icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Bisnis / Apa Itu Sistem Bagi Hasil? Begini Metode, Prinsip, dan Cara Menghitungnya
icon-lang
icon-lang

Apa Itu Sistem Bagi Hasil? Begini Metode, Prinsip, dan Cara Menghitungnya

By Tim Blog Amartha - 15 Jan 2024 - 3 min membaca

Kamu mungkin sering mendengar istilah “bagi hasil” namun masih bingung bagaimana cara  menerapkannya. Dalam dunia bisnis, istilah sistem bagi hasil berlaku bagi mereka yang ingin memulai usaha namun memiliki dana terbatas. 

Pengertian Sistem Bagi Hasil

Bagi hasil adalah sebuah bentuk perjanjian yang disepakati oleh pengusaha dan investor (pemberi modal) dengan tujuan pembagian laba atau keuntungan. Perjanjian tersebut sebagai bukti adanya kerjasama yang terjalin antara kedua belah pihak. Nantinya, jika perusahaan mendapatkan keuntungan, maka hasilnya akan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang tertulis pada perjanjian. 

Perlu diingat, sistem ini tidak hanya berlaku untuk pembagian keuntungan, tapi juga berlaku ketika perusahaan mengalami kerugian. Ini artinya, kedua belah pihak juga harus mau menanggungnya sesuai dengan porsinya masing-masing. 

Dengan kata lain, kedua pihak harus siap dengan segala risiko yang terjadi pada perusahaan. Lantas, bagaimana cara menjalankan sistem ini? Apa saja metode dan cara perhitungannya? Yuk, simak. 

Metode dalam Bagi Hasil 

Kamu mungkin penasaran tentang metode atau cara pembagian hasil antara pemodal dengan pihak pengelola. Sebagai informasi, dalam bagi hasil terdapat tiga metode yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi. Ketiga metode sistem bagi hasil tersebut diantaranya adalah: 

Profit Sharing

Merupakan suatu metode yang akan membagi keuntungan yang diperoleh dari jumlah pendapatan setelah dikurangi dengan biaya operasional. Artinya, bagi hasil yang diterima oleh pengelola dan investor adalah laba bersih atau keuntungan dari perusahaan. 

Gross Profit Sharing

Merupakan sistem pembagian hasil keuntungan berdasarkan laba kotor, yaitu jumlah pendapatan perusahaan yang telah dikurangi dengan HPP (harga pokok penjualan) produk. Jadi metode yang kedua ini tidak memperhitungkan pengurangan dari biaya operasional perusahaan, seperti gaji karyawan, pajak, biaya pemasaran, dan lain sebagainya.  

Revenue Sharing

Merupakan cara bagi hasil yang dihitung dari seluruh pendapatan perusahaan sebelum dikurangi dengan komisi dan biaya operasional. Metode bagi hasil yang ketiga ini umumnya digunakan dalam sistem perbankan. Cara ini bisa kamu terapkan dalam sebuah akad atau perjanjian secara tertulis apabila berencana untuk mendistribusikan hasil usaha dengan pihak lembaga keuangan syariah.

Prinsip dalam Menjalankan Bagi Hasil

Pada dasarnya, metode apapun yang digunakan dalam menentukan pembagian hasil suatu usaha harus berdasarkan etika atau prinsip yang berlaku. Hal ini juga berlaku saat menjalankan sistem bagi hasil. Berikut beberapa prinsip bagi hasil yang perlu kamu pahami:

Kesepakatan yang Jelas 

Saat menjalankan kerjasama dengan pihak lain harus ada kesepakatan yang jelas tentang berbagai hal. Khususnya dalam hal permodalan, kedua belah pihak harus sudah menentukan cara pembagiannya, apakah investor hanya memberikan sebagian modal saja atau justru seluruh modal. Apabila kedua pihak sepakat untuk saling menyetorkan modal. Maka, perlu adanya persentase perhitungan pembagian jika rasio modal yang disetorkan berbeda-beda. 

Kejelasan Usaha

Selain mencapai kata sepakat mengenai modal, jenis usahanya pun harus jelas. Ini juga berlaku jika pihak pengelola memutuskan hendak mengganti atau mengembangkan bisnisnya. Kejelasan usaha ini sangat penting untuk menghindari timbulnya perselisihan di kemudian hari. 

Ketentuan Waktu

Sebagai pihak pemberi modal, para investor tentunya ingin mengetahui kapan bisa menerima hasilnya. Untuk itu, dalam menjalankan sistem bagi hasil juga harus ada kesepakatan yang jelas tentang kapan pembagian tersebut terjadi, apakah dilakukan setiap bulan, per tiga bulan, atau rentang waktu yang lainnya. Apabila terjadi keterlambatan, tentunya semua pihak harus memahami seperti apa kondisi bisnis pada saat itu dan setuju untuk menerima adanya keterlambatan dalam pembagian hasil. 

Ketentuan Pembagian 

Selain waktu pembagian, jumlah yang diterima juga harus jelas. Jadi, tentukan terlebih dahulu seperti apa mekanisme pembagian hasilnya agar tidak timbul masalah di kemudian hari. 

Baca Juga: Apa Itu Bisnis B2B?

Cara Menghitung Bagi Hasil

Nah, setelah memahami apa itu bagi hasil, metode, dan prinsipnya, kamu juga harus mengetahui bagaimana cara perhitungannya. Terdapat 3 sistem kerjasama dalam berbisnis yang setiap jenisnya memiliki perhitungan bagi hasil yang berbeda-beda, berikut caranya. 

Pemodal Hanya Berperan sebagai Investor

Sistem kerjasama yang pertama adalah pemberi modal bertindak hanya sebagai investor saja dan tidak ikut terjun secara langsung dalam mengelola perusahaan. Kedepannya , ketentuan pembagian hasilnya dihitung berdasarkan persentase kepemilikan modal. Tentunya, ketentuan tersebut telah disepakati bersama di awal menjalin kerjasama.

Untuk pembagian hasilnya dihitung berdasarkan persentase besarnya modal/saham yang disetor. Dengan demikian, investor dengan persentase saham terbanyak akan memperoleh hasil yang lebih banyak. Sedangkan pihak pengelola akan memperoleh dividen berdasarkan persentase kepemilikannya ditambah dengan gaji bulanan yang diterima atas kinerjanya dalam operasional perusahaan. 

Pemilik Modal Sekaligus Partner/Rekan Kerja

Sistem kerjasama yang kedua adalah pemberi modal juga bertindak sebagai pengelola alias ikut berpartisipasi dalam operasional perusahaan. Kalau kamu memilih sistem kerjasama ini, maka pihak pemberi modal akan mendapatkan dua pemasukan. 

Pertama, memperoleh pembagian dividen yang umumnya diberikan satu kali dalam setahun. Kedua, mendapat gaji bulanan, baik itu di awal atau akhir bulan, tergantung dari sistem gaji yang dianut oleh perusahaan.

Contohnya, Arman dan Dila mendirikan usaha cafe dengan rincian modal Rp150 juta dari Amran dan Rp200 juta dari Dila. Jadi, modal awal usaha cafe tersebut adalah Rp350 juta. 

  • Perhitungan kepemilikan modal:

Arman = (150 juta/350juta) x 100% = 43%

Dila = (200 juta/350juta) x 100% = 57%

Gaji yang disepakati per bulannya adalah Rp5 juta. Jika keuntungan yang diperoleh selama satu satu sebesar Rp400 juta, maka estimasi bagi hasil keuntungannya adalah: 

Keuntungan  Rp400 juta

Investasi tahun depan  Rp200 juta

Biaya operasional  Rp60 juta

Dividen  Rp140 juta

 

  • Perhitungan Dividen:

Arman = 43% x Rp140 juta = Rp60 juta

Dila = 57% x Rp140 juta = Rp80 juta

 

  • Perhitungan Pendapatan:

(Karyawan 1)

Gaji Rp 5 juta/bulan x 12  Rp 60 juta

Dividen  Rp 60 juta

Total  Rp 120 juta

(Karyawan 2)

Gaji Rp 5 juta/bulan x 12  Rp 60 juta

Dividen  Rp 80 juta

Total  Rp 140 juta

Pemodal Sebagai yang Memberi Pinjaman

Sistem bagi hasil yang ketiga adalah, pemberi modal menyerahkan uangnya dalam bentuk hutang. Pada konsep kerjasama ini serupa dengan jika kamu meminjam uang untuk bisnis dari bank. Nantinya, pihak pemberi modal akan disebut sebagai kreditur. 

Meskipun memberikan dana untuk modal, tapi kreditur tidak mempunyai saham di perusahaan yang diberinya modal. Jadi, kreditur tidak akan menerima dividen. Namun, pihak pengelola perusahaan wajib membayar pinjaman sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. 

Jika pembayaran utang melewati tempo yang telah disepakati, maka risiko yang ditanggung oleh pengelola adalah bunga pinjaman yang semakin bertambah. Itu sebabnya, pertimbangkan untung ruginya jika memilih sistem kerjasama ini. 

Seperti, menghitung rincian jumlah uang yang akan dipinjam, menilai kemampuan bisnis dalam menghasilkan keuntungan, serta jangka waktu peminjaman. Jangan sampai nominal yang kamu keluarkan tidak realistis dan justru akan memberatkan saat tiba waktunya harus dibayar. 

Nah, itulah informasi seputar bagi hasil yang perlu kamu pahami. Intinya, dengan memilih sistem bagi hasil dan pengelolaan usaha yang tepat akan memberikan keuntungan yang besar. Tertarik untuk menjadi investor? Kamu bisa mengawalinya dengan cara melakukan pendanaan di Amartha microfinance marketplace. Dengan berinvestasi di Amartha, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun dengan modalin mulai dari Rp100.000 aja.

Download aplikasi Amartha di Android
Download aplikasi Amartha di iOS

Tags:

Artikel Terkait

omnichannel marketplace

Apa Itu Omnichannel Marketplace? Ini Pengertian dan Manfaatnya dalam Bisnis

pengertian omnichannel

Omnichannel Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Kerjanya

Laporan keuangan perusahaan

Laporan Keuangan Perusahaan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

6 Peluang Join Usaha Tanpa Modal, Apa Saja?

usaha modal 5 juta

Cuan Besar! 9 Ide Usaha Modal 5 Juta Menguntungkan

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://access.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png