icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Keuangan / Ketahui Apa Itu P2P Lending: Pengertian, Manfaat & Cara Kerja
icon-lang
icon-lang

Ketahui Apa Itu P2P Lending: Pengertian, Manfaat & Cara Kerja

By Tim Blog Amartha - 10 Oct 2023 - 3 min membaca

Cara meraih passive income yang saat ini tengah naik daun adalah pendanaan yang ditempatkan pada platform financial technology (fintech), seperti peer-to peer-lending atau sering disingkat menjadi P2P lending. Lalu, apa itu sebenarnya P2P lending? Untuk kamu yang belum terlalu paham mengenai pengertian P2P Lending. Yuk ketahui definisi, risiko dan keuntungannya dalam berinvestsi di di p2p lending.

Apa Itu P2P Lending?

Mari kita mengenal P2P lending, definisi Peer-To-Peer (P2P) Lending adalah suatu proses mengumpulkan dana lewat suatu platform atau perusahaan fintech yang nantinya akan diberikan kepada pemilik usaha sebagai pinjaman. Dengan kata lain, P2P lending menghubungkan pemberi dana (investor atau lender) dengan peminjam dana atau borrower secara online. Sedangkan jenis usaha yang dapat menerima pendanaan ini bisa berskala kecil maupun  besar. 

Dalam prosesnya, peminjam dana bisa mengajukan kredit secara langsung kepada pemilik dana dengan syarat lebih mudah dan proses lebih cepat dibandingkan ke lembaga keuangan konvensional. 

Di Amartha, konsep P2P Lending yang ditawarkan adalah berbasis dampak sosial. Adapun Amartha melayani dan membuka peluang pendanaan untuk para Perempuan Tangguh, pengusaha kecil dan mikro di pelosok pedesaan.

Apa Manfaat P2P Lending Bagi Bisnis?

Bagi para pelaku bisnis UMKM  dapat memanfaatkan pinjaman dana melalui aplikasi P2P lending yang tersedia secara online untuk pengembangan usaha. Sebenarnya apa sih manfaat P2P lending bagi para pelaku bisnis UMKM ? Berikut beberapa manfaat P2P lending bagi suatu bisnis:

1. Akses Pinjaman Dana Usaha

Modal usaha adalah salah satu kebutuhan penting agar suatu bisnis dapat terus berkembang terutama oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Nah, salah satu manfaat P2P lending bagi pelaku bisnis adalah kesempatan mendapatkan pinjaman pendanaan usaha selain dari lembaga keuangan konvensional.

2. Proses Pinjaman Dana Mudah dan Cepat

Bagi para pelaku bisnis yang membutuhkan tambahan modal dapat memanfaatkan P2P lending untuk mengembangkan usaha. Hal ini dikarenakan platform fintech P2P lending menawarkan proses pinjaman dana yang cukup mudah dan cepat tanpa melalui syarat yang sulit dibandingkan dengan proses pinjaman lewat lembaga resmi seperti bank konvensional. 

3. Diawasi dan terdaftar di OJK

Manfaat P2P lending terakhir yang tidak kalah penting adalah keamanan baik dari sisi penerima pinjaman maupun pemberi dana. Mayoritas P2P lending juga terbukti aman layaknya lembaga keuangan resmi lainnya karena sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, P2P lending diatur secara resmi dan diawasi oleh OJK. Di dalam peraturan tersebut juga terdapat panduan dalam pelaksanaan bisnis P2P yang meliputi pengaturan terkait kegiatan usaha, mitigasi risiko, pelaporan, pendaftaran perizinan, serta tata kelola sistem teknologi informasi. Salah satu P2P lending yang sudah memiliki izin dari OJK adalah Amartha.

Bagaimana Cara Kerja P2P Lending? 

Buat kamu yang tertarik dengan P2P lending, berikut akan dijabarkan bagaimana cara kerja P2P lending baik dari sisi pemberi dana maupun penerima dana.

Sebagai Pendana (Lender)

Pendana atau investor dapat melihat detail data peminjam, seperti jenis bisnis, informasi tentang bisnis yang beroperasi, tujuan pinjaman, pendapatan, riwayat keuangan dan lain-lain, melalui aplikasi atau platform pinjaman.

Selanjutnya, calon pemberi dana memilih jenis usaha dari berbagai pemilik bisnis yang ingin mereka danai, lalu cek tenor pinjaman, besaran bunga, hingga risiko dari tiap pinjaman.

Nah saat ingin mendanai penerima pinjaman yang telah kamu pilih, pemberi dana atau lender bisa langsung mendistribusikan sejumlah dana melalui aplikasi. Setelah itu, peminjam dana atau borrower akan membayarnya dengan metode cicilan atau di akhir masa tenor sesuai dengan kesepakatan.

Sebagai Peminjam Dana (Borrower)

Peminjam dana hanya perlu mengunggah semua dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan pinjaman secara online yang relatif cepat prosesnya.

Di antaranya merupakan dokumen berisi laporan keuangan dalam jangka waktu tertentu dan juga tujuan peminjam dana mengajukan pinjaman tersebut.

Jika diterima oleh tim, besaran imbal hasil akan diterapkan. Selanjutnya, pengajuan pinjaman akan dimasukkan ke dalam aplikasi, agar calon pendana bisa melihat pengajuan pinjaman dan mulai mendanainya. Pencairan dana akan dicairkan ketika uang pendanaan sudah terkumpul dari para pemberi dana.

Apa Saja Istilah di P2P Lending yang Harus Diketahui?

Untuk lebih mengenal investasi di P2P lending, ketahui dahulu beragam istilah-istilah dalam investasi P2P lending berikut ini.

Mengenal Istilah-istilah di P2P Lending

TKB90

TKB90 adalah tingkat keberhasilan suatu financial technology (fintech) dalam memfasilitasi pelunasan pinjaman dihitung dari 90 hari sejak tanggal jatuh tempo.

Rumus TKB90 adalah TKB90 = (100%) – (TKW90).

Sedangkan TKW90 adalah tingkat kegagalan menyelesaikan pelunasan pinjaman dalam suatu fintech dalam 90 hari sejak tanggal jatuh tempo.

Angka yang didapat berhubungan dengan risiko P2P lending yang ditanggung peminjam. Platform dengan TKB90 yang rendah berarti memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi.

Saat ini, angka TKB90 Amartha yakni sebesar 98%, menunjukkan kinerja Amartha sangat baik.

Baca Juga: Apa Itu TKB90 dan TKW90?

Tenor Pinjaman

Tenor pinjaman, merupakan jangka waktu bagi peminjam membayar angsuran kredit ke platform atau aplikasi P2P lending. Tenor pinjaman P2P lending biasanya dimulai dari 15 hari, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, sampai 12 bulan tergantung dari kesepakatan. Jangka waktu pinjaman ditetapkan antara penyedia platform fintech P2P lending dengan borrower atau penerima pinjaman berdasarkan perjanjian bersama.

Di Amartha sendiri, menerapkan sistem tenor 50 minggu untuk setiap pendanaan. Sedangkan untuk pencairan Imbal hasil bagi pendana akan diberikan setiap minggunya melalui aplikasi Amartha. Jadi, pendana bisa mendapatkan pendapatan pasif mingguan.

NPL

NPL atau non performing loan disebut juga sebagai persentase kredit yang gagal bayar atau macet. NPL adalah salah satu indikator kesehatan aset pada suatu lembaga keuangan baik itu bank ataupun fintech. Makin tinggi nilai NPL maka makin berdampak pada reputasi perusahaan P2P lending. Semakin kecil NPL, semakin berkualitas pinjaman yang diberikan. NPL yang direkomendasikan adalah di bawah 1%.

Credit Scoring

Credit scoring atau skor kredit biasa digunakan oleh perbankan atau perusahaan lembaga keuangan untuk menilai usaha mikro dan kecil dalam mendapatkan kredit atau dana pinjaman. Dengan sistem ini, calon penerima dana dinilai layak atau tidak untuk mendapatkan pinjaman. Amartha menggunakan sistem ini untuk menilai kemampuan (ability) dan kemauan (willingness) membayar mitra usaha. 

Credit scoring di Amartha beragam mulai dari A hingga D-. Credit scoring A, artinya memiliki risiko yang minim. Sedangkan credit scoring D-, artinya pinjaman tersebut memiliki risiko tinggi.

Di Amartha, penentuan credit scoring ini dilakukan oleh teknologi machine learning sehingga penetapannya sangat akurat dan terukur. Ini berguna sekali agar risiko gagal bayar dapat diminimalisir, sehingga investor merasa lebih aman.

Gagal Bayar

Istilah ini sering diungkapkan ketika penerima pinjaman atau borrower tidak dapat membayar dana yang telah dipinjam. Ini sama artinya dengan dana dari para investor (lender) dapat saja hilang sebagian atau semuanya termasuk bunga yang mungkin telah dibayarkan sebagian atau semuanya.

Keuntungan P2P Lending

Setelah mengetahui istilah dalam P2P lending, yuk kita cari tahu keuntungan apa saja di P2P lending.

Bagi Pendana (Lender)

Peer-to-peer lending ini merupakan alternatif yang baik untuk mendapatkan passive income. Dari segi imbal hasil, P2P lending dapat terbilang cukup menjanjikan dibandingkan dengan beberapa instrumen pengembangan dana lain seperti deposito. Bahkan bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun jika melakukan pendanaan di Amartha.

Bukan cuma itu saja, melakukan pendanaan di P2P lending juga hanya butuh modal yang cenderung minim. Bahkan dapat dimulai dari 100 ribu rupiah saja.

Bagi Peminjam Dana (Borrower)

Peer-to-peer lending merupakan pilihan tepat untuk mendapatkan pinjaman dana dengan cara yang cepat dan mudah. Hal ini bisa menjadi alternatif saat meminjam dana ke lembaga keuangan konvensional dirasa terlalu kompleks. Selain itu, pinjaman di P2P lending biasanya juga tanpa jaminan.

Bahkan di Amartha, kita memiliki sistem tanggung renteng, di mana peminjam (borrower) melakukan pinjaman secara berkelompok dan menanggungnya secara bersama-sama. Jadi, jika ada salah satu anggota tidak bisa melakukan pembayaran kredit, maka anggota lainnya wajib melakukan tanggung renteng atau patungan.

Kekurangan atau Risiko P2P Lending

Selain keuntungan, tentu ada kekurangan atau risiko dalam melakukan investasi di P2P lending. Seperti apa? Simak di bawah ini. 

Risiko P2P Lending Bagi Penerima Pinjaman

  • Dana tidak dapat langsung dicairkan, karena membutuhkan waktu agar jumlah pinjaman dana terkumpul saat muncul di aplikasi. 
  • Tenor pinjaman yang terlambat dibayarkan akan mempengaruhi credit scoring peminjam. Hal ini dapat menjadi pertimbangan saat ingin melakukan pinjaman kembali.

Risiko P2P Lending Bagi Pemberi Dana

  • Saat melakukan pendanaan melalui P2P lending, sebagai pemberi dana (lender) tidak dapat menarik dana kapan pun yang diinginkan. Artinya selama masih dalam jangka waktu pinjaman atau tenor yang sudah dipilih di awal, lender harus mengikuti jangka waktu tersebut sampai bisa mengambil kembali dananya.
  • Ada juga kemungkinan bahwa si peminjam (borrower) akan gagal dalam mengembalikan uang pinjamannya karena berbagai hal, sehingga dana yang dipinjamkan bisa lenyap. Ini merupakan salah satu risiko terbesar dari berinvestasi di P2P lending dan sebagian besar platform investasi lainnya.
  • Bisa juga seorang peminjam gagal mengembalikan pinjaman karena uangnya terpakai untuk hal lain dan tidak bisa menggantinya. Di dunia perbankan, pinjaman yang gagal dibayar seringkali disebut Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet.
  • Satu lagi risiko lainnya untuk para lender saat mendanai di peer-to-peer lending adalah penyalahgunaan dana. Misalnya saat kamu lalai dalam memilih perusahaan P2P lending yang ternyata berkredibilitas buruk, atau tidak terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perusahaan ilegal tersebut bisa saja tak menggunakan dana dengan baik sehingga modal yang telah ditanam bisa saja hilang karena bankrut atau dibawa kabur oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
  • Namun, hal ini sudah diatasi oleh platform P2P lending Amartha. Di mana Amartha sudah terdaftar di OJK sejak tahun 2019 dan Amartha juga berhasil menjaga TKB90 atau Persentase pembayaran pinjaman tepat waktu (on-time repayment) sebesar 98%.

Cara Mengatasi Risiko di P2P Lending 

Nah, setelah mengetahui risiko-risiko dan kekurangan di P2P lending, yuk cari tahu bagaimana cara menanggulangi risiko-risiko tersebut.

Selalu Pilih Platform P2P Lending yang Terpercaya

Rasa aman dan kepercayaan sangat penting dalam melakukan proses transaksi pinjaman. Melihat banyaknya kasus penipuan terkait pendanaan bodong/ilegal yang disebabkan dari pemilihan platform P2P Lending yang tidak cermat, penting bagi lender untuk mencari tahu informasi sebanyak-banyaknya.

Jangan langsung tergiur dengan janji imbal hasil yang tinggi. Untuk memastikannya, calon pemberi pinjaman dapat terlebih dahulu mengecek platform P2P lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satunya seperti Amartha, yang sudah terdaftar di OJK sejak tahun 2019.

Selalu Lakukan Diversifikasi

Atasi risiko dalam investasi dengan melakukan diversifikasi. Diversifikasi investasi merupakan suatu usaha untuk mengurangi risiko investasi dengan tidak fokus pada satu instrumen saja, tapi juga ke instrumen pendanaan lainnya. Saat melakukan diversifikasi, data peminjam seperti credit rating, tenor dan highlight keuangan harus diperhatikan, karena sangat berguna untuk menentukan tingkat risiko sebuah pinjaman. Dengan menempatkan dana yang dimiliki ke berbagai instrumen investasi, maka kamu bisa mendapatkan rata-rata keuntungan yang lebih besar dengan risiko yang lebih rendah.

Mengenal Amartha

Yuk, lebih dekat mengenal Amartha. Amartha merupakan prosperity platform dengan layanan keuangan digital untuk membangun ekonomi yang kuat dari akar rumput demi mewujudkan kesejahteraan merata.

Amartha merupakan P2P lending yang menghubungkan investor atau lender dengan perempuan pengusaha mikro yang berada di pedesaan Indonesia sebagai penerima pinjaman atau borrower. Amartha sudah berdiri dari tahun 2010 sebagai microfinance. Kemudian di tahun 2016, Amartha membuka akses permodalan yang lebih luas lagi dengan menjadi perusahaan financial technology (fintech).

Amartha Sebagai P2P Lending Pilihan

Amartha adalah layanan fintech P2P lending berbasis dampak sosial yang menghubungkan pendana urban dengan pengusaha mikro dan kecil di pedesaan. Khususnya untuk para perempuan yang merupakan pengusaha kecil dan mikro di pelosok pedesaan untuk mendorong mereka menjadi lebih kuat dan mandiri, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan merata bagi Indonesia. 

Amartha telah memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menggunakan sistem pengelolaan risiko terintegrasi di lapangan, teknologi, dan jaminan pendanaan dengan asuransi. Selain itu, Amartha juga terdaftar di Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Pendanaan Makin Nyaman Dengan Mitigasi Risiko di Amartha

Sebagai lender, memahami dan melakukan mitigasi risiko saat melakukan pendanaan sangatlah penting. Sama pentingnya, Amartha, sebagai financial platform memastikan pendanaan setiap good lender kami tetap nyaman.

Dalam menangani kredit macet, Amartha senantiasa melakukan pendampingan kepada ratusan ribu mitra di pedesaan bersama dengan tim lapangan. Dalam proses pendampingan ini, Amartha menerapkan sistem yang disebut dengan tanggung renteng.

Di mana, mitra atau borrower wajib membentuk kelompok berisi 15-20 orang untuk melakukan pertemuan setiap seminggu sekali untuk diberi pelatihan dan saling berbagi perkembangan bisnis masing-masing. Dalam kesempatan ini pula, setiap anggota kelompok akan bergotong-royong saling mengingatkan melakukan cicilan pembayaran sebelum jatuh tempo.

Baca Juga: Mengenal Tanggung Renteng di Amartha

Adapun Amartha menerapkan 3 lapis mitigasi risiko kredit macet, yaitu melalui skema pendampingan langsung para Mitra Amartha oleh petugas lapangan Amartha (Business Partner Amartha) dalam pertemuan majelis mingguan, penggunaan sistem kredit skoring dan juga teknologi machine learning yang dikhususkan untuk segmen usaha mikro di pedesaan. Serta asuransi pendanaan bekerjasama dengan perusahaan penjamin kredit.

Berbeda dari skor kredit di perbankan yang menekankan pada riwayat pembayaran (credit history) dengan BI Checking, Amartha mengembangkan sendiri skor kredit dengan melakukan analisis risiko melalui pendekatan psikologis dan kepribadian.

Hal ini dilakukan, karena mitra usaha Amartha merupakan masyarakat pedesaan yang tidak mempunyai akses dalam perbankan (unbanked people). Melalui sistem ini, Amartha ingin memberikan kemudahan untuk akses pendanaan yang ringan (mulai dari Rp 3 Juta), tanpa adanya penjaminan (collateral)

Keunggulan Mendanai di Amartha

Keunggulan mendanai di Amartha bagi para lender (pemberi dana) adalah kamu akan mendapatkan keuntungan hingga 15% flat per tahun sebagai pendapatan pasif yang dicairkan secara mingguan. Sehingga pembayaran dari angsuran dapat diambil dan diputar kembali kapanpun.

Secara kumulatif, Amartha telah menyalurkan modal sebesar lebih dari 12 triliun rupiah kepada lebih dari 1,7 juta UMKM di Indonesia (*jumlah saat ini masih bisa bertambah). Amartha menerapkan prinsip ethical lending dalam operasional bisnisnya, memastikan bahwa setiap layanan kepada mitra UMKM dilakukan dengan etika yang baik dan transparan. Dengan prinsip keberlanjutan, Amartha memiliki keinginan yang kuat bahwa dapat melibatkan berbagai stakeholders dalam membangun ekonomi keuangan digital bagi segmen akar rumput di Indonesia.

Baca Juga: Amartha Kolaborasi dengan IFC Salurkan Permodalan Hingga 3 Triliun Rupiah untuk Perempuan Pengusaha Ultra Mikro

Selain kinerja yang bertumbuh secara signifikan, di tahun 2022 Amartha juga berhasil menyabet penghargaan WEP (Women’s Empowerment Principlesdari UN Women, atas kontribusinya dalam melakukan transformasi digital yang berkelanjutan bagi pelaku UMKM perempuan, serta menjadi pelopor perusahaan dengan dampak sosial yang terukur.

Kapan lagi bisa dengan aman dan nyaman melakukan pendanaan di P2P lending dengan risiko terukur dengan impact sosial seperti di Amartha.

Download aplikasi Amartha di Android

Download aplikasi Amartha di iOS

Artikel Terkait

Amartha Housewarming Party Bertajuk Amartha Village: “New Home, Stronger Growth”

Galeri Acara
pemberdayaan perempuan

Hari Perempuan Internasional 2024: Pemberdayaan Perempuan, Nyata Wujudkan Kesejahteraan

Tentang Amartha

Weekend Berdampak Nyata dengan Dukung UMKM Berdaya

Promo Pendana

Kenali Investasi dan Caranya Melalui Amartha Earn!

Produk Terbaru Mitra

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://access.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png