medium_kelola-gaji-dengan-sistem-503020.jpeg

small_kelola-gaji-dengan-sistem-503020.jpeg

thumbnail_kelola-gaji-dengan-sistem-503020.jpeg

kelola-gaji-dengan-sistem-503020.jpeg

Kevin merupakan pegawai di perusahaan swasta ternama di Jakarta. Setiap bulan, dia mengeluh dengan kondisi keuangannya. Setiap pertengahan bulan, uang di tabungannya habis. Bahkan, dia tidak mempunyai uang yang dapat ditabung di bank.



Dia mengeluh dengan kondisi keuangannya. Bahkan, ketika dia mempunyai pekerjaan baru dengan gaji yang lebih besar dibanding perusahaan sebelumnya, dirinya masih mempunyai <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/cemas-soal-finansial-atasi-dengan-tips-berikut/">masalah finansial</a>. Bahkan, dia terkadang meminjam uang kepada kerabatnya.

Kevin merupakan salah satu contoh kehidupan sebagian masyarakat yang memiliki masalah keuangan. Ini akan berakibat fatal jika Anda membiasakan diri meminjam melalui rentenir atau Bank. Apalagi, jika Anda tidak mengelola keuangan dengan baik. Hutang Anda semakin mengunung serta tidak mampu membayar tunggakan tersebut. Alhasil, Anda akan dikejar-kejar oleh penagih hutang. Sangat berbahaya bukan?
<h2>Tips Kelola Gaji dengan Sistem 50/30/20</h2>
Ada pelbagai cara mengelola keuangan salah satunya dengan sistem 50/30/20. Sistem ini pertama kali dipopulerkan dalam buku berjudul “All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan” oleh Elizabeth Warren and Amelia Warren Tyagi pada 2005. 

Sistem ini tercipta saat melihat kondisi keuangan keluarga di kelas menengah di Amerika Serikat. Inflasi yang tidak terkendali membuat kewalahan para keluarga tersebut. Apalagi, kondisi ini diperparah ketidakmampuan membayar hutang. Dengan sistem ini, Anda diharapkan dapat mengelola keuangan dengan baik. Berikut cara mengelola keuangan dengan sistem 50/30/20:
<h3>50 persen untuk Kebutuhan Pokok</h3>
<img class="aligncenter size-full wp-image-2252" src="https://access.amartha.com:443/uploads/clem_onojeghuo_183583_unsplash_7d35740d08.jpg" alt="clem-onojeghuo-183583-unsplash" width="5400" height="3600" />

Sisihkan 50 persen gaji Anda untuk hal-hal yang sangat penting seperti membayar listrik, telpon rumah, internet, kredit rumah atau mobil, bensin dan gas. Pastikan uang Anda ini tidak dihabiskan dengan hal yang tidak berguna. Anda harus menghitung kebutuhan pokok apa saja yang dibutuhkan pada saat ini.
<h3>30 persen untuk Kebutuhan Sekunder</h3>
<img class="size-full wp-image-2251" src="https://access.amartha.com:443/uploads/rob_bye_98949_unsplash_1_2435cd966e.jpg" alt="Photo by Rob Bye on Unsplash" width="5025" height="3350" />

Agar Anda tidak <a href="https://amartha.com/blog/boros-coba-siasati-latte-factor-dengan-cara-ini/">boros dalam berbelanja</a>. Pastikan 30 persen gaji Anda digunakan untuk sesuatu hal yang tidak begitu penting atau bukan menjadi prioritas seperti belanja pakaian, olahraga di gym atau aktivitas hiburan lainnya. Dengan begitu, Anda bisa menjaga kesehatan keuangan. 

Seperti dilansir Bustle, menurut survei yang dilakukan terhadap 2000 orang di Amerika Serikat, generasi Milenial menghabiskan uang paling terbanyak untuk makan diluar. Sekitar 72 persen digunakan untuk makan bersama teman-teman diluar. Anda bisa gunakan uang ini untuk belanja model baju lebaran 2018.
<h3>20 persen untuk Investasi</h3>
<img class="size-full wp-image-2253" src="https://access.amartha.com:443/uploads/rawpixel_252130_unsplash_8e9e5db3c8.jpg" alt="Photo by rawpixel on Unsplash" width="5837" height="3896" />Nah, sisihkan uang gaji Anda untuk investasi. Mengapa kita perlu melakukan investasi? Karena investasi dapat berguna untuk dana simpanan di masa depan. Uang Anda akan berlipat ganda jika melakukan investasi. 

Saat ini ada banyak instrumen investasi yang bisa Anda coba, misalnya seperti investasi properti, reksadana, saham, deposito, emas, hingga <a href="https://amartha.com/id_ID/">peer-to-peer lending</a>. Pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda. Hal ini guna meminimalisir risiko investasi yang terjadi.

<a href="https://amartha.com/id_ID/">Investasi masa kini</a> yang tengah naik daun adalah P2P Lending. Meskipun baru, investasi ini menawarkan keuntungan yang bersaing dengan instrumen lainnya. Selain itu instrumen ini berada di bawah pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga investasi Anda akan aman. Dari segi keuntungan dan keamanan, Amartha masuk dalam dua kategori tersebut.

Amartha adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">perusahaan investasi P2P Lending</a> yang menghubungkan Anda selaku investor kepada para perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Anda bisa mendapatkan keuntungan sampai 15% flat per tahun.

Tertarik berinvestasi di Amartha? Daftarkan diri Anda <a href="https://amartha.com/id_ID/">di sini</a>!

Tips Kelola Gaji dengan Sistem 50/30/20

medium_tips-atasi-keuangan-generasi-sandwich.jpeg

small_tips-atasi-keuangan-generasi-sandwich.jpeg

thumbnail_tips-atasi-keuangan-generasi-sandwich.jpeg

tips-atasi-keuangan-generasi-sandwich.jpeg

Generasi sandwich bukanlah generasi yang gemar makan roti sandwich. Generasi sandwich merupakan istilah untuk sebuah generasi yang harus menanggung kebutuhan orang tua dan juga harus menanggung kebutuhan pasangan serta anak-anak. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh pekerja sosial yang bernama Dorothy Miller pada tahun 1981.

Berdasarkan survei Pew Research Center pada 2013 disebutkan bahwa hampir 47% orang-orang yang berusia 40 – 50 tahun memiliki orang tua yang berusia 65 tahun atau lebih, dan juga membesarkan anak yang berusia 18 tahun atau lebih. Sekitar 15% di antaranya bertanggung jawab terhadap kebutuhan finansial orang tua dan anaknya.

Para generasi sandwich ini harus menanggung biaya hidup orang tua, termasuk obat-obatan yang biaya sangat mahal, belum lagi ditambah adanya biaya kebutuhan pribadi. Biaya pendidikan anak-anak juga menyebabkan generasi sandwich harus mengeluarkan biaya ekstra setiap bulannya. Oleh karena itu, generasi sandwich harus memiliki karir dan penghasilan yang bagus. Sayangnya, mendapatkan karir dan penghasilan yang bagus tidak dimiliki oleh seluruh generasi sandwich.

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan oleh generasi sandwich untuk memenuhi semua kewajibannya?

Ubah Hobi Jadi Penghasilan Tambahan

Pertama-tama, mengubah hobi menjadi penghasilan tambahan. Hobi adalah hal yang kita sukai. Kita merasa senang saat melakukan hobi tersebut. Gak ada salahnya diubah menjadi penghasilan kan? Misalnya hobi fotografi, penulis/blogger, ataupun hobi masak.

Upgrade Skill

Cara untuk berkompetisi dalam dunia kerja adalah dengan cara terus-menerus meng-upgrade kompetensi yang membuat seseorang lebih unggul dari yang lainnya. Dilansir dari qerja.com ada lima jenis skill yang wajib di upgrade, yaitu communication skill, interpersonal skill, learning skill, management skill, dan problem solving skill.

Melek Finansial

Melek finansial adalah kemampuan pemahaman konsep keuangan dasar seperti inflasi, tabungan, bunga, dan lainnya. Seseorang yang tidak melek finansial akan lebih rentan terhadap kegagalan manajemen keuangan personal. Bagi generasi sandwich, melek finansial adalah hal yang penting dan apabila mereka cerdas dalam mengelola keuangannya, mereka dapat menghasilkan pendapatan pasif di luar pendapatan aktif atau bulanan.

Untuk menambah pendapatan tersebut, generasi sandwich bisa melakukan pendanaan kepada para mitra Amartha. Amartha adalah perusahaan FinTech yang menggunakan platform peer to peer (P2P) lending yang menghubungkan para pendana di kota untuk melakukan pendanaan kepada para mitra Amartha di desa. Di Amartha, para anda bisa melakukan pendanaan dengan minimal Rp 3 juta serta mendapatkan keuntungan hingga 15% per tahun.

Tips Atasi Keuangan Generasi Sandwich

medium_ingin-hemat-beli-kosmetik-berikut-5-tips-mudahnya.jpeg

small_ingin-hemat-beli-kosmetik-berikut-5-tips-mudahnya.jpeg

thumbnail_ingin-hemat-beli-kosmetik-berikut-5-tips-mudahnya.jpeg

ingin-hemat-beli-kosmetik-berikut-5-tips-mudahnya.jpeg

Menurut survei ZAP Clinic bersama MarkPlus, ZAP Beauty Index, secara keseluruhan, para perempuan di Indonesia mengeluarkan paling sedikit 20 persen dari total uang belanja bulanannya untuk membeli produk fashion dan kecantikan. 

Survei yang dilakukan kepada lebih dari 17,889 perempuan di Indonesia ini mengungkapkan bahwa remaja perempuan di Indonesia yang memasuki usia 18 tahun,menggunakan uang bulanan sekitar 40% untuk membeli produk fesyen dan kecantikan. Uang yang dihabiskan rata-rata Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu.

Selanjutnya, perempuan milenial berusia 22-37 tahun bisa menghabiskan uang sebesar Rp 1 juta hingga Rp 2,9 juta untuk melakukan perawatan di klinik kecantikan. Sementara perempuan yang berusia 38-53 tahun atau masuk dalam kategori mapan, bisa mengeluarkan uang di atas Rp 2,9 juta untuk berbelanja fesyen, produk kecantikan, serta perawatan di klinik kecantikan. 

Agar uang kamu tidak habis saat berbelanja komestik. Amartha mempunyai tips nih, agar kamu bisa menghemat pengeluaran untuk membeli kosmetik dan skin care.

Cek Tas Kosmetik

Mengecek persediaan kosmetik adalah langkah pertama yang harus kamu lakukan. Mungkin saja masih ada produk kosmetik yang masih tersegel karena tanpa disadari kamu menimbun produk kosmetik dengan jenis dan rona yang sama. Kebiasaan menimbun kosmetik bisa menjadi sumber penyakit. Sebuah studi menemukan bahwa sejumlah kosmetik yang disimpan terlalu lama menyimpan bakteri faecalis, salah satu virus yang menyebabkan penyakit meningitis. 

Cari Produk Kosmetik Multifungsi

Agar menghemat budget, kamu bisa membeli produk kosmetik yang memiliki berbagai fungsi seperti:
<ul>
 	<li style="font-weight: 400;">Liquid lipstick yang bisa digunakan sebagai blush</li>
 	<li style="font-weight: 400;">BB Cushion yang bisa jadi foundation dan bedak dalam satu produk</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Eyeshadow yang bisa difungsikan sebagai blush on</li>
 	<li style="font-weight: 400;">CC (Color Correcting) cream ber-SPF tinggi yang bida berfungsi sebagai moisturizer dan sunscreen</li>
</ul>
Update Promo

Kalau memang tidak terpaksa dan masih bisa menunggu, jangan terkecoh dengan produk baru yang beredar di pasaran karena melihat ulasan. Tunggu beberapa saat karena biasanya setiap bulannya, banyak brand kecantikan yang memberikan promo menarik. Maka, kamu perlu memantau situs dan kanal media sosial supaya update dengan promo terkini. Saat diskon berlangsung, pastikan tetap fokus pada kebutuhan. Pastikan juga untuk mengecek tanggal kadaluarsa produk kosmetikmu.

Belanja Kosmetik Online

Dengan berbelanja secara online, kamu bisa melakukan perbandingan harga dengan penjual lainnya sebelum meng-klik tombol bayar. Yang wajib diperhatikan saat berbelanja online adalah untuk selalu memilih online shop yang sudah terpercaya. Pasalnya, saat ini banyak beredar online shop yang menjual produk palsu. Jadi, tetap hati-hati, ya!

Coba Sampel

Sebagian besar perempuan beralasan membeli produk kosmetik yang sama tetapi beda merek adalah untuk mengetahui cocok atau tidaknya dengan jenis kulit. Sayangnya cara ini tidak baik untuk kualitas keuangan karena itu artinya kamu membuang uang untuk mendapatkan manfaat yang sama. Jadi, jangan segan untuk mencoba sampel sebelum membeli. Kamu bisa datang ke konter kosmetik dan membeli produk sampel.

Nah, dengan melakukan tips di atas, pengeluaran untuk produk kecantikan sudah berkurang berapa persen? Sisa uang untuk membeli produk kecantikan bisa ditambah dengan melakukan penanaman modal. Dengan melakukan pendanaan di Amartha, kamu bisa dapat imbal hasil hingga 15% dalam setahun. Selain itu, kamu bisa juga menyejahterakan perempuan lainnya di desa. Nah, bisa jadi tabungan masa depan kamu. Yuk, lakukan pendanaan sekarang di <a href="http://amartha.com">amartha.com.</a>

&nbsp;

Ingin Hemat Beli Kosmetik? Berikut 5 Tips Mudahnya

medium_tips-pensiun-muda-ala-raditya-dika.jpeg

small_tips-pensiun-muda-ala-raditya-dika.jpeg

thumbnail_tips-pensiun-muda-ala-raditya-dika.jpeg

tips-pensiun-muda-ala-raditya-dika.jpeg

Tahun 2017 lalu, HSBC mengadakan survei kepada 18 ribu responden dari 16 negara, termasuk Indonesia. Menariknya, rata-rata milenial Indonesia menargetkan pensiun pada usia yang lebih muda lagi, yaitu 56 tahun. Usia tersebut tentunya lebih muda dibanding yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu usia 60 tahun.

Di sisi lain, Raditya Dika, penulis sekaligus stand-up comedian Indonesia berencana pensiun dini sebelum usia 40 tahun. Sebenarnya, berapapun usia pensiun yang kita inginkan adalah hak kita. Namun, yang menjadi kewajiban adalah menyiapkan biaya untuk masa setelah pensiun.

Di kanal Youtube pribadinya, Raditya Dika atau yang akrab disapa Radit itu membagikan tips-tips mengumpulkan dana untuk pensiun di usia muda atau pensiun dini.

“Ada temen gue yang bilang, seniman kalau sudah tua hidupnya susah. Saat itu, gue berpikir, gimana caranya supaya nggak susah.” - Raditya Dika

Apa saja tipsnya? Simak penjelasan berikut:
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga:&nbsp;<a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/founder-ciputra-tutup-usia-ini-dia-kisah-suksesnya/">Founder Ciputra Tutup Usia, Ini Dia Kisah Suksesnya</a></h4>
<h1>Menentukan Rencana Usia Pensiun</h1>
Hal paling penting dan dasar dalam pensiun dini adalah menentukan pada usia berapa kita akan pensiun. Kenapa? Karena usia pensiun akan menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menabung. Hal itu juga berkaitan dengan jumlah investasi.

Radit sendiri mengungkapkan kalau dirinya ingin pensiun sebelum umur 40 tahun. Lebih lanjut lagi, Radit juga mengatakan kalau nanti ketika sudah tidak ada lagi yang menonton stand up comedy-nya, ia bisa mandiri dan hidup dari aset yang dimiliki sejak ia memulai karirnya.
<h1>Hitung Biaya yang Dibutuhkan Sebelum Pensiun</h1>
Setelah mengetahui usia untuk melakukan pensiun dini, maka selanjutnya adalah menghitung jumlah biaya yang dibutuhkan. Untuk mengetahui angka pasti, Radit memberikan rumus berupa pengeluaran per tahun dibagi 4%.

Misalnya, pengeluaran per bulan kamu Rp 10 juta rupiah sehingga dalam setahun pengeluarannya sejumlah 120 juta rupiah. Selanjutnya dibagi 4% maka kamu harus sudah memiliki dana di akun investasi sebesar 3 milyar rupiah.
<h1>Menentukan Dana yang Disisihkan untuk Investasi</h1>
Di akun Youtube-nya, Radit kembali memberi hitung-hitungan. Apabila kamu sudah mulai melakukan investasi sejak usia 25 tahun dan membutuhkan uang 3 miliar di usia 40 maka dalam satu bulan memerlukan 6,3 juta rupiah hanya untuk <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/ada-3-jenis-investor-apa-saja/">investasi</a> saja.

Kenapa harus dengan investasi? Tentu saja melalui investasi uang yang ditabung akan mengalami penggulungan atau dikenal dengan istilah Compound Interest. Jadi, uang kamu akan terus bertambah setiap tahunnya.
<h4 style="text-align: center;">Baca Juga:&nbsp;<a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/berbisnis-ala-dian-sastro/">Berbisnis ala Dian Sastro</a></h4>
Salah satu teknik dalam berinvestasi yang dijalankan Radit adalah dengan Dollar Cost Averaging (DCA). DCA merupakan strategi investasi yang secara rutin setiap periodenya disetorkan dalam jumlah yang sama tanpa memperhatikan harga nilai aktiva bersih.
<h1>Ketahui Batas Kemampuan Finansial</h1>
Setelah melakukan hitung-hitung, ternyata bujet untuk pensiun dini kamu belum mencukupi? Terus, gak jadi pensiun dini dong? Ya, enggak dong! Menurut Radit, kalau dana yang kamu investasikan belum mencukupi maka kamu perlu melakukan dua hal, yaitu memundurkan usia pensiun atau menekan pengeluaran agar target pensiun sesuai yang direncanakan sejak awal.

Nah itulah tips-tips pensiun dini ala Raditya Dika. Jadi, mau pensiun di usia berapakah kamu?

Tips Pensiun Muda Ala Raditya Dika

medium_deteksi-sejak-dini-ini-dia-4-ciri-investasi-bodong-versi-ojk.jpeg

small_deteksi-sejak-dini-ini-dia-4-ciri-investasi-bodong-versi-ojk.jpeg

thumbnail_deteksi-sejak-dini-ini-dia-4-ciri-investasi-bodong-versi-ojk.jpeg

deteksi-sejak-dini-ini-dia-4-ciri-investasi-bodong-versi-ojk.jpeg

Pagi-pagi buka instagram, lihat iklan salah satu produk investasi yang bisa dapat reward mobil Mercedes dengan melakukan Top Up dana minimal Rp13.000.000,- mau gak tuh? Eiitss, tahan dulu. Mari kita pahami dan teliti terlebih dahulu, bagaimana ciri-ciri investasi bodong versi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), biar kamu gak kena tipu!

Nah baru-baru ini, kita dikejutkan dengan adanya produk investasi bodong berkedok reward yang sangat fantastis dan tidak masuk akal yaitu kasus investasi bodong MeMiles. Kasus ini telah merugikan ratusan orang anggotanya dengan memasukkan uang hingga puluhan juta rupiah untuk investasi. Bahkan banyak artis juga tergiur dan akhirnya tertipu dengan produk investasi ini, salah satunya ialah penyanyi Marcello Tahitoe atau Ello. 

Untuk itu, mari kita pelajari bersama, apa yang Anda harus lakukan sebelum memulai memilih produk investasi dan apa saja ciri-ciri dari investasi bodong/ilegal versi OJK.
<h2>Apa yang harus saya lakukan saat ingin mencoba salah satu produk investasi?</h2>
Sebagai pemula, ada baiknya Anda cek terlebih dahulu ya, apa saja sih produk investasi yang kini sudah berizin usaha dan diawasi oleh OJK. Ingat, jangan hanya terdaftar saja, pilih mereka yang sudah memiliki izin usaha resmi dari OJK. Bisa cek di <a href="https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Penyelenggara-Fintech-Terdaftar-dan-Berizin-di-OJK-per-13-Desember-2019.aspx">sini.</a>
<h2>Apa ciri-ciri investasi bodong atau ilegal versi OJK? </h2>
Berikut adalah karakteristik investasi bodong :
<ol>
 	<li> Menjanjikan keuntungan tidak wajar tanpa bekerja keras</li>
 	<li> Biaya keanggotaan cenderung tinggi</li>
 	<li> Pengelola dana investasi tidak transparan</li>
 	<li> Legalitas lembaga / skema tidak jelas</li>
</ol>
Bagaimana? Sudah jelas ya. Mulai saat ini, jangan segan-segan untuk melaporkan produk investasi yang menurut Anda tidak wajar dan mencurigakan. OJK juga menghimbau masyarakat untuk terlebih dahulu berkonsultasi terkait penawaran investasi keuangan yang dianggap mencurigakan ke Layanan Konsumen OJK melalui telepon 1500655 atau email: waspadainvestasi@ojk.go.id, ataupun mendatangi kantor OJK terdekat yang ada di berbagai kota.

Saatnya pilih produk investasi yang telah resmi berizin usaha dan terdaftar OJK. Terbukti aman, menguntungkan dan punya dampak yang nyata. Anda bisa cek <a href="http://www.amartha.com">www.amartha.com</a> untuk pelajari lebih lanjut. Selamat berinvestasi! 

&nbsp;

&nbsp;

Deteksi Sejak Dini, Ini Dia 4 Ciri Investasi Bodong Versi OJK

medium_good-is-the-enemy-of-great.jpeg

small_good-is-the-enemy-of-great.jpeg

thumbnail_good-is-the-enemy-of-great.jpeg

good-is-the-enemy-of-great.jpeg

Dalam buku Good to Great, Jim Collions menjabarkan hasil riset selama puluhan tahun dari berbagai perusahaan mengenai 7 prinsip yang harus dimiliki perusahaan agar tidak hanya good tapi menjadi great. Berikut ringkasannya:
1.   Level 5 Leadership (Kepemimpinan dengan level tertinggi)
Syarat menjadi seorang pemimpin level 5 harus memiliki kerendahan hati, tidak sombong dan mampu bekerja sama dan memiliki suatu keinginan professional yang begitu kuat dalam mencapai tujuannya. Pemimpin ini menaruh ambisinya untuk perusahaan bukan untuk diri pribadinya dan bekerja dengan cerdas bersama teamnya  untuk mewujudkan visi perusahaan.
2. First Who then What (Siapa dulu orangnya baru pekerjaannya)
Perusahaan yang ingin hebat , memutuskan  dahulu siapa yang akan dalam teamnya untuk mewujudkan visi dan mimpi perusahaan. Lalu memilih orang yang tepat bersama mereka , dan mengeluarkan mereka yang  tidak tepat. First who then What bicara kompetensi dan keinginan untuk belajar dan berubah dalam diri setiap individu di perusahaan.  Mereka akan menaruh orang terbaik mereka di area yang peluang besar ; bukan di area yang banyak masalah.
3. Confront the brutal Fact but never lose faith in the  potential for greatness (Siap berkonfrontasi dengan keadaan terburuk, tetapi tidak pernah hilang harapan melihat potensi untuk besar)
Prinsip ketiga ini bicara, Bagaimana bisa membuat keputusan yang tepat, apabila masalah tidak berani disampaikan dengan segala kejelekannya.  Budaya mendengarkan, budaya berbicara jujur menjadi prasyarat untuk prinsip ketiga ini. Pemimpin yang punya Kharisma besar bisa menjadi hal yang baik, tetapi bisa juga negative , karena membuat orang tidak berani mengungkapkan kebenaran sesungguhnya.  Jika perusahaan mempunyai team yang baik, mereka akan termotivasi disaat melihat masalah, bukan harus dimotivasi karena takut mengungkapkan masalah.
4. The Hedgehog Concept (Prinsip Landak)
Perusahaan yang bisa menjadi hebat, jika perusahaan melakukan ke 3 hal berikut : (1) Menguasai  bidang yang mereka yang bisa lakukan dengan hebat, (2) Menguasai  bidang yang kelak dapat menjadi pertumbuhan keuangan perusahaan, (3) Menguasai bidang yang mereka dan teamnya punya gairah untuk melakukannya. Kenapa dipakai istilah “Landak"?
Landak , hewan yang sederhana dan lemah tapi tau apa yang menjadi keunggulannya dan dia kuasai, yaitu duri tubuhnya dan dia akan menggulung dirinya jika ada bahaya. Tidak seperti Rubah, yang mau tau banyak hal tapi tidak pernah focus dan terus berganti tujuan. Perusahaan yang baik menjadi hebat, menentukan tujuan dan langkah masa depan mereka berdasarkan pengetahuan dan pemahaman akan kekuatan mereka bukan keinginan untuk gagah-gagahan atau hebat.
5. Culture of Dicipline (Budaya Disiplin)
Perusahaan yang hebat, mempunyai  team dan person yang disiplin. Displin dalam melakukan tindakan apa yang telah mereka buat dan sepakati, Disiplin dalam melakukan ketiga hal yang perusahaan lakukan dan kuasai (Lihat Konsep Landak). Prinsip strategI bukan seberapa perusahaan ambisi dan maunya apa. Tetapi perusahaan tau apa yang  perusahaan  kuasai kompetensinya, dan menjadi sumber keuangan dan teamnya mempunyai gairah dan energi dalam mengerjakan karena melihat visi yang besar.  Perusahaan yang dari baik menjadi hebat; harus mempunyai  team yang displin dalam tindakan, sehingga mampu disiplin dalam berpikir dan akhirnya mampu secara displin mengalokasikan sumber dayanya ke area terbaik yang perusahaan kuasai kompetensinya atau yang ingin perusahaan kuasai.
6. Technology Accelerator (Akselerasi dalam teknologi)
Teknologi dipakai perusahaan di area yang mereka kuasai (3 hal  dalam konsep landak), dan dibangun suatu keunggulan yang membuat perusahaan hebat. Lalu membuat jarak persaingan dengan kompetitor. Perusahaan tidak memakai teknologi hanya karena trend atau keinginan keinginan yang sederhana. Perusahaan memakai teknologi  untuk mempercepat akselerasi momentum pertumbuhan, bukan untuk menciptakan momentum pertumbuhan.
7. Flywheel  and Doom Loop (Roda Terbang dan Lingkaran Kebinasaan)
Perusahaan yang membangun untuk hebat, dari luar kelihatan sedang bertransformasi. Tetapi didalam perusahaan mereka melakukan perbaikan dengan sabar, dari setiap proses diakumulasi menjadi kekuatan internal perusahan. Perusahaan menaruh energy pada perbaikan semua area dengan tekun. Tidak mengandalkan satu jurus untuk hebat dan melompat ke area lain dengan strategi yang hebat dan jitu.  Perusahaan membangun kekuatan dengan terus mengantisipasi situasi eksternal dan pelan pelan seperti roda yang berat mulai bergulir semakin cepat dan akhirnya bisa seperti roda terbang. Perusahaan hebat tidak melakukan apa yang dilakukan perusahaan perusahaan yang menengah; yakni mengambil peluang, membuat suatu lompatan lompatan yang cepat dan ambisi yang besar agar dapat menjadi besar , sehingga akhirnya gagal, dan kegagalan terjadi disemua bagian dan menjadikan suatu lingkaran kebinasaan.
Setelah kita membaca tulisan ini, mari berfikir sejenak.
Siapkah kita menjadi hebat. Apa yang harus kita lakukan untuk bisa dari baik menjadi hebat.
Kita semua sedang berusaha membuat pilihan bukan? tapi sebenarnya tidak ? kita hanya butuh memahami dan mau melakukan. Karena pemegang saham dan founder ingin membuat perusahaan ini menjadi perusahaan yang hebat.  
Good  is the enemy of Great (Baik adalah musuh Hebat).  Kalau kita meyakini diri kita bahwa menjadi baik lalu cukup dan  tidak ingin berubah atau selalu memakai pendekatan kita yang lama sehingga Great tidak akan terjadi.
Semangat berkarya, dan melakukan semua evaluasi dari apa yang telah kita lakukan dan apa yang ingin kita bangun dan lakukan tahun ini.
Let we do our best and The Lord do the rest.

Good is the Enemy of GREAT

medium_membangun-bisnis-dengan-hati.jpeg

small_membangun-bisnis-dengan-hati.jpeg

thumbnail_membangun-bisnis-dengan-hati.jpeg

membangun-bisnis-dengan-hati.jpeg

Membangun bisnis tidak hanya tentang menjaga angka yang ada di dalam laporan keuangan. Lebih dari itu, bisnis juga harus dapat memberikan dampak kebaikan bagi komunitas ataupun lingkungan di sekitar kita. 

“Membangun bisnis dengan hati” adalah hal yang saya yakini, dalam setiap mengambil keputusan bisnis. Salah satunya ketika saya sebagai VP Finance Amartha, pionir dalam industri P2P lending di Indonesia, memutuskan untuk menjadi sponsor utama klub basket profesional Indonesia yang saat ini bernama Amartha Hangtuah.

Awal 2019 lalu, ketika mendapat kabar bahwa klub Hangtuah diputus kontrak oleh sponsor utamanya dan terancam tidak dapat melanjutkan kompetisi yang mereka sedang ikuti. Kami sebagai pihak yang dekat komunitas basket, dan selalu berupaya mendukung kemajuan olahraga basket merasa tergerak untuk dapat mengambil peran dengan membantu klub Hangtuah.

Mungkin ini bukan hal yang besar, klub bola basket ini hanya punya prestasi yang biasa saja. Akan tetapi coba anda bayangkan apa yang terjadi dengan 200 anak kecil yang tergabung dalam akademi basket hangtuah, yang kecewa saat mereka mengetahui bahwa idolanya tidak dapat melanjutkan perjuangan. Bagaimana perasaan orang tua anak-anak itu, yang berharap anak mereka dapat mengejar harapannya untuk terus berkembang. Bagaimana perasaan penggemar basket Indonesia, saat mengetahui tim yang berpartisipasi dalam kompetisi basket nasional akan berkurang. 

Amartha meyakini memberikan dukungan kepada Amartha Hangtuah, adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tidak hanya untuk Amartha Hangtuah sendiri, tetapi untuk mendukung kemajuan olahraga basket di Indonesia, memberikan mimpi dan harapan kepada generasi penerus - para atlet basket muda dan penggemar basket untuk masa depan yang lebih baik.

Membangun Bisnis Dengan Hati

medium_apa-saja-pemicu-impulsive-buying.jpeg

small_apa-saja-pemicu-impulsive-buying.jpeg

thumbnail_apa-saja-pemicu-impulsive-buying.jpeg

apa-saja-pemicu-impulsive-buying.jpeg

Ada barang-barang lucu di e-commerce, langsung beli.
Teman ajak nongkrong di cafe, gaskeun.
Ke mall nemenin temen belanja, eh malah belanja paling banyak.

Pernahkah kamu mengalami hal-hal seperti di atas? Pasti pernah kan. Nah, tahukah kamu bahwa perilaku di atas disebut sebagai impulsive buying.

Secara definisi, impulsive buying adalah sebuah keputusan tidak terencana atau terjadi secara tiba-tiba dalam membeli sebuah produk atau jasa. Dalam pelaksanaannya, impulsive buying lebih menggunakan emosi dan perasaan dibandingkan logika. 

Bagi impulsive buyers, ada lima tahap proses pembelian seperti pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian tidak akan berlaku lagi.

Bayley dan Nancarrow, peneliti di bidang psikologi mengatakan bahwa impulsive buying adalah perilaku yang hedonistik karena ditandai dengan kepuasan setelah terjadi. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan prinsip kegunaan yang mengedepankan manfaat dari sebuah barang yang ada.
<blockquote>
<h6 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/ini-pelajaran-finansial-di-film-confession-of-a-shopaholic/">Ini Pelajaran Finansial di Film Confession of a Shopaholic</a></h6>
</blockquote>
<h2>Faktor Pemicu Seseorang Impulsive Buyers</h2>
<img class="alignnone size-medium wp-image-9362" src="https://access.amartha.com:443/uploads/impulsive_buying_300x200_ee319d88d8.jpg" alt="" width="300" height="200" />

Secara umum, perilaku impulsive buying disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan belanja, kepribadian, produk, dan perbedaan geografis dan aspek budaya. Berikut penjelasan faktor-faktor tersebut:
<h3>Faktor Lingkungan Belanja</h3>
Lingkungan belanja dapat mempengaruhi seseorang menjadi impulsive buyers. Beberapa hal yang mendukung yaitu:
- tampilan produk,
- aroma, atau
- luas ruangan
<h3>Faktor Kepribadian</h3>
Salah satu sifat yang mendukung seseorang untuk berbelanja adalah sifat materialisme. Tim Kasser, peneliti asal Amerika menjelaskan bahwa sifat materialisme ditunjukkan dengan mengutamakan keuntungan material, memiliki posesi yang banyak pada pencitraan diri dan popularitas yang biasanya ditunjukkan dengan uang atau penampilan. Penelitian lain menjelaskan juga bahwa impulsive buying dapat melepaskan emosi negatif seperti rendahnya harga diri atau mood yang tidak baik.
<h3>Faktor Produk</h3>
Produk yang ditata dengan menarik akan mendorong seseorang untuk membelinya secara impulsif. Tak lupa kemasan yang berwarna dan bentuknya yang unik juga menimbulkan hasrat seseorang untuk membelinya.
<h3>Faktor Perbedaan Geografis dan Aspek Budaya</h3>
Mengenai perbedaan geografis yang berkaitan dengan aspek budaya juga mempengaruhi seseorang masuk dalam kategori impulsive buying. Perspektif budaya dapat menunjukkan bahwa individu dengan budaya yang mandiri akan lebih cenderung mengalami impulsive buying daripada individu yang terbiasa dengan budaya yang kolektif.
<blockquote>
<h6 style="text-align: center;">Baca Juga: <a style="color: #800080;" href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/tips-memilih-pinjaman-di-fintech-peer-to-peer-lending-yang-aman/">Tips Memilih Pinjaman di Fintech Peer to Peer Lending yang Aman</a></h6>
</blockquote>
Setelah mengetahui tentang impulsive buying, semoga kita bisa mempertimbangkan lagi tindakan kita saat membeli suatu barang atau jasa agar kondisi keuangan tetap stabil! Jangan lupa untuk selalu menabung atau berinvestasi. Kamu bisa mencoba fintech peer to peer lending sebagai <a href="https://amartha.com/pendanaan/">alternatif investasi</a>. 

Dengan awal pendanaan Rp 3 juta, kamu sudah bisa membantu <a href="https://amartha.com/id_ID/pinjaman/">modal usaha para pelaku usaha mikro</a> perempuan di pedesaan. Selain memberikan keuntungan hingga 15%, kamu juga memberikan dampak sosial bagi para perempuan tangguh di pedesaan. Ayo, mulai mendanai di <a href="http://amartha.com">Amartha</a> sekarang juga!

Apa Saja Pemicu Impulsive Buying?

medium_tips-bangun-bisnis-minuman-kekinian.jpeg

small_tips-bangun-bisnis-minuman-kekinian.jpeg

thumbnail_tips-bangun-bisnis-minuman-kekinian.jpeg

tips-bangun-bisnis-minuman-kekinian.jpeg

Seiring dengan perkembangan zaman, bisnis minuman kekinian menjadi tren yang banyak diminati oleh masyarakat. 



Bahkan, mereka juga mempunyai brand yang unik disesuaikan dengan zaman sekarang seperti Kenangan, Janji Jiwa, Kren dan Dibawah Tangga. Unik kan? Mereka juga berani membuat resep-resep khusus untuk makanan dan minuman. 



Nah, minuman merupakan salah satu bisnis minuman kekinian yang menguntungkan. Biasanya dijual dengan harga Rp 20.000 - Rp 50.000. Apakah kamu tertarik untuk membuka dan menjalankan bisnis minuman kekinian ini? Yuk simak penjelasan berikut!



<h2>5 Tips Bangun Bisnis Minuman Kekinian</h2>



<div class="wp-block-image size-full wp-image-3920 td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2019/07/matt-hoffman-RiLzlQzwzik-unsplash.jpg"><figure class="aligncenter"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/matt_hoffman_Ri_Lzl_Qzwzik_unsplash_2785b3b95e.jpg" alt="" class="wp-image-3920"/><figcaption>Ilustrasi bisnis minuman kekinian. Photos by Unsplash</figcaption></figure></div>



<h3>1. Gunakan Bahan Berkualitas</h3>



Yang paling utama dalam menjalankan bisnis kuliner adalah kualitas dari bahan-bahan yang digunakan. 



Untuk bisnis minuman boba milk tea atau kopi, gunakan bahan-bahan pembuatan topping pearl atau mutiara, bahan kopi lokal atau internasional, dan susu sesuai dengan kualitas dari suatu brand. Pilih brand yang sesuai dengan rasa minuman yang ingin kamu buat.



<h3>2. Buat Varian yang Unik dan Beda</h3>



Tips jualan minuman kekinian yang selanjutnya adalah membuat varian atau resep yang unik dan berbeda dengan kompetitor. Lakukan riset yang mendalam untuk menciptakan menu yang menarik.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga : <a class="breadcrumbs__url" href="https://amartha.com/blog/work-smart/tips-memulai-bisnis-online/">Tips Jitu Memulai Dan Mengembangkan Bisnis Online</a></pre>



<h3>3. Kemasan Menarik</h3>



Selain rasa yang unik, kamu juga perlu memikirkan kemasan yang kamu tawarkan kepada calon pembeli. Misalnya dengan menggunakan gelas berwarna-warni, bentuk gelas, atau sedotan. 



Kemasan yang menarik dan mudah diingat dapat meningkatkan pendapatanmu loh, karena secara tidak langsung hal tersebut merupakan cara kamu mempromosikan produk kamu.



<h3>4. Pilih Lokasi</h3>



Tahapan sulit selanjutnya dari usaha minuman kekinian adalah mencari lokasi yang strategis. Namun, lokasi yang strategis biasanya membutuhkan biaya yang besar sementara biaya yang kurang strategis memiliki harga yang bisa pas dengan budget kamu. 



<h3>5. Promosikan Produk</h3>



Tips terakhir yang tak kalah penting dalam membangun usaha minuman kekinian modal kecil adalah giat melakukan promosi produk. 



Jika memiliki modal yang terbatas, kamu bisa manfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Atau mendaftarkan usahamu ke e-commerce atau aplikasi online lainnya. 



Itulah lima tips membangun bisnis kuliner kekinian yang bisa kamu terapkan. Jangan lupa atur keuangan dengan baik, ya. Kamu bisa alokasikan ke <a href="https://amartha.com/id_ID/" title="situs investasi P2P lending Amartha">situs investasi P2P lending Amartha</a>. Ada bagi hasil sampai 15% flat per tahun yang bisa kamu dapatkan!

Hei Pengusaha, Ini 5 Tips Bangun Bisnis Minuman Kekinian

medium_4-tipe-kepribadian-dalam-mengelola-keuangan.jpeg

small_4-tipe-kepribadian-dalam-mengelola-keuangan.jpeg

thumbnail_4-tipe-kepribadian-dalam-mengelola-keuangan.jpeg

4-tipe-kepribadian-dalam-mengelola-keuangan.jpeg

Tahukah Anda?  Ternyata ada tipe kepribadian dalam mengelola keuangan, loh. Nah ini nih yang bisa membedakan jumlah tabungan antara satu orang dengan yang lainnya. Jadi jangan heran kalau teman kita, bisa punya tabungan yang lebih banyak dari kita. Mungkin karena Anda adalah tipe ini.

Nah, anda harus mengetahui tipe-tipe berikut ini agar bisa menjadi pertimbangan kedepan dalam mengelola keuangan. Jangan sampai tipe anda ini justru yang selama ini membuat keuangan menjadi masalah. Anda bisa merubah tipe kepribadian jika ada kemauan untuk berubah. Berikut 4 tipe kepribadian dalam mengelola keuangan:

Tipe Planner (Perencana)

Kepribadian tipe ini sangat cermat dan mampu dalam mengatur keuangan pribadinya dan kebutuhan di masa depan sudah terpenuhi. Dalam penanaman modal, kepribadian ini cocok untuk tipe jangka panjang.

<img class="aligncenter size-full wp-image-3057" src="https://access.amartha.com:443/uploads/rawpixel_570908_unsplash_d1c39ad424.jpg" alt="" width="5000" height="3017" />

&nbsp;

Tipe Players (Pemain)

Kepribadian tipe players cenderung bersikap konsumtif dan menghabiskan uang. Tipe ini tidak peduli atas risiko dari keputusan finansialnya. Nah, jangan sampai masuk pada kategori ini. Pasalnya, tipe akan membuat keuangan menjadi tidak sehat.

<img class="aligncenter size-full wp-image-3053" src="https://access.amartha.com:443/uploads/anna_dziubinska_348_unsplash_f8b7844156.jpg" alt="" width="3872" height="2592" />

Tipe Protector (Pelindung)

Tipe protector adalah kepribadian yang tidak mudah tergoda dengan tren baru. Mereka akan melindungi uang yang dimilikinya. Soal masa depan, mereka tidak perlu khawatir karena ada dana pensiun dari pekerjaannya.Nah, sebaiknya untuk tipe ini jangan terlalu melindungi uang. Anda bisa memulai pendanaan di fintech peer to peer lending yang saat ini sedang booming.

<img class="aligncenter size-full wp-image-3050" src="https://access.amartha.com:443/uploads/mathieu_turle_524977_unsplash_437911ebce.jpg" alt="" width="5184" height="3456" />

Tipe Pleaser (Penggembira)

Tipe ini adalah tipe yang royal, baik kepada diri sendiri (sebagai bagian dari rewards) atau kepada orang lain. Tipe ini juga tidak memperdulikan keputusannya termasuk kategori yang berisiko atau tidak. Hati-hati dengan tipe ini. Pasalnya, uang anda akan habis percuma. Anda tidak mempunyai keuangan yang sehat jika masih royal.

<img class="aligncenter size-full wp-image-3054" src="https://access.amartha.com:443/uploads/freestocks_org_187367_unsplash_857cd45de1.jpg" alt="" width="5185" height="3457" />

Sudah tahu khan sekarang masuk ke tipe yang mana? Untuk yang masuk ke kategori players dan pleaser, ayo segera ubah kebiasaan anda dengan melakukan pendanaan di Amartha. Apa keuntungannya? Ada keuntungan sampai 15 persen. Selain itu, pendanaan anda itu memberikan dampak sosial. Pasalnya, Amartha mempunyai misi untuk memberikan akses keuangan kepada pengusaha mikro perempuan di pedesaan. Anda dapat ikut mewujudkan inklusi keuangan bersama Amartha. 

&nbsp;

4 Tipe Kepribadian Dalam Mengelola Keuangan

Tag: tips