Andi Taufan Garuda Putra, Dirikan Amartha untuk Kesejahteraan Merata di Indonesia
By Team Amartha Blog - 21 Nov 2019 - 3 min membaca
Andi Taufan Garuda Putra merupakan Pendiri dan CEO Amartha dan kini menjadi Staf Khusus Presiden. Amartha adalah perusahaan pionir peer to peer (p2p) lending atau fintech p2p berdampak sosial yang menyalurkan pendanaan modal usaha mikro kepada perempuan di pedesaan. Hingga kini, Amartha telah menghubungkan dan menyalurkan pendanaan dari pendana di perkotaan sebesar Rp 1,6 triliun kepada lebih dari 339 ribu mitra di pedesaan pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera.
Pria berdarah Bugis yang akrab disapa Taufan ini, lahir di Jakarta pada 32 tahun lalu. Taufan merupakan anak tertua dari dua bersaudara yang telah mengenyam gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung dan Master of Public Administration, Harvard Kennedy School. Dia juga telah menikah dengan Putri Nandi Pinta Agusria. Dari pernikahan itu, dia memiliki seorang putra bernama Andi Denali Rumi Garudaputra.
Mengawali karir di IBM Global Business Services, Taufan tergerak hatinya untuk meninggalkan pekerjaannya dan melakukan sesuatu yang lebih bernilai bagi rakyat kecil. Di tahun 2010, Taufan mendirikan Amartha, bisnis berdampak sosial memberikan akses permodalan kepada perempuan. di piramida terbawah di pedesaan, diawali dengan perempuan di Desa Ciseeng, Kabupaten Bogor. Para perempuan diwajibkan untuk membentuk kelompok untuk saling mendukung mengembangkan usaha satu sama lain dan juga membantu bila ada anggota yang mengalami kesulitan dengan tanggung renteng.
“100 persen peminjam merupakan pelaku usaha mikro perempuan di desa. Sebagai bisnis yang dilandasi nilai-nilai sosial, kami ingin membantu mencapai sustainable development goals melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan mengurangi ketimpangan pendapatan di pedesaan,” kata Taufan.
Baca Juga: Amartha Raih Penghargaan SDG's di Jenewa
Selain itu, lokasi mereka sulit dijangkau oleh lembaga keuangan konvensional. Akses transportasi yang sulit membuat Taufan mendatangi para pelaku usaha mikro di desa tersebut dengan kereta api, angkutan umum maupun ojek setempat. “Dulu jalanan di desa masih penuh lubang. Banyak batu dan tanah di jalan. Enggak seperti sekarang. Jalanan sudah bagus,” kata Taufan.
Melalui pendekatan sosial bisnis, Taufan membuat lembaga keuangan dengan sistem yang mudah menggunakan pola pembiayaan kelompok. Mulanya, dia hanya memberikan pinjaman kepada sekitar 20 orang peminjam. Tak disangka, pertumbuhan peminjam semakin bertambah hingga 200 orang. Kegigihannya membangun perusahaan ini membuahkan hasil. Dia mendapatkan penghargaan Ashoka Young Change Makers Awards 2010. Setelah mendapatkan penghargaan itu, orang tuanya yang dahulu tidak mendukung. Kini, mendukung usahanya dalam membangun Amartha.
Meski begitu, tantangan di depan masih harus terus dihadapinya. Beberapa kali, dia mengalami kegagalan, namun tak membuatnya pupus harapan.“Ya, sempat sulit juga mendapatkan pinjaman usaha untuk ibu-ibu saat itu. Karena kami masih menggunakan sistem manual,” ungkapnya.
Baca Juga: Mau Mulai Usaha? Ini #KataTaufan
Berkembang Pesat
Amartha juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari total dana yang disalurkan. Pada akhir 2018, total dana yang didistribusikan mencapai lebih dari Rp 700 Miliar, meningkat lebih dari 200% dari tahun 2017 sebesar Rp 200 miliar. Amartha pun terus berkembang hingga menjangkau Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Kini, Amartha telah menyalurkan Rp 1, 5 Triliun kepada lebih dari 336.000 pengusaha mikro perempuan di Indonesia (Data Amartha, 19 November 2019). Hingga pada Oktober 2019, Amartha telah menjangkau pulau Sulawesi. Sulawesi Selatan menjadi cabang pertama Amartha. Sebagai putra daerah Sulawesi Selatan, dia bangga Amartha dapat menjangkau pulau Sulawesi.
Bahkan, pada akhir tahun, Amartha akan menjangkau pulau Sumatera. Atas prestasinya dalam memberantas kemiskinan, November 2019, Amartha mendapatkan penghargaan di SDG Geneva Summit 2019, Jenewa, Swiss. Penghargaan tersebut disematkan kepada Amartha sebagai perusahaan jasa keuangan yang berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan pertama, yaitu pengentasan kemiskinan.
Andi Taufan Garuda Putra di kantor Amartha, Jakarta[/caption]
Amartha menjadi satu-satunya perusahaan fintech dari Asia Tenggara yang terpilih sebagai finalis bersama 11 negara berkembang lainnya dari seluruh dunia. Terhitung ada tiga perusahaan fintech dari India, Meksiko dan Somalia/Peru yang menjadi pesaing Amartha pada kategori Jasa Keuangan. “Adalah impian saya dapat melihat Indonesia yang semakin sejahtera dan merata. Dengan hadirnya Amartha, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan akses pembiayaan sektor UMKM sehingga dapat menciptakan perekonomian yang lebih inklusif di Indonesia, tutupnya.
Artikel Terbaru
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG