icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Gaya Hidup / Waspadai Tanda-tanda Shopaholic, dan Ini Cara Mengatasinya!
icon-lang
icon-lang

Waspadai Tanda-tanda Shopaholic, dan Ini Cara Mengatasinya!

By Tim Blog Amartha - 20 Mar 2024 - 3 min membaca

Shopaholic atau kecanduan belanja menjadi gangguan yang perlu kamu waspadai. Kondisi tersebut akan menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan penderitanya, khususnya masalah ekonomi. 

Ciri seseorang kecanduan belanja di antaranya impulsif dan tidak bisa berhenti berbelanja. Bahkan, pecandu belanja bisa melakukan tindak kriminal untuk melancarkan aksi belanjanya. Simak artikel ini hingga akhir untuk tahu cara mengatasi kecanduan belanja!

Pengertian Shopaholic

Kecanduan belanja merupakan kesulitan mengontrol impuls saat membeli sesuatu. Pada awal abad ke-20, jenis kecanduan ini diakui sebagai suatu gangguan mental. Hingga kini, semakin banyak orang yang mengalami kecanduan belanja mengingat opsi belanja online sudah tersedia.

Ketika seseorang adalah pecandu belanja, maka sumber kebahagiaan dan kepuasaan orang tersebut berasal dari berbelanja. Namun, ini tidak sehat karena rasa bahagianya hanya bertahan sementara.

Tanda-Tanda Shopaholic

Terdapat berbagai tanda yang menunjukkan seseorang termasuk pecandu belanja, tujuh di antaranya adalah:

1. Kesenangan yang Intens Sehabis Belanja

Biasanya, pecandu belanja memiliki self-esteem rendah yang membuatnya selalu merasa kurang. Belanja menjadi cara agar harga dirinya meningkat dan utuh kembali. Selain itu, belanja juga menjadi cara untuk mengisi kekosongan emosional. 

Setelah berbelanja barang yang disukai, pecandu belanja merasa sangat senang sampai melupakan masalahnya. Hal tersebut mendorong perasaan candu atau ketagihan berbelanja. Jadi, bisa dilakukan berulang-ulang agar merasakan kesenangan yang intens lagi.

2. Belanja Sembunyi-Sembunyi

Belanja online yang kini berkembang dengan pesat memudahkan pecandu belanja menyembunyikan belanjaannya. Ini mengingat pecandu tersebut merasa perilakunya tidak benar dan seharusnya tidak dilakukan.

3. Selalu Membayangkan Dirinya Berbelanja

Mengalami kecanduan belanja juga bisa terlihat dari selalu berfantasi dan membayangkan tentang belanja. Kamu akan berpikir hidup lebih indah bila bisa membeli barang mewah. 

Selain itu, fantasi juga bisa tentang terkesannya orang lain saat kamu mampu membeli barang mahal yang tidak dapat dibeli orang lain. Berfantasi tentang belanja sebenarnya menunjukkan bahwa pecandu tidak bisa melakukan itu di dunia nyata. 

Jika nekat berbelanja, maka yang mungkin terjadi adalah risiko seperti tunggakan kartu kredit hingga hutang yang menumpuk.

4. Harus Belanja Saat Merasa Stres

Seorang shopaholic juga mengharuskan dirinya untuk belanja saat stres maupun merasakan emosi negatif lain seperti depresi dan cemas. Ini karena ia berpikir bahwa belanja jadi solusi yang memperbaiki perasaan negatif tersebut. 

Faktanya, belanja saat stres jadi bentuk pelarian yang membuatnya berperan sebagai penopang hidup. Ini yang mendorong seseorang kecanduan belanja.

5. Timbul Perselisihan dengan Orang Terdekat Mengenai Keuangan

Kecanduan belanja bisa memungkinkan membuat seseorang meminjam uang demi mewujudkan hasrat membeli barang yang sebenarnya di luar kemampuan. Ini berisiko membuat orang terdekat mengucilkan sang pecandu karena merugikan atau bahkan menipu mereka demi berbelanja. 

Padahal, mengalokasikan uang untuk mendapatkan passive income akan lebih besar manfaatnya dibandingkan menghabiskannya untuk belanja. Salah satu caranya dengan melakukan pendanaan di  microfinance marketplace Amartha . Cuma dengan modalin mulai dari Rp100.000 aja, kamu sudah bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun.  

6. Sulit Berhenti Belanja

Ketika kamu sudah kecanduan berbelanja, maka kemampuan mengendalikan keinginan belanja akan berkurang. Ini membuat belanja jadi sulit dihentikan. Kamu akan terus memikirkan ingin membeli barang apa lagi setelah selesai membeli suatu barang.

7. Menormalkan Belanja Setiap Hari

Satu lagi tanda seseorang kecanduan belanja, yakni menormalkan belanja sebagai kegiatan sehari-hari. Ini terjadi ketika pecandu masih melanjutkan kegiatan belanjanya meskipun kesenangan yang muncul setelah berbelanja sebenarnya mulai hilang.

Artinya, belanja bagi si pecandu adalah bagian kehidupan yang harus ada agar merasa normal. Bila tidak berbelanja, pecandu akan merasa kegiatan sehari-harinya belum lengkap. Efeknya sama seperti ketika tidak tidur atau tidak makan seharian.

Dampak Shopaholic dan Cara Mengatasinya

Sikap kecanduan belanja atau shopaholic juga menimbulkan dampak negatif baik bagi si pecandu maupun orang sekitarnya, Mulai dari keuangan yang bermasalah hingga terjebak dalam pengulangan siklus belanja, selengkapnya sebagai berikut:

Keuangan Bermasalah

Kebutuhan akan belanja yang terus meningkat mengharuskan pecandu belanja mengeluarkan banyak uang. Belum lagi bila jenis barang yang dibeli adalah barang-barang mewah. 

Ini menyebabkan keuangan si pecandu memburuk akibat semakin berkurang untuk dipakai berbelanja. Tabungan yang ada pun mungkin saja dipakai hingga tidak ada yang tersisa.

Bila sudah seperti itu, maka pecandu akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Salah satu yang paling umum adalah dengan mengambil pinjaman ilegal. Namun, tindakan tersebut berisiko membuat si pecandu terlilit hutang bila tidak mampu melunasinya.

Pada akhirnya, orang-orang terdekat seperti keluarga hingga sahabat akan menjadi korban dari tindakan tersebut.

Dapat Terlibat Aktivitas Kriminal

Seseorang dengan kondisi shopaholic yang kronis juga berisiko terlibat aktivitas kriminal seperti mencuri uang atau barang. Ini dilakukan demi mewujudkan keinginan belanjanya yang tidak dapat dikendalikan. Pecandu belanja pun akhirnya akan berurusan dengan hukum akibat perilakunya sendiri.

Terjebak dalam Siklus Berulang

Pecandu belanja umumnya melampiaskan perasaan negatif dengan berbelanja. Harapan si pecandu adalah emosi negatif tersebut dapat terlupakan setelah belanja. Ini mengingat belanja memang melepaskan hormon endorfin dan dopamin. 

Namun, bukan kesenangan yang pecandu dapat melainkan penyesalan dan sedih karena belanja berlebihan. Akhirnya, belanja pun dilakukan kembali demi melupakan emosi negatif tersebut. Siklus tersebut terus berulang hingga akhirnya pecandu terjebak di dalamnya.

Cara Mengatasi Kecanduan Belanja

Mengalami kecanduan belanja sebenarnya menjadi indikasi masalah yang lebih besar jika melihat tingkat keparahan serta sumber kecanduannya. Penderita bisa saja memiliki gangguan kesehatan mental yang serius, seperti gangguan kecemasan hingga depresi.

Untuk mendapatkan diagnosis dari ahlinya, kamu bisa konsultasi dan periksa ke psikolog atau psikiater. Selain itu, kamu bisa mengatasi kecanduan belanja melalui berbagai cara berikut:

  • Akui dan sadari bahwa belanja berlebihan akan merugikan sehingga harus dihentikan segera;
  • Bicarakan masalah yang menjadi pemicu kecanduan belanja pada orang terdekat yang terpercaya;
  • Meminta bantuan dari anggota keluarga terpercaya untuk memegang kendali pengeluaran dana;
  • Memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan lain seperti membaca atau menonton film alih-alih berbelanja;
  • Menyimpan uang tunai secukupnya dan menghindari kartu kredit hingga mobile banking agar tidak menggunakannya dengan impulsif;
  • Berbelanja hanya ketika ditemani orang terdekat yang pandai mengatur dan menghemat keuangan sebagai pengontrol aktivitas belanja;
  • Relaksasi saat terdapat pemicu yang menyebabkan frustasi atau stres, sebab tidak bisa membeli suatu barang yang sangat diinginkan.

Berbagai tanda-tanda shopaholic serta dampak negatifnya tersebut menggambarkan bahaya dari kecanduan berbelanja. Oleh sebab itu, perlu menerapkan langkah yang tepat untuk mengatasi kondisi kecanduannya. 

Mengalokasikan keuangan untuk aspek yang lebih bermanfaat seperti melakukan pendanaan bisa jadi salah satu langkah tepat untuk mengatasi kebiasaan shopaholic. Alih-alih memiliki masalah keuangan akibat perilaku konsumtif, kamu akan meningkatkan dan memperbaiki kondisi keuangan sehingga lebih sehat. Jadi, yuk mulai segera pendanaan di Amartha agar lebih untung!

Download aplikasi Amartha di Android
Download aplikasi Amartha di iOS

Tags:

Artikel Terkait

Shopaholic

Waspadai Tanda-tanda Shopaholic, dan Ini Cara Mengatasinya!

Gaya Hidup
belanja bulanan

Anti Over Budget! 9 Tips Belanja Bulanan yang Efektif

Keuangan

Bagaimana Cara Mengatasi Kebiasaan Impulsive Buying?

Keuangan

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://access.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png