icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Gaya Hidup / Ketahui Karakter Pengelolaan Keuangan Antar Generasi Berikut! Kamu Kira-Kira Generasi yang Mana?
icon-lang
icon-lang

Ketahui Karakter Pengelolaan Keuangan Antar Generasi Berikut! Kamu Kira-Kira Generasi yang Mana?

By Team Amartha Blog - 27 Jul 2020 - 3 min membaca

Setiap dekade maupun perkembangan zaman umumnya melahirkan generasi baru. William Strauss dan Neil Howe dalam bukunya yang berjudul Generations: The History of America’s Future, 1584 to 2069, menyimpulkan bahwa ada lima generasi dalam kurun waktu seratus tahun terakhir. Kelima generasi yang dikelompokkan dalam masanya masing-masing tersebut adalah generasi Baby Boomers, X, Y (Milenial), Z dan Alpha.

Teori pengelompokan generasi dari Strauss dan Howe ini kemudian menjadi populer. Lantas, seperti apa sih sebenarnya karakter pengelolaan keuangan antar generasi tersebut? Simak penjelasannya berikut ini!

1. Generasi Baby Boomers (1946-1964)

Lahir setelah masa perang dunia ke-2, generasi ini cenderung hidup mandiri dan pekerja keras. Alih-alih bergantung pada orang tua, generasi Baby Boomers justru mencari uang untuk keluarganya. Artinya, mereka bekerja keras untuk mensejahterakan anak-anaknya.

Generasi ini sangat aware terhadap keturunannya, mereka tidak ingin anak-anaknya merasakan kesusahan yang dirasakannya saat masa perang dulu. Oleh karena itu, mereka cenderung menghabiskan penghasilannya untuk membeli tanah, rumah, kendaraan dan sisanya ditabung sebagai warisan untuk anaknya nanti.

2. Generasi X (1965-1976)

Lahir dari keturunan generasi Baby Boomers yang terkenal sebagai pekerja keras demi membahagiakan keturunannya, generasi X yang lahir di tahun 1965-1976 juga masih mengadopsi karakter orang tuanya yang mencari uang demi membahagiakan keluarga. Bedanya, generasi ini mulai akrab dengan investasi dan juga memiliki jiwa pengusaha.

Selain itu, orang yang terlahir di generasi X mulai sadar akan pentingnya dana pensiun. Berkaca dari generasi sebelumnya yang sama sekali belum sadar akan hal tersebut. Mereka cenderung menggunakan uang yang dimiliki untuk modal usaha, biaya anak, membeli kendaraan dan membeli properti.

3. Generasi Y atau Millenial (1977-1995)

Generasi Y atau generasi milenial lahir di saat kemajuan teknologi sedang berkembang (1977-1995). Mereka cenderung bergantung kepada teknologi (tech-savvy). Karena terlahir di era globalisasi serta bergantung pada gadget dan internet, generasi ini cenderung memiliki sifat konsumtif untuk membeli paket internet, atau bahkan membeli gadget keluaran terbaru.

Beruntung, generasi millenial mendapatkan pendidikan yang lebih layak dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pendidikan inilah yang kemudian jadi filter dari banyaknya pengaruh buruk globalisasi. Mereka cenderung dikenal ambisius dalam bekerja. Di samping bekerja kantoran, sebagian dari mereka memilih membuka bisnis sendiri untuk menuju kesuksesan.

4. Generasi Z (1996-2010)

Lahir di tahun 1996-2010, sejak kecil generasi ini sudah akrab dengan teknologi dan internet dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Akrab dengan media sosial, generasi Z lebih suka mencari popularitas dengan aktif di berbagai sosial media, misalnya Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. Selain itu, mereka juga akrab dengan banyak inovasi bisnis yang menggabungkan teknologi dan bisnis, misalnya toko online.

5. Generasi Alpha (2011-Sekarang)

Generasi Alpha adalah mereka yang lahir di era teknologi bukan lagi menjadi hiburan semata, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Situasi ketergantungan teknologi pada generasi Alpha membuat generasi ini paling transformatif dibandingkan generasi sebelumnya. Saat ini, masih belum bisa diprediksi watak mereka dalam bekerja dan bagaimana kecenderungannya menghabiskan uang.

Setiap generasi tentunya memiliki karakteristik yang unik dalam mengeola keuangannya. Selain instrumen investasi konvensional yang umumnya telah diketahui antar generasi tersebut, saat ini skema pendanaan di Amartha juga layak dicoba.

Pasalnya, dengan menjadi pendana bagi para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, kalian bisa mendapatkan keuntungan hingga 15% per tahun dan cash flow mingguan. Selain itu, pembayaran angsurannya juga dapat diambil kapan saja.

Keamanannya? Aman dan terpercaya pastinya, karena Amartha merupakan Peer to Peer (P2P) Lending yang telah berizin usaha dan diawasi oleh OJK. Amartha juga menggunakan sistem pengelolaan risiko terintegrasi di lapangan, teknologi, dan jaminan pendanaan dengan asuransi.

Manfaat lainnya? Dana milikmu akan punya dampak dan manfaat sosial karena Amartha bertekad menciptakan kesejahteraan yang merata di Indonesia. Dana milikmu pun akan disalurkan kepada para Perempuan Tangguh, pengusaha mikro mitra Amartha di pelosok pedesaan.

Tags:

Artikel Terkait

Apa Itu Hampers

Apa Itu Hampers? Ini Arti, Jenis, dan Trennya

Gaya Hidup
hampers lebaran

12 Ide Hampers Lebaran yang Unik dan Mengesankan

Gaya Hidup
biaya mudik dengan mobil pribadi

Ini Rincian Biaya Mudik dengan Mobil Pribadi

Gaya Hidup
menu buka puasa irit

Wajib Dicoba! 13 Menu Buka Puasa Irit dan Nikmat

Gaya Hidup

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://access.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png