam sehari, ibu bisa membuat 12 botol jamu untuk dijajakan. Dari bisnis yang telah dijalankan sejak lama ini, ibu Hotimah bisa menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus. Sejak gabung di Amartha, ibu jadi bisa lebih banyak menyetok bahan baku untuk membuat jamu. Sebelumnya, terkadang ibu hanya bisa membeli sedikit demi sedikit karena kekurangan modal.<blockquote>“Alhamdulillah dari Amartha saya terbantu modal untuk membeli bahan baku membuat jamu”</blockquote>Memang, pendapatan yang diperoleh dari usaha jamu tradisional ini terbilang tidak besar. Faktor level usaha yang masih kecil menjadi salah satu penyebab utamanya. Teknik penjualan yang masih menggunakan cara biasa yakni dengan berjualan langsung kepada konsumen juga menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya keuntungan yang didapatkan.Namun, ibu Hotimah yakin meskipun peminat jamu tradisional tak sebanyak dulu, usaha jamu masih bisa terus berkembang dengan banyak cara. Misalnya melalui toko online atau membuka kedai khusus di pinggir jalan sebagai harapan dari ibu Hotimah.<h3>5 Manfaat Minum Jamu untuk Menjaga Kesehatan</h3>Jamu tradisional biasanya terbuat dari campuran rempah-rempah dengan ciri yang khas dan kaya akan manfaat. Berikut ini jabaran manfaat minuman jamu yang bisa kamu dapatkan.1. Membantu Meningkatkan Imunitas TubuhBeberapa jenis rempah-rempah yang digunakan sebagai bahan jamu memiliki sifat anti-inflamasi, misalnya jahe. Sifat ini yang bisa membantu tubuh untuk mengurangi terjadinya peradangan. Selain itu, jamu yang mengandung jahe memiliki senyawa gingerol yang bisa mengurangi gejala flu.&nbsp;2. Menjaga Kadar KolesterolKadar kolesterol yang tinggi bisa menjadi sumber penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke. Untuk itu, minum jamu dengan campuran sereh dan jahe secara rutin juga bisa bantu menjaga kadar kolesterol dalam darah.&nbsp;3. Mengurangi Rasa NyeriAman dikonsumsi untuk anak hingga usia senja, jamu yang mengandung kencur dan temulawak mampu bantu mengatasi rasa pegal linu dan sakit nyeri yang dialami.4. Tingkatkan Nafsu Makan dan Jaga PencernaanSalah satu manfaat minum jamu yang cukup populer adalah bantu meningkatkan nafsu makan. Salah satu bahan yang dapat membantu adalah temulawak. Temulawak merupakan salah satu rempah yang berguna untuk bangkitkan nafsu makan sekaligus bantu kesehatan pencernaanmu. Jamu dengan bahan temulawak cocok untuk dikonsumsi siapa saja, termasuk anak-anak.5. Sumber AntioksidanAntioksidan ini sangat penting bagi tubuh untuk melawan efek radikal bebas yang bisa mengakibatkan munculnya penyakit kronis seperti kanker. Temulawak dan kunyit adalah salah satu rempah yang dapat menghasilkan antioksidan.Inilah beberapa manfaat dari mengkonsumsi jamu tradisional dari bisnis UMKM. Selain membeli produk-produk yang dibuat oleh ibu Hotimah, kamu juga bisa menjadi pendana baik yang membantu akses permodalan mereka,&nbsp;loh!<h3>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus memberdayakan mereka. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami. Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Berjuta Manfaat Jamu Tradisional Buatan Ibu Hotimah

large_AMF02494-2.jpg

medium_AMF02494-2.jpg

small_AMF02494-2.jpg

thumbnail_AMF02494-2.jpg

AMF02494-2.jpg

Siapa sangka usaha yang telah dibangun selama 16 tahun mampu mewujudkan keinginan Ibu Aida untuk membangun sebuah rumah. Awalnya, kemampuan Ibu Aida menganyam keset diperolehnya saat mengikuti pelatihan dan dilanjutkan dengan belajar secara otodidak. Setelah cukup mahir dan terampil, Ibu Aida memberanikan diri untuk menekuni usaha menganyam keset secara mandiri.<blockquote>“Sebelum bergabung di Amartha saya belum punya rumah dan masih ikut ke orang tua. Setelah bergabung di Amartha, keuntungan yang didapat, saya tabung untuk mencicil membuat rumah dari nol.”</blockquote>Usaha keset yang dilakoni Ibu Aida merupakan usaha rumahan atau usaha UMKM yang pemasarannya cukup luas hingga ke seluruh Indonesia dan juga berpotensi merambah pasar. Usaha ini merupakan industri pengolahan yang memanfaatkan limbah kain dari pabrik konveksi atau pabrik tekstil (kain) yang kemudian diolah menjadi produk keset.Dalam menjalankan bisnisnya, Ibu Aida mendapatkan dukungan pendanaan dari Amartha sejak tahun 2010. Dana tersebut iI gunakan untuk menambah modal pasokan bahan baku kain perca untuk pembuatan keset dan juga alat untuk menganyam. Ibu Aida memilih menggunakan kain perca sebagai bahan utama, dikarenakan dapat mendaur ulang limbah kain dari pabrik dan tentu saja agar Ia mendapatkan harga yang jauh lebih murah.&nbsp;<img src="/uploads/AMF_02500_2_00208424d4.jpg" alt="AMF02500-2.jpg" srcset="/uploads/thumbnail_AMF_02500_2_00208424d4.jpg 234w,/uploads/small_AMF_02500_2_00208424d4.jpg 500w,/uploads/medium_AMF_02500_2_00208424d4.jpg 750w,/uploads/large_AMF_02500_2_00208424d4.jpg 1000w," sizes="100vw">Dengan kelihaiannya dalam menganyam, Ibu Aida mengaku bisa menganyam keset dengan rata-rata 6 buah hingga 20 buah setiap harinya dengan berbagai ukuran keset. Harga yang Ia jual pun bervariasi tergantung dari ukuran kesetnya, mulai dari harga 8 ribu hingga 20 ribu. Dalam pemasarannya, Ibu Aida mengaku sudah memiliki pelanggan tetap yang membeli keset Ibu Aida dalam proyek besar, sehingga dalam sekali angkut ibu Aida bisa mendapatkan omset hingga enam juta per bulannya.Meski usaha keset ini terlihat menjanjikan, namun tentu ada banyak halangan. Diantaranya ketika musim kemarau datang, karena agak sulit membuat kasetnya terjual habis. Pernah pula Ibu melakukan bisnis lain untuk menyambung kehidupan. Namun, Ibu Aida kembali produksi keset yang sudah menjadi sebagian dari hidupnya.<blockquote>“Ada satu titik terberat saya saat pandemi tiba, orang-orang jadi jarang yang membeli keset. Akhirnya saya coba bangkit dengan mencoba berjualan tahu tempe keliling. Tapi, kerinduan saya dalam menganyam keset membuat saya kembali lagi untuk membuat keset”</blockquote><h2>Harapan Ibu Aida Bersama Amartha</h2>Ini adalah bukti bahwa Ibu Aida mampu mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dengan konsistensi dan semangat. Meskipun Ia mengakui masih harus belajar dalam banyak hal termasuk dalam pemasaran. Pesan Ibu Aida adalah untuk mengajak semua orang untuk mendukung UMKM lokal dengan membeli produk-produk mereka.Ibu Aida berencana untuk membuat marketplace sendiri sehingga jangkauan pasarnya lebih luas dan dapat dikirim ke berbagai tempat, termasuk Jakarta. Ibu Aida percaya bahwa Ia harus tetap semangat untuk membiayai sekolah anak, tidak bisa hanya mengandalkan suami dengan gaji bulanan yang tidak besar.Dengan semangat dan kegigihan yang Ibu Aida miliki, dia berharap usahanya bisa terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Ibu Aida telah membuktikan bahwa usaha yang sukses tidak harus dimulai dari modal besar. Berbekal kegigihan dan juga semangat yang tak padam, kini Ibu Aida sukses menjalankan bisnis keset dan bahkan telah berhasil membangun serta merenovasi rumah yang telah lama ia impikan.<h3>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h3>Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus memberdayakan mereka. Amartha mengajak kamu untuk turut mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.Sekarang giliran Anda mainkan peran Anda bersama kami! Ada keuntungan imbal hasil sampai 15% flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Bangun Rumah Impian dari Menganyam Limbah Menjadi Keset

large_AMF01124-2.jpg

medium_AMF01124-2.jpg

small_AMF01124-2.jpg

thumbnail_AMF01124-2.jpg

AMF01124-2.jpg

Tak diragukan lagi, jika camilan keripik yang gurih dan renyah menjadi favorit keluarga Indonesia dengan banyaknya pilihan dari berbagai daerah dengan harga yang terjangkau.Industri F&amp;B ini bagi pelaku UMKM Indonesia tentu menjadi industri bisnis yang cukup menggiurkan. Potensi usaha ini jugalah yang ibu Sukarmi jalankan selama 16 tahun.Beliau menceritakan usaha yang dulu dirintis dengan peralatan sederhana, hanya menggunakan kompor minyak dan wajan kecil. Per harinya saat itu dia hanya memproduksi sekitar 1 kg keripik hanya dengan dua jenis keripik saja.Sekarang bisnis keripik ibu Sukarmi sudah semakin berkembang dengan produksi mencapai 10 kg dengan 7 jenis keripik, diantaranya keripik pisang, keripik singkong, keripik ubi, keripik talas, peyek kacang hijau, peyek kacang tanah dan juga peyek udang rebon.Untuk pemasarannya sendiri, ibu dan bapak melalui supplier dan juga ke warung-warung di kota besar Semarang. Dalam sehari sekitar 400-500 bungkus keripik ludes dengan omzet sekitar Rp800.000 per hari.<blockquote>“Ibu mulai mengolah keripik dari malam hari, dilanjutkan untuk menggoreng di pagi hari setelah ibadah subuh, supaya pagi hari bisa langsung dikirim. Alhamdulillah modal dari Amartha bisa untuk dipakai beli bahan-bahan keripik dan juga alat untuk memasak.”</blockquote><h2>Harapan Usaha Keripik Bersama Amartha</h2>Saat pandemi, ibu Sukarmi sempat terima pesanan yang cukup besar karena orang-orang lebih memilih berbelanja online. Alhasil, pesanan keripik ibu cukup laris dibantu dipasarkan oleh keponakannya di Jakarta dan juga Bandung.Namun, saat ini ibu ingin lebih berfokus untuk memperluas usaha rumah usahanya hingga mimpinya untuk membuka toko offline terlaksana.Harapannya ibu saat ini adalah bisa memperluas usaha dengan cara menambah varian keripik lainnya.<h2>Dukung Perempuan Tangguh di Amartha</h2>Meski dengan omzet hingga jutaan per hari, ibu Sukarmi masih ingin mengembangkan usahanya hingga kamu para pendana baik bisa menikmati gurihnya keripik ibu Sukarmi juga.Mari kita dukung bisnis pengusaha UMKM di Indonesia agar bisa terus berdampak positif untuk Indonesia. Amartha mengajak kamu untuk turut ber-HARMONI dalam mendukung perempuan UMKM lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha.&nbsp;Sekarang giliran Anda berharmoni bersama Amartha dengan kunjungi&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/amartha/lenders-corner/berharmoni-bersama-amartha-dukung-umkm-merdeka-OOH/">s.id/HARMONI</a> atau&nbsp;<a href="https://amartha.com/">amartha.com</a> untuk mainkan peran Anda bersama kami.&nbsp;Ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Renyahnya Usaha Keripik UMKM Dengan Omzet Hingga Jutaan Per Hari!

large_Afifah Aprilia - Paiton Probolinggo - Afifah Aprilia (1).jpg

medium_Afifah Aprilia - Paiton Probolinggo - Afifah Aprilia (1).jpg

small_Afifah Aprilia - Paiton Probolinggo - Afifah Aprilia (1).jpg

thumbnail_Afifah Aprilia - Paiton Probolinggo - Afifah Aprilia (1).jpg

Afifah Aprilia - Paiton Probolinggo - Afifah Aprilia (1).jpg

Ibu Sumiati adalah sosok wanita hebat berusia 54 tahun yang tinggal di Jabung Candi Kecamatan Paiton. Sejak ditinggal suami meninggal 10 tahun yang lalu, ibu Sumiati hanya hidup berdua bersama anak bungsunya yang bernama Ringgo.&nbsp;Tak kenal lelah, ibu Sumiati bertekad harus bisa menafkahi dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya meski menjadi seorang&nbsp;single parent menggantikan suaminya yang telah tiada. Putra pertama dan kedua ibu Sumiati kini telah menikah dan sudah memiliki kehidupan sendiri. Sekarang ia hanya fokus untuk pendidikan Putra sulungnya yang saat ini baru lulus dari SMA dan apapun akan ia lakukan agar putranya bisa melanjutkan pendidikan.&nbsp;Ketertarikannya pada masakan, membuat ibu Sumiati semangat untuk menjual kue hasil buatannya dan membuka warung makan sederhana untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.&nbsp;<h2>Sempat Tutup Warung Akibat Keterbatasan Modal</h2>Membuka warung sederhana, memang tak sesederhana yang dipikirkan.Sebelumnya, warung ibu Sumiati sempat tutup dikarenakan ia mengalami kecelakaan yang membuat ia harus kehilangan modal agar warungnya tetap berjalan.&nbsp;Namun, ia bersyukur bisa mengenal Amartha melalui tetangganya yang sudah lebih dahulu bergabung di Amartha. Tak lama, ia mendaftarkan diri untuk ikut menjadi mitra agar bisa memperoleh pinjaman modal usaha agar warung makan yang sempat tutup bisa buka kembali.&nbsp;<blockquote>“Alhamdulillah berkat dukungan modal dari Amartha, saya bisa membuka warung sederhana kembali untuk menafkahi keluarga”, kata ibu Sumiati.</blockquote>Sekarang dana dari Amartha bisa memperbaiki warung sederhana tersebut, serta menambah variasi lauk pauk lebih banyak dari sebelumnya. Dari warung inilah penghasilan utama ibu Sumiati berasal, sehingga putra bungsunya bisa melanjutkan pendidikannya dan meraih impian-impiannya.<h2>Dukung Perempuan Tangguh di Seluruh Indonesia</h2>Jangan kubur mimpi anak lainnya yang ingin melanjutkan sekolah. Ayo, Amartha mengajak kamu untuk turut berkontribusi dalam mendukung perempuan UMKM hebat lainnya di seluruh Indonesia dengan download dan lakukan pendanaan di Amartha. Selain berdampak positif, ada keuntungan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat per tahun yang bisa pendana baik dapatkan setiap modalin satu mitra usaha dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">modalin</a>&nbsp;mulai dari 100 ribu rupiah.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>*cerita dan foto di submit oleh tim Amartha, Afifah Aprilia - Probolinggo (Jawa Timur)

Bangun Warung Sederhana Untuk Wujudkan Mimpi Anak Meraih Pendidikan

small_laundry-kiloan-usaha-rumahan-yang-menguntungkan.jpeg

thumbnail_laundry-kiloan-usaha-rumahan-yang-menguntungkan.jpeg

laundry-kiloan-usaha-rumahan-yang-menguntungkan.jpeg

Dari dulu hingga sekarang, laundry kiloan merupakan salah satu peluang usaha rumahan yang menguntungkan.Sebab, masih banyak masyarakat yang punya beragam kesibukan sehingga tidak sempat untuk mencuci pakaiannya sendiri. Apalagi, bisnis yang satu ini terbilang tidak membutuhkan modal yang sangat besar.Dengan modal kisaran jutaan Rupiah, kamu sudah bisa membuka usaha laundry kiloan, bahkan di rumahmu. Menariknya lagi, usaha ini mampu menghasilkan keuntungan bersih jutaan Rupiah tiap bulannya.&nbsp;Perlu diketahui, dalam membuka usaha laundry kiloan, kamu perlu memiliki perlengkapan sebagai berikut:<ul><li style="text-align:justify;">Timbangan</li><li style="text-align:justify;">Mesin Cuci</li><li style="text-align:justify;">Sabun Cuci dan Pewangi Pakaian</li><li style="text-align:justify;">Hanger dan Jemuran</li><li style="text-align:justify;">Pengering</li><li style="text-align:justify;">Setrika dan Papan Setrika</li><li style="text-align:justify;">Alat Tagging</li><li style="text-align:justify;">Plastik Kemasan</li></ul><h2 style="text-align:justify;">Analisa Modal dan Keuntungan Laundry Kiloan</h2><figure class="table"><table><tbody><tr><td>Kebutuhan/Item</td><td>Jumlah</td><td>Harga</td></tr><tr><td>Modal Investasi Awal</td><td>&nbsp;</td><td>&nbsp;</td></tr><tr><td>Mesin Cuci</td><td>1 Unit</td><td>Rp 3.000.000</td></tr><tr><td>Mesin Pengering</td><td>1 Unit</td><td>Rp 3.000.000</td></tr><tr><td>Setrika</td><td>5 Unit</td><td>Rp 750.000</td></tr><tr><td>Timbangan Digital</td><td>1 Unit</td><td>Rp 250.000</td></tr><tr><td>Renovasi Ruangan</td><td>1 Kali</td><td>Rp 1.500.000</td></tr><tr><td>Meja dan Kursi</td><td>1 Set</td><td>Rp 500.000</td></tr><tr><td>Hanger dan Jepitan</td><td>5 Pak</td><td>Rp 150.000</td></tr><tr><td>Ember</td><td>3 Buah</td><td>Rp 150.000</td></tr><tr><td>Total Modal Awal</td><td>Rp 9.300.000</td><td>&nbsp;</td></tr></tbody></table></figure>Adapun, untuk biaya operasional bulanannya adalah sebagai berikut:<figure class="table"><table><tbody><tr><td>Biaya Operasional Bulanan</td><td>Jumlah</td><td>Harga</td></tr><tr><td>Listrik</td><td>1 Bulan</td><td>Rp 500.000</td></tr><tr><td>Detergen</td><td>1 Kg</td><td>Rp 500.000</td></tr><tr><td>Pewangi</td><td>1 Kg</td><td>Rp 150.000</td></tr><tr><td>Air</td><td>1 Bulan</td><td>Rp 350.000</td></tr><tr><td>Gaji Karyawan</td><td>1 Orang</td><td>Rp 1.000.000</td></tr><tr><td>Total Biaya Operasional</td><td>Bulanan</td><td>Rp 2.500.000</td></tr></tbody></table></figure>Sedangkan asumsi pendapatan bulanannya adalah apabila usaha Laundry Kiloanmu bisa mendapatkan order rata-rata Rp6.000/hari, maka pendapatan sebulannya adalah Rp6.000 x 50 x 30 hari = Rp9.000.000.Jika dikurangi dengan total biaya operasional, maka pendapatan bersih = Rp9.000.000 – Rp2.500.000 = Rp6.500.000.Dengan total modal awal sebanyak Rp9.300.000, maka keuntungan rata-rata bulanan yang sebesar Rp6.500.000, dalam waktu sekitar 2 bulan sudah menyentuh <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/mengenal-tentang-bep-dan-fungsinya-dalam-menjalankan-usaha/">titik BEP (Break Event Point)</a>.Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/deretan-tips-jadi-pengusaha-sukses-ala-sandiaga-uno/">Deretan Tips Jadi Pengusaha Sukses Ala Sandiaga Uno</a><h2 style="text-align:justify;">Tips Sukses Membuka Usaha Laundry Kiloan</h2>Supaya usaha laundry kiloan yang kamu rintis berjalan sukses, ada baiknya kamu mengikuti beberapa tips berikut ini:1. Dapatkan Lokasi Strategis&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;Perlu diingat, lokasi yang strategis untuk membuka usaha laundry kiloan adalah di area kos-kosan karyawan dan juga area kos-kosan mahasiswa.2. Berikan Kualitas TerbaikDalam rangka menarik loyalitas pelanggan, usahakan selalu mengutamakan kualitas cucian yang terjamin bersih dan wangi. Caranya, dengan mengetahui cara mencuci yang benar sampai menggunakan deterjen yang sesuai.3. Selalu Ramah Pada PelangganSelain memberikan kualitas terbaik, bersikap ramah juga bisa menjaga loyalitas pelanggan. Selalu bersikap sopan, santun, dan mencoba akrab dengan siapa saja pelangganmu.&nbsp;&nbsp;4. Tetapkan Harga yang Masuk AkalTetapkan harga laundry kiloan yang realistis bagi pangsa pasarmu. Sebagai contoh, jika kamu membuka laundry kiloan di kawasan kos-kosan mahasiswa, maka patoklah harga jangan terlalu mahal.Namun, apabila berada di area kos-kosan karyawan, kamu bisa menerapkan keuntungan yang tinggi, tapi masih masuk akal. Rata-rata harga laundry di kawasan mahasiswa sekitar Rp 5-7 ribu per kilogram, dan Rp 8-10 ribu per kilogram untuk jasa laundry di kawasan kos-kosan pekerja.Well, itulah seputar tips membuka laundry kiloan dan analisa usahanya. Apakah kamu tertarik merintisnya? Kamu bisa mengajukan <a href="https://amartha.com/id_ID/pinjaman/">pinjaman modal usaha</a> tanpa agunan melalui Amartha.<a href="https://amartha.com/id_ID/pinjaman/">Amartha</a> merupakan perusahaan P2P Lending yang menghubungkan investor kepada peminjam, khususnya perempuan pengusaha mikro di pedesaan dengan pendampingan dan pelatihan usaha melalui platform online.

Laundry Kiloan: Usaha Rumahan Yang Menguntungkan

large_publikasi-sulawesi-2021.jpeg

medium_publikasi-sulawesi-2021.jpeg

small_publikasi-sulawesi-2021.jpeg

thumbnail_publikasi-sulawesi-2021.jpeg

publikasi-sulawesi-2021.jpeg

PT. Amartha Mikro Fintek (<a href="https://amartha.com/id_ID/" data-type="URL" data-id="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>) menargetkan lebih dari 110 ribu mitra usaha dengan total penyaluran pendanaan mencapai Rp 500 Miliar di tahun 2021 ini atau tumbuh 40% secara year on year (yoy).



Andi Taufan Garuda Putra selaku Founder &amp; CEO Amartha mengatakan, Sulawesi memiliki pasar potensial untuk pertumbuhan bisnis. UMKM di Sulawesi juga memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi berbagai gejolak ekonomi, termasuk selama pandemi.



"Di masa pandemi ini, dapat disyukuri non performing finance (NPF) pada posisi 0% atau sangat bagus dengan tenor pinjaman yang diberikan 1 tahun dan bunga yang kompetitif," tambahnya saat ditemui di The Rinra Hotel, Makassar, pada Selasa (09/03) lalu.



<a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/amartha-jangkau-pulau-sulawesi/" data-type="URL" data-id="https://amartha.com/blog/money-quiz/amartha-jangkau-pulau-sulawesi/">Baca Juga: Berdayakan Banyak UMKM, Amartha Jangkau Pulau Sulawesi</a>



Dalam konferensi pers tersebut, Andi Taufan turut menjelaskan kualitas portofolio Amartha saat ini, di masa pandemi sudah jauh lebih baik.



"Bisa kita bilang sekarang situasinya lagi recovery periode karena sudah masa perbaikan yang oumayan kena tekanan di tahun lalu. Kalau bisa dibilang sekarang sudah single digit dan sudah turun signifikan. Masuk 2021 lebih stabil kembali normal lagi. Dan bahkan di masa pandemi ini, kita terus supporting usaha-usaha mikro untuk recover. Kualitas pinjamannya sekarang sudah kembali seperti sebelum pandemi." jelasnya.



Hadir sejak tahun 2019, Amartha telah menjangkau 4 Provinsi di Pulau Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat dengan total dana tersalurkan mencapai Rp 300 Miliar kepada lebih dari 60.000 mitra usaha.



Andi Taufan juga membeberkan segmentasi pendanaan usaha mikro paling banyak bergerak di bidang perdagangan, warung sembako, warung kopi, hingga warung usaha sayur-mayur.

Miliki Potensi dan Performa Unggul, Amartha Target Berdayakan 110 Ribu Perempuan Penguasaha Mikro di Sulawesi

medium_siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

small_siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

thumbnail_siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

siti-muslimah-berhasil-renovasi-rumah-dari-usaha-makanan-ringan.jpeg

Berawal dari menjalankan usaha jajanan dari rumah ke rumah, kini Siti Muslimah (52) berhasil menjual hingga daerah desa Karangnanas dan Gunung Tugel. Bahkan, dia sudah berhasil merenovasi rumah serta memberdayakan para perempuan di daerahnya. 

“Alhamdulilah, dari usaha ini saya sudah bisa membantu para tetangga mendapatkan pekerjaan. Saya ajak mereka untuk membantu pengemasan makaroni dan kerupuk,” kata Siti di Karangklesem, Purwokerto Selatan.

Awalnya, Siti menjalankan usaha jajanan pasar seperti tape goreng dan risol. Dia menjual jajanan tersebut ke warung dan kantin. Namun, dia mengalami kesulitan dalam menjual jajanan tersebut. Apalagi, dia tidak mampu mengendarai sepeda motor. "Dulu saya titip tape dan risol ke warung dan kantin. Tapi, saya akhirnya enggak sanggup karena enggak punya kendaraan. Jadi, saya mulai jalankan bisnis repacking dan jual macaroni dan kerupuk di rumah," ujar Siti.
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/cerita-sukses-idah-bangun-usaha-batako-di-cianjur/">Cerita Sukses Idah Bangun Usaha Batako di Cianjur</a></h4>
Sejak menjalankan usaha di rumah, dia mendapatkan banyak permintaan dari beberapa warung di daerah tersebut. Ternyata, banyak warung dan kantin yang menyukai makanan ringan hasil buatannya. “Ya, saya dapat orderan lumayan banyak. Makanya, saya minta bantuan ibu-ibu disini untuk ikut bantu,” ungkap Siti.

Kesuksesan dalam menjalankan bisnis ini tak terlepas dari peran Amartha dalam memberikan pelatihan pengelolaan keuangan dan bisnis. Sebelum bergabung dengan Amartha, Siti mengaku harus mengikuti pelatihan keuangan selama satu bulan. Setelah itu, dia mendapatkan pinjaman dari Amartha. “Ya, saya dapat pelatihan usaha. Saya juga masuk dalam kelompok yang terdiri dari 15 orang. Disitu saya juga bisa cerita tentang usaha. Saling bagi pengalaman lah,” ujarnya.

Sejak mendapatkan pembiayaan modal usaha dari Amartha, usahanya terus berkembang. Mulanya, dia mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 3 juta. Kini, dia mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 6,5 juta. Rencananya, dia akan menggunakan pembiayaan untuk memperbanyak produksi makaroni dan kerupuk. 
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/ibu-suyamti-jual-jamu-keliling-dengan-sepeda-motor/">Suyamti, Jual Jamu Keliling dengan Sepeda Motor</a></h4>
Dia pun tak mempunyai impian yang besar. Dia hanya ingin meningkatkan pendapatan keluarga serta membantu sang suami. Dia juga ingin mengurus sang anak agar mendapatkan pendidikan yang tinggi. “Saya cuman ingin menjadi ibu yang baik dan bisa membimbing anak-anaknya dengan baik dan beribadah agar bisa diterima oleh Allah,” ucapnya seraya tersenyum.

Siti merupakan salah satu perempuan tangguh Amartha yang terpilih dalam nominasi Perempuan Pencipta Perubahan 2019. Dia merupakan pelaku usaha mikro perempuan yang sukses dalam memberdayakan perempuan di desa Karangklesem.

Siti Muslimah Berhasil Renovasi Rumah dari Usaha Makanan Ringan

medium_amartha-sejahterakan-dan-berdayakan-perempuan-di-pedesaan.jpeg

small_amartha-sejahterakan-dan-berdayakan-perempuan-di-pedesaan.jpeg

thumbnail_amartha-sejahterakan-dan-berdayakan-perempuan-di-pedesaan.jpeg

amartha-sejahterakan-dan-berdayakan-perempuan-di-pedesaan.jpeg

PT Amartha Mikro Fintek atau <a href="http://amartha.com">Amartha</a>, perusahaan teknologi finansial (tekfin) alternatif investasi berdampak sosial, meluncurkan hasil riset bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada bertajuk “Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan” di Jakarta pada Rabu (06/11). 

Hasil riset tersebut menunjukan bahwa Amartha berhasil meningkatkan kesejahteraan hidup para mitranya yaitu para perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Pendanaan dan pendampingan usaha Amartha kepada para mitra membuat pendapatan mereka naik hingga tujuh kali lipat, melebihi Upah Minimum Regional (UMR) setempat. 

Riset kolaboratif ini dilakukan pada delapan puluh delapan responden mitra Amartha di delapan kota di Jawa (Bandung, Bogor, Subang, Sukabumi, Banyumas, Klaten, Kediri, dan Mojokerto) dengan menggabungkan metode survei, wawancara dan focus group discussion. 

Dewa Ayu Diah Angendari, Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, mengatakan, “Sembilan puluh empat persen mitra Amartha merasa lebih sejahtera setelah bergabung dengan Amartha. Penghasilan mereka naik jadi Rp5-10 Juta per bulan dari yang awalnya hanya sekitar Rp1-2 Juta per bulan. Kenaikan tertinggi dirasakan oleh salah satu mitra Amartha di Klaten yang mengalami lonjakan pendapatan dari Rp1,4 Juta menjadi Rp10 Juta per bulan, jauh melampaui UMR Klaten senilai Rp1.795.061”.
<blockquote>Sembilan puluh empat persen mitra Amartha merasa lebih sejahtera setelah bergabung dengan Amartha. </blockquote>
Salah satu temuan riset tersebut mengungkap bahwa 76% mitra usaha Amartha mengaku dapat membayar uang sekolah anak dari pendapatan usaha mereka. Mereka juga merasakan hasil penjualan meningkat, usaha semakin berkembang, dapat turut membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar serta memiliki cadangan dana darurat.

[caption id="attachment_4675" align="aligncenter" width="4500"]<img class="wp-image-4675 size-full" src="https://access.amartha.com:443/uploads/aria_widyanto_chief_risk_and_sustainability_officer_amartha_91f8a43736.jpg" alt="" width="4500" height="3000" /> Aria Widyanto selaku Chief Risk and Sustainability Officer Amartha saat meluncurkan hasil riset bersama CfDS UGM bertajuk “Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan” di Jakarta pada Rabu (06/11).[/caption]

Aria Widyanto selaku Chief Risk and Sustainability Officer Amartha mengatakan, “Setiap minggunya, Amartha mengadakan pertemuan majelis atau kelompok mitra beranggotakan 10-25 orang untuk memberi pendampingan dan pendidikan mengenai tata kelola usaha dan keuangan. Dengan metode ini, Amartha dapat menjembatani kesenjangan yang muncul dari rendahnya tingkat pendidikan dan akses informasi perempuan di pedesaan.”
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/money-quiz/bangun-kesejahteraan-di-desa-ini-4-hal-yang-dilakukan-amartha/">Bangun Kesejahteraan di Desa, Ini 4 Hal yang Dilakukan Amartha</a></h4>
Mayoritas perempuan di pedesaan memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta mengalami keterbatasan dalam mengakses informasi. Sebanyak 52,3% mitra Amartha merupakan lulusan sekolah dasar yang rata-rata berprofesi sebagai pedagang berskala mikro dengan penghasilan kurang dari Rp3 juta per bulan.

Dalam mengakses informasi, para mitra Amartha masih mengandalkan televisi atau orang-orang di sekitar mereka. Sekitar 70% perempuan mitra Amartha berusia di atas 40 tahun dan sebanyak 62,5% mitra Amartha tidak memiliki telepon genggam yang memungkinkan mereka terhubung dengan internet. Menghadapi tantangan tersebut, Amartha menerjunkan business partner atau agen lapangan yang bertugas untuk menjembatani jurang tersebut.

Sistem pendampingan melalui business partner Amartha membuat pengetahuan para perempuan desa tentang literasi keuangan semakin meningkat. Selain mengumpulkan pembayaran, business partner yang datang di setiap pertemuan mingguan turut membantu para mitra Amartha untuk mengelola pinjaman. Kegiatan rutin mingguan ini membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Sebanyak 54,5% mitra Amartha merasa kemampuan mengelola keuangan meningkat setelah bergabung dengan Amartha.

[caption id="attachment_4676" align="aligncenter" width="4500"]<img class="size-full wp-image-4676" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Amartha_CFDS_7dd7d3eced.jpg" alt="" width="4500" height="3000" /> (Kiri - Kanan) Aria Widyanto - Chief Risk and Sustainability Officer AMARTHA, Ibu Tumini - Perempuan Tangguh Amartha, Dewa Ayu Diah Angendari, MA - Sekretaris Eksekutif CfDS UGM &amp; Dosen Dept Ilmu Komunikasi UGM saat meluncurkan hasil riset bersama CfDS UGM bertajuk “Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan” di Jakarta pada Rabu (06/11). [/caption]
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/ibu-pariyah/">Pariyah Sukses Jual Keripik Hingga Ke Jepang</a></h4>
Dengan rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya akses terhadap informasi, para perempuan mitra Amartha ternyata lebih memilih fintek peer-to-peer (p2p) lending dibandingkan jasa keuangan formal lainnya. Sejumlah pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan tersebut adalah jarak yang jauh dengan bank, jumlah pinjaman yang dapat diajukan terlalu besar, syarat administrasi yang lebih kompleks, hingga sudah terbiasa dengan transaksi tunai.

Amartha Sejahterakan dan Berdayakan Perempuan di Pedesaan

medium_menko-perekonomian-darmin-nasution-bertemu-dengan-mitra-usaha-amartha.jpeg

small_menko-perekonomian-darmin-nasution-bertemu-dengan-mitra-usaha-amartha.jpeg

thumbnail_menko-perekonomian-darmin-nasution-bertemu-dengan-mitra-usaha-amartha.jpeg

menko-perekonomian-darmin-nasution-bertemu-dengan-mitra-usaha-amartha.jpeg

Jakarta, 4 September 2019 - Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Darmin Nasution bertemu dengan mitra usaha Amartha yakni Apsiah, pelaku usaha ikan cupang dan Ratna, pelaku usaha keset dari Ciseeng, Bogor di Indonesia Fintech Forum 2019, Gedung Dhanapala.

Acara ini diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA). Dalam kesempatan itu, Darmin mengungkapkan kebanggaanya saat melihat ikan cupang dan keset di booth Amartha. Dia juga bertemu lansung dengan pelaku usaha mikro perempuan Amartha yang sukses berkat Amartha.

Andi Taufan Garuda Putra selaku CEO Amartha mengatakan, mereka merupakan pelaku usaha mikro yang sukses mengembangkan usahanya berkat pinjaman serta pelatihan wirausaha yang dilakukan oleh Amartha. "Mereka adalah beberapa perempuan tangguh Amartha yang sukses mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan keluarga,"

Apsiah mengaku usaha ikan cupang telah berkembang pesat. Berkat usaha itu, dia telah memiliki rumah, mobil dan motor. Dia juga memiliki satu toko di Jakarta dan berencana untuk membuka toko di Bogor. "Dulu saya merintis dari nol, enggak punya apa-apa. Bahkan untuk angkut ikan cupang ke Jakarta naik angkot dan kereta,"

[caption id="attachment_4161" align="aligncenter" width="1280"]<img class="size-full wp-image-4161" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Mitra_usaha_Amartha_yakni_Apsiah_pelaku_usaha_ikan_cupang_dan_Ratna_pelaku_usaha_keset_dari_Ciseeng_Bogor_a3e4285bb4.jpeg" alt="" width="1280" height="855" /> Mitra usaha Amartha yakni Apsiah, pelaku usaha ikan cupang dan Ratna, pelaku usaha keset dari Ciseeng, Bogor[/caption]

Dia mengatakan peran Amartha sangat besar bagi perkembangan usahanya. Awalnya, dia meminjam Rp 500 ribu kepada Amartha pada 2011. Kini, pinjamannya telah mencapai Rp 10 juta. "Saya tidak hanya mendapatkan pinjaman untuk usaha tetapi juga pelatihan wirausaha dan pengelolaan keuangan oleh Amartha,”

Ratna mengatakan pendanaan usaha dari Amartha digunakan untuk mengembangkan usaha yang tengah ia rintis yaitu menganyam keset. Tidak hanya itu, pendanaan dari Amartha juga Ratna gunakan untuk mendorong usaha suaminya yaitu berjualan sayur dan buah-buahan agar menjadi semakin maju. Kini, dia juga berhasil merenovasi rumah dan menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah.

“Saya mah pengennya bisa memperdaya bukan diberdaya. Ya Alhamdulillah bisa dukung suami saya, sekarang dagangan dia makin banyak. Terus usaha keset saya juga makin berkembang,”

[caption id="attachment_4162" align="aligncenter" width="1280"]<img class="size-full wp-image-4162" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Ratna_pelaku_usaha_keset_dari_Ciseeng_Bogor_a6614b9866.jpeg" alt="" width="1280" height="855" /> Ratna, pelaku usaha keset dari Ciseeng, Bogor[/caption]

Ratna telah bergabung bersama Amartha sejak 2011. Awalnya, dia mendapatkan pendanaan untuk usaha sebesar Rp 500 ribu. Kini, dia telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp 8 juta.

Menurut data Amartha Sustainable Accountability Report 2018, terungkap bahwa (rata-rata) pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan, atau setara naik 59 persen.

Meningkatnya pendapatan juga berdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Pada tahun 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra Amartha masih berada dibawah garis kemiskinan. Per akhir 2018, jumlah mitra Amartha yang dibawah garis kemiskinan turun drastis menjadi 41 persen. Berkurangnya populasi penduduk miskin yang menjadi mitra Amartha.

Menko Perekonomian Darmin Nasution Bertemu dengan Mitra Usaha Amartha

medium_amartha-fintek-bantu-kurangi-penduduk-miskin-di-pedesaan.jpeg

small_amartha-fintek-bantu-kurangi-penduduk-miskin-di-pedesaan.jpeg

thumbnail_amartha-fintek-bantu-kurangi-penduduk-miskin-di-pedesaan.jpeg

amartha-fintek-bantu-kurangi-penduduk-miskin-di-pedesaan.jpeg

Sepanjang tahun 2018, Amartha sebagai perusahaan fintech peer to peer lending tepercaya berhasil meningkatkan kesejahteraan ratusan ribu mitranya, yang merupakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Dari data Sustainable Accountability Report 2018, terungkap bahwa (rata-rata) pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan, atau setara naik 59 persen. 

Meningkat drastisnya pendapatan perempuan mitra Amartha yang berdampak pada berkurangnya angka kemiskinan, dicapai lewat serangkaian program poverty intervention sebagai berikut: 
<ul>
 	<li style="font-weight: 400;">Menyediakan akses pendanaan usaha agar para perempuan mitra Amartha di desa bisa memulai dan mengembangkan usaha</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Memberikan pelatihan wirausaha dan literasi keuangan, agar para perempuan mitra Amartha bisa mengelola keuangan untuk mengembangkan bisnisnya  </li>
 	<li style="font-weight: 400;">Meningkatkan daya beli perempuan desa yang akhirnya mampu meningkatkan kualitas hidup</li>
</ul>
“Yang dibutuhkan masyarakat supaya bisa produktif bukan cuma pendanaan, tapi juga pendampingan supaya mereka bisa bijak menggunakan modalnya demi keberlangsungan usaha,” kata CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra.
<blockquote>Dalam 2 tahun terakhir, jumlah perempuan mitra Amartha yang dibawah garis kemiskinan, berkurang 22 persen</blockquote>
Sejalan dengan meningkatnya pendapatan para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, 52 persen dari mitra Amartha sudah mampu menyisihkan uang untuk membeli peralatan penunjang usaha seperti membeli sepeda motor dan merenovasi toko mereka. Bahkan mitra Amartha kini sudah bisa mengalokasikan keuntungan usaha mereka untuk membeli keperluan konsumtif seperti membeli telepon seluler dan televisi. 

“Setelah dapat modal dari Amartha usaha saya bisa meningkat. Dulunya saya hanya petani ternak ikan cupang, sekarang saya sudah bisa menjadi pengumpul ikan cupang dari para petani dan buka kios di Jakarta,” kata Ibu Apsiah dari desa Ciseeng Bogor yang menjadi mitra Amartha sejak 2010.

Selain kucuran dana usaha dan pendampingan, ribuan perempuan desa pengusaha mikro mitra Amartha juga merasa terbantu oleh program pembagian 7.039 pasang kacamata. Pasalnya, banyak dari mereka mengalami rabun jauh sehingga tidak bisa dengan efektif mengelola keuangan. Bantuan kacamata terbukti membantu satu dari tiga mitra Amartha, yang merasakan produktivitas mereka meningkat sebanyak 4 jam perhari.

Meningkatnya pendapatan juga berdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Pada tahun 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra Amartha masih berada dibawah garis kemiskinan. Per akhir 2018, jumlah mitra Amartha yang dibawah garis kemiskinan turun drastis menjadi 41 persen. Berkurangnya populasi penduduk miskin yang menjadi mitra Amartha,

Penurunan tingkat kemiskinan mitra Amartha ternyata lebih cepat dari level nasional, berhasil mengurangi jumlah mitra Amartha yang semula ada di bawah garis kemiskinan sebanyak 22 persen. Dari data Badan Pusat Statistik, penurunan rata-rata tingkat kemiskinan per tahun sebesar 1,1 persen. 

“Ini membuktikan bahwa perusahaan fintech bisa membawa dampak positif, jika kita semua tidak hanya berpikir untuk mengejar keuntungan, tapi juga membantu masyarakat yang membutuhkan,” lanjut Andi Taufan Garuda Putra.

Amartha Fintek Bantu Kurangi Penduduk Miskin di Pedesaan

Tag: mitra usaha